Meet Again (4/4)

43 7 0
                                    

Doyoung meletakkan remote pendingin ruangan setelah menaikkan suhunya, lalu berjalan memutari ranjang pasien dan duduk di kursi di sana.

Gadis yang biasanya dia lihat dalam balutan pakaian dokter kini dia lihat dalam balutan pakaian pasien, tengannya tertancap infus dan tubuhnya begitu lemas terbaring di ranjang.

Tadi pagi saat Professor Lee mengatakan bahwa sang ayah sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa, Doyoung sudah merasa aneh, biasanya Sejeong yang mendampingi Professor Lee, kali ini digantikan orang lain.

Biasanya pula, Sejeong yang mengurus semuanya dan memastikan semuanya aman sembari memberi perhatian pada ibunya. Tapi kali ini berbeda.

Akhirnya Doyoung bertanya pada Professor Lee, apakah memang itu prosedurnya karena Sejeong yang sudah membantu operasi, atau karena ada masalah lain. Disitulah Professor Lee mengatakan bahwa tubuh dokter muda itu tumbang kemarin sore di bangsal ICU.

Doyoung buru-buru menanyakan dimana gadis itu dirawat, dan di sinilah dia sekarang. Ternyata Sejeong belum bangun sejak semalam. Informasi dari dokter yang merawatnya, Sejeong harus istirahat total.

Ada rasa bersalah di benak Doyoung, mengingat bagaimana gadis itu berusaha keras dalam proses pengobatan ayahnya sekaligus menjadi penenang baginya dan sang ibu. Doyoung lupa jika Sejeong punya penyakit kronis yang selalu menyulitkannya dulu.

Mata Sejeong mulai bergerak resah, kelopaknya perlahan terbuka dan mencari informasi dimana dia sekarang.

"Kim Doyoung" ucap Sejeong lemas

"Eoh, aku di sini. Kau butuh sesuatu?" balas Doyoung

"Semalam aku masih di IGD" ujar Sejeong

"Iya, kau harus dirawat, makanya dipindah kemari" jawab Doyoung

"Lalu, ayahmu... Professor Lee... Dimana ponselku?" Sejeong bergerak resah, berusaha duduk, menengok kanan dan kiri.

"Tidak perlu dipikirkan, ayahku sudah dipindah ke ruangan sebelah, kau sekarang cuti. Dan ponselmu sedang ku isi daya di sana" jelas Doyoung yang terpaksa ikut berdiri

"Ah, kepalaku sakit" rintih Sejeong

"Makanya jangan bergerak tiba-tiba, kau anemia!" balas Doyoung

"Bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Sejeong

"Semuanya baik, Professor Lee yang mengurus semuanya, termasuk cutimu, dan ruangan ini" jelas Doyoung

Sejeong menghela napas berat, baru sadar jika dia berada di satu bangsal dengan ayah Doyoung itu artinya dia berada di bangsal VIP.

"Kenapa aku di sini?" keluh Sejeong

"Seperti yang kubilang, Professor Lee yang mengurusnya. Dia bilang, kau tidak usah khawatir, pihak rumah sakit sering melakukan hal ini pada karyawan yang sakit di jam kerja" jelas Doyoung lagi

"Aku mau minum" pinta Sejeong

"Sebentar, aku ambilkan" Doyoung memutar ranjang dan mengambil gelas air di nakas satunya

Sejeong menegak air di gelas itu sampai habis, tenggorokan yang sejak semalam terasa panas dan kering kini sudah sedikit lebih baik.

"Mau sarapan sekarang?" tanya Doyoung

Sejeong menggeleng, "Aku tidak nafsu"

"Tapi kau harus minum obat, kau juga demam sejak semalam kalau kau tidak tahu"

"Aku tahu, aku merasakannya" jawab Sejeong yang kini kembali berbaring

"Kau ingin makanan yang lain?" tanya Doyoung

Book of UsWhere stories live. Discover now