Namun, lagi dan lagi, tangannya di cekal oleh Indah. "Masuk dulu kali, Ga. Itung-itung ucapan makasih gue udah di anterin pulang."

Ingin menolak, tapi tangannya sudah ditarik masuk kedalam rumah perempuan itu.

"Duduk dulu disini, bentar ya gue butuh minumannya dulu," Indah pun mendorong pelan tubuh Argara hingga terduduk di sofa ruang tamu.

Sementara Indah yang menyiapkan minuman, Argara sedang menyusun kata-kata yang akan ia sampaikan ke Anara perihal tadi.

Lamunan Argara buyar saat Indah datang dengan sebuah gelas isi jus jeruk didalamnya.

"Silahkan diminum dulu," ucap Indah menyodorkan gelas ke depan Argara.

Argara yang mendadak haus pun langsung meminun jus buatan Indah tersebut. Sedangkan Indah tersenyum saat jus buatannya hampir habis.

"Em, btw Ga, yang tadi itu beneran cewek lo ya?" tanya Indah.

Argara memandang Indah sekilas lalu berdehem. "Hm."

Indah mengangguk-anggukkan kepalanya. "Udah berapa lama, Ga?"

"Kepo."

Seketika Indah kicep, lalu terkekeh mencoba untuk tidak tersinggung.

Tiba-tiba Argara merasakan suhu tubuhnya yang naik, dirinya sangat merasa panas. Bukan, bukan panas karena tidak adanya kipas angin disini, bahkan di ruang tamu Indah terdapat 2 AC yang menyala.

Argara bergerak gelisah ditempat nya, Argara bingung dengan kondisi dirinya sekarang, sebab sebelum nya ia tidak pernah merasakan ini, merasakan hal yang seharusnya tidak ia lepaskan sekarang.

Melihat wajah Argara yang memerah, Indah mendekat dan menyentuh wajah Argara. "Kenapa, Ga, panas ya?"

Argara tidak menjawab dan mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafas dan membuang nafas dengan perlahan.

"Buka aja kameja nya kalo kepanasan, Ga. Disini gak ada siapa-siapa kok selain kita," ucap Indah.

Dengan lancangnya, Indah membuka kemeja Argara hingga menyusahkan kaos putih Argara yang masih melekat di tubuhnya. Bahkan dengan bangga nya Indah juga ikutan membuat cardingan miliknya hingga menyisahkan tanktop miliknya.

Sedangkan diri Argara mulai terbayang-bayang wajah Anara lah yang ada didepannya saat ini, bahkan Argara sudah tersenyum saat melihat wajah Anara didepan wajahnya, dan sial, apa-apaan ini? Bahkan 'pusat intinya' bangkit saat melihat wajah Anara di depannya.

Dengan tak sadar Argara mulai merangkup wajah Indah agar mendekat. "Cantik," bisik Argara sambil tersenyum.

Mendengar itu, jelas Indah melayang ke langit ke tujuh, tak tau saja dirinya bahwa yang Argara lihat bukanlah dirinya sebagai Indah, tapi sebagai Anara.

Sekali lagi, Indah terkejut dan senang saat bibirnya bertemu dengan bibir tipis Argara.

Tak ingin menyesal, lantas Indah membalas ciuman Argara dengan hati yang menggebu-gebu. Sedangkan hayalan Argara, dirinya kesenangan akhirnya ciuman dirinya dibalas balik oleh Anara, padahal-

Bahkan sekarang Indah sudah duduk dipangkuan Argara dengan tangan yang bermain di kepala Argara membuat rambut lelaki itu berantakan.

Argara membingkai wajah Indah. "Kamu cantik, Anara. Aku gak menyesal dengan menerima keadaan kita sekarang," ucap Argara yang masih belum tersadar. "Tiap malam, Nara. Hampir tiap malam aku harus mengendap kayak maling untuk bisa masuk ke kamar kamu, peluk kamu, bahkan aku dengan lancang nyium kening, pipi, mata, hidung, bahkan bibir kamu saat kamu tidur, aku senang walaupun gak dapet balasan apa-apa dari kamu. Aku udah kayak maling di rumah aku sendiri," bagaikan curhatan, Argara mengakhiri kalimatnya dengan kekehan pelan lalu kembali mencium bibir Indah.

ARGARA: Cold Husband [ END ]Where stories live. Discover now