32

5.3K 396 30
                                    

_______________________________________

WARNING TYPO BERTEBARAN
HARAP MEMAKLUMINYA
_______________________________________

Yang terlintas diotak Naruto saat ini hanya ingin bersama bayinya, rasa sayang mulai muncul setelah banyak sekali permasalahan yang terjadi pada dirinya kini perlahan naluri seorang 'ibu' muncul di dalam hati Naruto, tangan mungil itu tampak sangat rapuh dan lemah. Seandainya dia bisa menerima bayi ini setelah melahirkannya mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Menma.. nama ini sangat cocok untukmu." Perlahan Naruto menyentuh jemari mungil Menma, dia mengusap perlahan jari itu dengan hati-hati.

"Menma.. kau mau memaafkan papa?" Naruto menatap wajah Menma yang saat ini sedang tertidur pulas, badan Menma memang berisi tetapi seperti bayi yang sedang kekurangan gizi. Apa ini karena kurangnya asupan nutrisi asi?

"Permisi pasien atas nama Menma sudah bisa pulang, saya akan mencabut jarum infusnya sekarang." Seorang perawat datang dengan sebuah nampan berisi kain kasa dan beberapa obat. Sang perawat dengan telaten membuka perban bayi yang sengaja di perbankan di pergelangan tangan agar tangan bayi tersebut tidak terlalu banyak bergerak, perlahan jarum infus di lepasnya dari punggung tangan Menma, ajaibnya Menma tidak menangis sama sekali dia masih tertidur pulas seakan tidak terjadi apa-apa.

"Pelepasan infus sudah selesai, Tuan bisa langsung membawa Menma untuk pulang, jangan lupa berikan beberapa vitamin sirup yang sudah kami siapkan. Cara meminumkan vitaminnya bisa menggunakan pipet kecil ini dengan tarakan 1/2 sendok teh ya..lalu vitamin ini diminum setelah makan sehari sekali sudah cukup." Sang perawat menjelaskan dengan hati-hati dan detail, sambil memperagakan bagaimana cara menggunakan pipet obat, Naruto pun juga berusaha mengingat bagaimana cara-cara yang perawat itu tunjukkan.

Setelah selesai semua perawat tersebut meninggalkan Naruto dengan Menma. Tangan gemetar Naruto dengan Lembut berusaha menggendong Menma membuat bayi mungil itu tetap nyaman dan hangat. Terlihat saat Naruto menggendongnya Menma tampak sedikit terkejut dan matanya sedikit terbuka.

"Sshhh.. tenang disini ada papa, Menma kembali tidur ya sayang.." Naruto mengayunkan tubuh Menma dengan pelan membuat si kecil kembali tertidur lelap. Setelah melihat Menma kembali tidur Naruto mencari tongkat kakinya dan mulai berjalan pelan sembari menggendong Menma dalam dekapan.

Setelah keluar dari kamar Naruto tidak melihat sosok kedua Uchiha, dia menatap sekitar mencari keberadaan mereka tetapi tidak terlihat sedikitpun batang hidung mereka. Seketika jantung Naruto berdebar kencang, apa yang harus dia lakukan.. apakah dia harus kabur, ini adalah sebuah kesempatan emas dimana dia tidak dalam pengawasan mereka.

Kaki Naruto melangkah dengan sedikit cepat walaupun dengan terpincang-pincang dia berusaha mencari jalan keluar dari tempat ini, dengan menggendong Menma Naruto merasa dirinya mampu terlepas dari belenggu Uchiha, dia hanya ingin kebebasan. Pintu keluar rumah sakit sudah didepan mata dia bisa keluar dan pergi menghilang tanpa ada satupun yang tau seperti dulu tapi..

Tiba-tiba perasaannya kembali campur aduk, bagaimana jika dia tertangkap lagi? Apakah hukuman yang dia terima akan lebih parah dari sebelumnya? Lalu Menma? Apakah Menma bisa hidup dengan layak jika bersamanya yang tidak memiliki apapun dan juga seorang budak? Apakah dia bisa bahagia? Bagaimana jika Menma tumbuh dengan lingkungan yang tidak bagus? Apakah Menma dapat bersekolah dengan layak?

Banyak sekali pertanyaan yang muncul dipikiran Naruto membuatnya ragu melangkah keluar. Dia terlalu takut dengan kenyataan yang akan dia dapatkan nanti.

PLEASE DON'T FUCK ME AGAINWhere stories live. Discover now