Part - 24. Kesiangan

4.9K 142 19
                                    


Bantu vote ya, temen aku semuanya. Biar cepet lanjut terus ending. Aku cuman kalian gamau kecewa di ending cerita nanti.

09:38

Selasa, 07 Febuary 2023

Happy Reading✨

Sudah di bilang kan suaminya itu tidak akan pernah puas lihat saja sekarang dia kesiangan. Dan Zafran juga sama kesiangan malah tadi mereka terpaksa naik grab car karena sama-sama mengantuk. Pekerjaan Zia dan juga Zafran baru selesai dan mereka memutuskan makan siang di kantor Zia.

Sampai di depan Zafran di tahan oleh satpam yang berjaga disana karena tidak menggunakan name tag dan juga, tidak melihat sebelumnya.

"Kenapa yah, Pak?"

"Maaf, cari siapa?"

"Zia udah janji mau makan siang."

"Bisa di telpon dulu ya Pak, karena saya ngga bisa langsung kasih masuk ke dalam, atau Bapak bisa ke resepsionis dulu."

"Ya."

Zafran berjalan masuk ke dalam menuju resepsionis. Untuk menanyakan Zia. Kayak orang penting aja lagian istrinya disini, padahal cuman bawahan saja.

"Halo selamat siang Pak, ada yang bisa saya bantu?"

"Mau ketemu Zia."

"Ibu Zia ya, tadi keluar Pak. Barusan aja keluarnya, mungkin sekitar 10 menit yang lalu."

"Masih lama nggak ya?"

"Coba di hubungi aja ya, Pak. Sambil nunggu duduk aja disana Pak. Nanti biar saya suruh ob buatin minum."

"Ga usah, biar nunggu aja."

Sambil menunggu, Zafran sambil mendumel jika harus menunggu lebih lama lagi akan lewat jam makan siang. Kenapa nggak bila saja jika dia tidak bisa atau harus keluar di jam makan siang. Jika begini dia harus menunggu lebih lama lagi.

Sambil bersandar di sandaran sofa Zafran menunggu hampir 20 menit dia duduk disana. Dia juga sudah lapar jika harus menunggu lebih lama.

Tidak lama ada seorang perempuan datang dan duduk tidak jauh dari Zafran sepertinya mencoba berinteraksi. Namun dia tidak perduli dan hanya diam saja seperti tidak melihat.

"Mas?"

"Mas?"

"Astagfirullah, ganteng tapi tuli."

Dalam hati Zafran kalau dia tuli juga dia tidak akan menjadi dokter seperti sekarang. Gila ya ini orang, udah gak di tanggepin masih aja.

"Laras lo ngapain?"

Dari suaranya sudah bisa di tebak itu siapa, siapa lagi kalau bukan istrinya. Pura-pura saja dia tidak melihat jika Zia sudah datang. 30 menit menunggu sampai rasanya bosan.

"Zaf, lama?"

"Kenal Zi?"

"Suami gue ini woy."

"Lah, kok beda ya, perasaan gue dulu ya suami lo itu lebih kurusan."

"Ya beda lah, orang obatnya punya gue bagus."

"Kemana aja tadi?"

"Tuh ada tamu, jadi tadi harus keluar dulu."

"Oh, terus —"

"Zaf ayok makan, di ruangan Ayah aja ya. Disana aja, makanan udah aku pesen biar ntar di anter kesana aja."

"Udah nggak laper kalau harus nunggu lagi."

"Ya maap, namanya juga kerja. Ya masa mau cepet cepet gitu."

Meried With EnemyWhere stories live. Discover now