[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ]
Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki-laki yang menduduki bangku menengah atas, mempunyai sifat seperti bunglon, selalu berubah-ubah. Kecuali kepada satu gadis, Argara akan menj...
Arka mengangguk. "Dan bentar lagi juga kita bakal tamattt, gila!" ucap Arka bersemangat.
"Kalau lo lulus, kalau enggak?" ucap Elang mematahkan semangat Arka.
Arka menjadi overthinking. "Udah pasti lah gue lulus!" ucap Arka yakin. Walaupun Arka berucap yakin, namun beda lagi dengan wajahnya yang terlihat khawatir.
"Hahaha, muka lo, Ka," kekeh Elang saat melihat wajah Arka. "Ga, liat deh muka Arka."
Argara yang semulanya melihat handphone, mengangkat kepalanya melihat wajah Arka.
Rasanya Argara ingin tertawa melihat muka Arka, namun ia tahan. "Kenapa muka lo?"
"Gue takuti kalau dia belum tentu bisa lulus," Elang berucap.
Argara mengangguk. "Santai kali Ka, naik pasti tuh," ucap Argara meyakinkan.
Arka mengangguk. "Iya, semoga..." ucap Arka dengan lesuh, letih, dan lunglai.
Lagi-lagi Elang tertawa mendengar suara lesuh, letih, lunglai Arka.
***
Anara, Ayna, dan Frey sedang berada di caffe untuk berunding rencana liburan.
"Eh, enaknya ntar kemana ya?" tanya Antara membuk obrolan.
"Kemana aja sih, gue ayo-ayo aja, asalkan beneran jadi. Jangan cuma wacana aja," ucap Freya yang diangguki Ayna.
"Bandung kuy, cari yang deket-deket aja," usul Ayna.
Anara mengangguk. "Hooh, ntar kita nyari villa yang deket sama pantai kalo bisa."