#11

11.7K 1.3K 119
                                    

Huang Renjun & Lee Haechan

Hate the sin, love the sinner

⚠️ Full of Harsh word & Non Baku ⚠️
!!🔞!!

STEP BROTHER
.
.
.
.
.
.
.
.

Haechan dan Renjun sekarang sudah berada di kediaman nya. Setelah Renjun izin untuk pulang lebih dulu pada teman-teman nya, ia membangunkan Haechan dan meminta untuk pulang saja.

Sepanjang jalan Renjun khawatir karena Haechan mengemudi dalam keadaan sakit. Ia yang belum bisa mengendarai mobil di buat bingung sekaligus merasa bersalah. Tetapi yang di khawatirkan justru terlihat santai saja meskipun wajahnya sudah sangat pucat.

Renjun pun meminta Haechan untuk pergi ke rumah sakit, tetapi pria menolak dan ingin ke rumah saja. Haechan bilang hanya ingin di rawat oleh Renjun.

Dan Renjun mengiyakan permintaan Haechan untuk merawat nya. Sedari tadi Renjun sibuk menelpon Bunda nya untuk menanyakan bagaimana mengurus Haechan yang sedang demam

"Kamu udah cek suhu adik mu belum, kak?" Tanya Bunda

"Belum Bun, Bunda taro dimana sih termometer nya?"

"Coba cari di kotak obat, kak. Bunda taro di situ"

Renjun berlarian menuju kotak obat yang berada di dekat dapur.

"Ada ga kak?" Tanya Bunda

"Sebentar Bun" Renjun membuka kotak obat yang tergantung itu dan melihat termometer disana "ada Bunda" jawab Renjun

"Yaudah kamu cek dulu suhu adekmu"

"Oke Bun" Renjun pun berlarian dengan cepat ke kamar Haechan. Dan sesampainya di sana, ia langsung mengecek suhu tubuh Haechan yang sedang berbaring.

Mata Renjun terbelalak karena suhu tubuh Haechan sangat tinggi.

"Bundaaa suhu nya 39° derajat, aku harus gimana Bun?" Tanya Renjun panik

"Kakak jangan panik, kalau rawat orang yang lagi sakit ga usah panik. Kakak ambil handuk kecil, terus kakak ambil air dingin ya. Abis itu kakak kompres ke dahi adek, lakuin itu secara berulang-ulang sampai suhu adek turun"

"Oke Bun" Renjun berlari lagi ke bawah untuk menyiapkan air dingin dan handuk kecil untuk mengompres Haechan.

Ia bahkan sudah tiga kali turun naik tangga, tetapi lelahnya tidak terasa karena rasa panik lebih mendominasi.

Sambil terengah-engah ia kembali ke kamar Haechan dan membawa air dingin serta handuk kecil. Ia pun duduk di samping Haechan dan mulai mengompres Haechan dengan hati-hati agar Haechan tidak terbangun.

Haechan sekarang terlihat sangat-sangat pucat. Seketika rasa kesal Renjun hilang begitu saja melihat wajah pucat itu.

Ada perasaan panik dan sedih melihat Haechan lemah seperti ini. Renjun lebih suka Haechan menyebalkan dan membuatnya berteriak marah.

Selama bermenit-menit Renjun terus mengompres Haechan. Ketika handuk itu sudah mulai kering, ia akan membasahkan lagi dan meletakkan nya di dahi Haechan. Ia melakukan itu dengan pelan dan hati-hati, sampai air dingin itu tinggal sedikit. Renjun berinisiatif untuk mengambil lagi air dingin ke bawah. Tapi baru saja ia hendak bangun, tiba-tiba saja tangannya di genggam oleh Haechan.

STEP BROTHER [HYUCKREN]Where stories live. Discover now