PART - 01. Pagi Yang Buruk

28.6K 573 6
                                    


Ribut dalam rumah tangga itu wajar-wajar aja. Tapi kalo udah yang begini, apa wajar?


PART - 01. PAGI YANG BURUK


PENCET BINTANG DI SAMPING YA, TERIMAKASIH.

HAPPY READING 🌻

-Pagi pukul 08:09

Hari menyebalkan harus di lewati seperti biasanya. Seperti keributan seperti pagi ini misalnya. Pada hal, hanya masalah sepele saja. Kita hitung mundur ya, kalo kalian masih gak percaya.

Tiga

Dua

Sat-u

"Zia! DIMANA KAOS GUE. SEPATU, JAS BLA BLA."

Ingin sekali, rasanya Zia mengutuk mulut kurang aja itu. Bisa gak sih, sehari aja gak buat dia kesel, dan terganggu.

"ZIA! LO DENGER GUE GAK SIH?!" suara teriakan Zafran kembali terdengar kepenjuru ruangan.

Astaga! Ingin rasanya dia nabok itu mulut yang ngalahin toa masjid. Sebelum menjawab. Ia menarik nafas dalam-dalam, agar pagi ini tidak ada teriakan lagi seperti biasanya.

"Sabar, gue kudu sabar."

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan Zia dengan tangtop, serta hotpantsnya. Ia menatap sinis ke arah Zafran. Tangannya mengusap rambutnya yang basah, dengan handuk, dan berjalan ke arah suaminya.

Tarik nafas, hembuskan. Mulai bicara.

"Bisa gak sih, sehari aja. Gak usah teriak-teriak kaya toa begitu. Udah kaya di hutan aja teriak-teriak begitu. Gue juga denger."

"Gue kesiangan Zia. Kesiangan! Buruan, mana barang gue astaga," jawab Zafran dengan kesal.

Setelah mengatakannya Zafran menatap wajah Zia dengan kesal. Tangan yang berkacak pinggang, dagu di angkat.

"Ngapain lo bergaya sok angkuh begitu. Gue gak perduli ya. Cape tau gak sih, liat lo ngamuk begini terus," tatapan tajam Zia diberikan kepada Zafran.

"Lah, lo sendiri yang salah. Barang gue gak di siapin."

"Heh!"

Zia sudah mengangkat tangannya, dan menunjuk tepat di depan wajah suaminya. Zafran mencoba tak terlihat takut, jika takut Zia akan makin barani, dan juga kalo ngamuk suka nonjok soalnya. Bukannya gak bisa bales. Ntar turun lah harga dirinya, sebagai lelaki sejati. Walau masih di ragukan.

Walau rumah mereka penuh bacot tiap hari. Ranjang masih selalu hangat, walau kadang dengan paksaan juga. Harus adu mulut dulu, terus tarik-tarikan. Ya pokoknya rusuh lah, kalo mau dapet jatah. Siapa lagi, kalo bukan Zafran. Kalo udah nafsu, agresif banget.

"Sumpah ya, gue tuh pusing banget tau gak."

Yallah! Ini yang di bilang nikah sama musuh! Beda, banget kalo kalian pikir bakal romantis, dan mencoba menerima setelah menikah. Buktinya masih suka ngebacot. Walau begini, ini tak termasuk nafkah batin, yang di minta sama Zafran ya. Itu lain cerita.

Meried With EnemyWhere stories live. Discover now