24

10.3K 919 49
                                    

06:12 -

"Beneran keluar dari Stewars?"

"Loh! Gak nyangka gue kalau emang Haechan keluar dari Stewars, secara dia yang paling berpengaruh di Stewars."

"Iya, bener. Stewars kan nama tim mereka yang diputuskan sama Kak Haechan."

"Tapi, mungkin benar juga kalau dia keluar dari Stewars. Toh, dia gak pake jaketnya dan gue juga lihat anak-anak Stewars lagi di kantin tanpa Haechan."

Haechan memejamkan matanya dengan singkat saat mendengarkan desas-desus tentang dirinya.

"Ah ... Jadi, berita gue hengkang dari Stewars udah keluar?" gumam Haechan.

Haechan berjalan ke arah kantin, hingga tiba-tiba dia terjatuh sebelum masuk ke dalam kantin.

"Oops! Sengaja! Siapa suruh nyerang cewek!"

"Ganteng doang! Sukanya nyerang cewek!"

"Gak malu lo?"

"Gue sih malu ke sekolah karena nyerang cewek."

"Gua awalnya fans sama lo. Tapi, karena lo nyerang cewek, gue berhenti jadi penggemar lo."

"Bagus deh kalo Stewars gak punya anggota yang suka main tangan sama cewek."

Haechan tersenyum miring saat mendengarkan hinaan demi hinaan untuk dirinya, lalu dia melirik siswi itu dengan santai.

"Jangan macam-macam lo sama gue. Sekali gue senggol, mampus lo!" sinis Haechan.

Cewek itu diam ketakutan, habis itu dia lari terbirit-birit keluar dari kantin.

Haechan ngangkat pandangannya dan matanya bertemu sama mata Mark.

Haechan menghela napas panjang.

Biasanya, Mark bakalan nolong dia kalau ada orang yang jahatin dia. Tapi, sekarang? Mark malah buang muka seakan-akan gak perduli akan hal itu.

"Bang Haechan! Sini!" teriak Jisung saat dia gak sengaja lihat Haechan berdiri di ambang pintu kantin.

Haechan diam beberapa detik, habis itu dia senyum kecil sambil menggeleng.

"Makasih," ucap Haechan.

Haechan berjalan masuk ke kantin, lalu membeli beberapa makanan dan memakannya di sana.

Haechan memilih duduk sendiri dengan posisi meja yang terpisah dua meja dari meja Stewars.

Haechan menggigit rotinya, tetapi baru dua gigitan, Haechan menghentikan aktifitasnya saat sebuah nomor tak dikenal meneleponnya.

"Halo?"

"Dengan Taun Haechan?"

"Iya?"

"Nona Ara sudah sadar dan terus memanggil nama anda, Tuan!"

"Tapi, Nona Ara terus berteriak tidak jelas dan meminta siapapun yang lewat di depannya untuk pergi."

"Sepertinya, Nona Ara depresi berat."

"Bisakah anda datang untuk membujuknya? Dokter bahkan tidak bisa membujuknya."

"Oke ... Saya akan ke sana."

Tutt...

Haechan menutup panggilan telepon itu secara sepihak, tetapi tak lama ponselnya kembali berdering.

"Hyunjin?" gumam Haechan saat melihat ID panggilan masuk itu.

"Halo, Hyun?"

"Gawat, Chan! Koeun tahu di mana Ara dirawat!"

Bad Romance | MarkHyuckDär berättelser lever. Upptäck nu