Chapter 9 [MOS#6] "Apa aku boleh bertanya sesuatu kepadamu?"

86 3 1
                                    

"Apa putriku disana baik- baik saja?".



"Ay- ayah aku takut!!" "Aku ingin pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ay- ayah aku takut!!"
"Aku ingin pulang..."

Aku meringkuk menutupi mataku yang basah, dengan segala kekuatan. Aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara, tapi... Tidak bisa!!

"Seperti ada suara? Iya nggak sih? Kalian dengar juga nga?"
Tanya Alaya kepada yang lainnya.

"Sial apa aku menangis terlalu keras?"
Gumamku.

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Berpikir mereka untuk tidak mengetahui keberadaan ku. Lalu, aku meraba pahaku, Aku tersadar bahwa ponselku hilang!!.

"Apa tertinggal? Tapi aku takut untuk kembali kesana? Akh... Bagaimana ini?!"

"Alaya, sepertinya dari tangga turun deh? Mau coba lihat?"
"Benarkah? Ayo!!"

"Jangan kesini!!!, aku mohon jangan kesini!!"

"Apa itu kau, Aira?!"
"Eh eh kalian? Sedang apa kalian disini?"
"Bukankah kita yang harus menanyakan itu ya kepadamu?"
"E- eh iya!!"
"Ada apa? Aira kau menangis? Apa kau menangis?"
"Ti- tidak kok!! Aku hanya kelilipan saja!"

"Aku tidak ingin menganggu mereka!!, Lebih baik aku pergi dari sini!!"

"Ayo kita pergi!!" Sahutku.
"Eh ada apa?"

Yang terjadi di ruang Tata boga..
(*Ini sudut pandangnya, bukan siapa² ya*)

"Aku sudah memanggilnya!! Dia akan datang 15 menit dari sekarang!! Tetaplah diam!! Amira... Aku mohon.."
Mohon Yuda.

"Mau kau memohon sekalipun, aku akan pergi!! Lepaskan tanganku!!"

Dia mencoba melepaskan kedua tangannya yang digenggam Yuda. Sekeras apapun kekuatannya, seorang gadis tidak bisa melepas genggaman seorang pria.

Lalu, seorang pria datang entah dari mana. Dan berkata

"Aku secepat mungkin datang kesini, siapa yang terluk- Amira?!"
"Akhirnya kau datang Dokter!!"
"Kenapa dengannya?"
"Panjang ceritanya.. apa kau bisa menenangkannya terlebih dahulu Dok?"
Tanyanya, dia belum menyadari bahwa Dokter itu adalah pamannya Amira.
"Disini sekolah kan? Apa UKS nya dekat dari sini? Jika dekat bawa dia kesana ya!"
"Ba- baiklah!!" Seru-nya.

Sang Dokter pun berpikir...

*Jika ini yang benar benar dilakukan oleh Amira.. itu berarti? Tidak tidak aku harus berpikir positif!!, Melihat lukanya tadi. Dia pasti melakukannya dengan sangat detail, sebenarnya apa yang dia lakukan?!*

Dan disaat itu juga dia menemukan sesuatu, dia memungut sebuah ponsel berwarna merah muda yang bergantung-kan boneka kecil.

"Apa ini? Sebuah ponsel? Siapa pemiliknya?... Akan ku simpan!".
Dia lalu menyimpannya kedalam saku jas putihnya.

"Dokter... Cepatlah!!"
"Oh ya!! Aku akan kesana"

Setelah itu, saat mereka bertiga berada di dalam UKS. Saat Amira masih berperilaku tempramental, dia menyuntikkan obat pada lehernya.

"Apa? Apa yang kau lakukan?! Dokter!"
"Tenang saja, ini hanyalah obat penenang. Lagipula Keponakanku akan bangun sebentar lagi.."

*Tunggu Ke- Keponakan?!*
Gumam Yuda tak percaya.

Berlangsung Lah pengobatan untuk Amira, sesekali Dokter itu bertanya pada Yuda yang terlihat aneh dengan ekspresi wajahnya itu.

"Bagaimana kejadiannya?"
"Iya apa? Eh apa Dok? Maaf pikiran saya tadi tidak disini!!"
"Jangan terlalu dipikirkan... Dia akan baik baik saja, percayalah padaku!!"

Diselingi suara gunting yang memotong benang jahit itu.

"Sebenarnya bukan aku yang menemukan Amira, tapi adik kelas kami. Aira namanya, aku menyuruhnya untuk pergi dan tidak mengingat hal tadi..."
"Kenapa?"
"Ya.. karena akan menjadi masalah jika hal ini terdengar oleh warga sekolah yang lain bukan?"
"Itu kau menyadarinya, kenapa kau melepaskannya? Bukannya dia masih muda? Bagaimana kalau dia tidak mengerti dengan keadaan ini, dan mengatakannya pada seseorang?"

"Mendengar pertanyaannya itu, aku tersadar. Kenapa iya? Kenapa aku membiarkannya pergi?"

Yuda pun bangun dari kursinya, bergegas ingin meninggalkan UKS dan menemui Aira.

"Kau ingin pergi kemana?"
Dokter itu pun menghentikannya, memegang tangan Yuda dengan tangannya yang penuh dengan bekas bercak darah.

"A- aku ingin menjemputnya!! Kau ingin bertanya padanya bukan Dok?"
"Kalau begitu, baiklah..."
"Aku akan kembali!!"

Yuda yang mencari- cari adik kelasnya itu, tidak menemukannya. Sudah banyak kelas ia kunjungi tapi tidak ada. Dia mencoba menelponnya, tapi tidak diangkat, bagaimana ingin diangkat, ponselnya saja ada dikantong Dokter itu.

"Aira!! Dimana kau?".

"Bukannya itu suara kak Yuda ya?"
"Itu benar!!".

"Kakak!!! Bagaimana keadaan kak Amira? Apa dia baik baik saja?!"
"Kau sendiri bagaimana? Jujur, jika aku menjadi dirimu. Aku pasti sudah menangis dengan keras ataupun sudah kabur dari sini. Kenapa kau tidak melakukannya?"
"A- aku menangis kok!! Aku takut jadi aku menangis!!"
"Ayo ikut denganku!!"

Yuda menarik lengan gadis itu.

"Kita mau kemana Kak?!"
"Tunggu Kak Yuda, bukankah sudah terlalu malam untuk bertugas!! Sekarang jam satu pagi lho!!" Ujar Alaya

"Aku sudah menemukannya!!"
"Cepat sekali!!" Puji nya.
"Kak Amira!! Apa dia sudah diobati? Pak dokter?".

Melihat Amira yang sudah diobati dan
Perutnya yang penuh dengan perban.

"Kau yang menemukannya dulu ya?"
"I- iya Pak! Maksudku, Dok!!"
"Apa kau bisa mengobrol denganku sebentar? Kau belum mengantuk kan?"
"I- iya"
"Tenang saja, Seniormu akan menunggumu"
"Baiklah Dok, tanyakan saja!!"
"Baiklah... Mulai dari pertama-"


 Mulai dari pertama-"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ABHIMIRA [Revisi]Where stories live. Discover now