PART - 07. TETANGGA MERESAHKAN 21+

14.6K 349 5
                                    


PART - 07. TETANGGA MERESAHKAN 21+

PENCET BINTANG DI SAMPING YA, TERIMAKASIH.

HAPPY READING 🌻

Sesudah keluarga mereka pulang Zia menyiapkan makan malam untuk mereka makan. Zafran juga sudah turun sedari tadi sehabis mandi. Sudah wangi, harum sembriwing.

Pasti mau jalan, kalau tingkahnya begitu.

Selesai makan Zia langsung membereskan sisa makanan yang tersisa sedikit dan menyimpannya kedalam lemari. Zafran memperhatikan Zia yang sedang membereskan makan, membersihkan meja, dan sekarang sedang mencuci piring.

Bangun dari posisinya, Zafran menghampiri Zia dan memeluknya dari belakang dengan mesra, tak lupa satu tangan di gunakan untuk menyingkirkan rambut Zia yang menutupi wajah cantiknya.

"Sayang," panggil Zafran gemas.

"Apa sih, paling juga ada maunya," cibir Zia sambil membilas cuciannya.

"Hehehe, tau aja kamu. Pinter banget sih," jawab Zafran sesekali menyesap basah leher Zia hingga menyisakan bekas kemerahan disana.

Zia hanya bergumam sambil melanjutkan cuciannya, setelah selesai mengambil lap tangan dan mengeringkan tangannya, lalu berbalik dan menatap Zafran yang masih setia memeluknya.

"Apa sih, lepasin sanaan ah."

Zia mendorong tubuh Zafran yang masih setia memeluknya erat.

"Gemes banget sih, makin seksi aja sih tiap hari."

"Dari dulu kali," sebal Zia memutar bola matanya dengan kesal.

Dari dulu memang memiliki tubuh yang bagus dan begitu menggoda, dulu saja Zafran tuh suka mengolok dirinya, ngatain tepos, dada kecil. Tau-tau pas udah nikah malah nerobos aja.

"Dulu mah enggak, ini apa lagi. Hasil karya aku," ucap Zafran menaikan satu alisnya menggoda.

"Cih, karena keseringan di remes juga kali. Nyesel punya suami mesum yang punya hobby ngeremes."

"Eh, bentar deh. Aku mau ngomong."

"Dari tadi juga ngomong, misi dulu aku mau minum seret."

Zia langsung menggeser tubuhnya kesamping dan pelukan Zafran yang sudah tidak erat lagi terlepas dengan sendirinya.

Setelah lepas Zia berjalan ke meja untuk mengambil gelas dan membuka kulkas untuk menuangkan susu kotak berukuran besar, yang biasa dirinya beli.

Susu yang di minumnya sisa setengah dan meletakannya di atas meja makan, lalu menatap Zafra yang menarik kursi lalu menarik Zia agar duduk mengangkang menghadapnya.

Kedua tangan Zia berada di dada milik Zafran agar tidak terlalu dekat, serta menarik ke atas gaun tidur yang tersikap hingga paha polosnya tanpa halangan terekspos.

"Biarin aja, kenapa coba."

"Kamu tuh apa sih, lepasin gak."

"Malam Jum'at loh yang, gimana?"

"Yasinan rutin tempat pak RT sana."

"Ah, kamu nolak terus ih."

"Udah, kamu mau apa sih sebenernya, dari tadi banyak bertele-telenya."

"Hehehe, Sayang, aku main ke rumah Dimas, ya?"

"Ngapain kamu kesana? Mau ngerumpi janda nih."

"Mau main aja kok, boleh ya? Sekalian nongkrong gitu."

Meried With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang