22

14K 1K 70
                                    

_______________________________________

WARNING TYPO BERTEBARAN HARAP MEMAKLUMINYA
_______________________________________

Naruto kembali bekerja dengan dia, matanya terlihat lelah tapi juga bersemangat disaat bersamaan. Apa yang ada dibenaknya saat ini hanyalah bekerja dan bekerja.

"Mama.. Kenapa paman itu memiliki perut yang besar?" seorang anak laki-laki berusia sekitar 3 thn bergelayutan manja pada seorang wanita muda, anak itu sedang menanyakan kondisi fisik Naruto.

"Ssstt.. Jangan dekat-dekat.. Dia kotor dan bau, kalau kau tidak belajar dengan baik.. Maka hidupmu akan sama seperti dia, memungut sampah." Naruto meremas sapu yang dia pegang, kata-katanya benar sekali. Andai dia bersekolah.. Mungkin hidupnya tidak akan seburuk ini. Ibu dan anak tersebut berlalu begitu saja meninggalkan Naruto, sesekali tangan kasar dan mungil itu mencoba menutupi kehamilannya. 

Jam makan siang sudah tiba, Naruto lagi-lagi duduk di atas trotoar jalan dan membuka kotak bekal berisi Nasi dan telur. Dia benar benar harus berhemat, walaupun semua kebutuhan pokoknya terlah dipenuhi oleh itachi tapi dia seharusnya memiliki usaha sendiri. Walaupun sudah dingin nasi itu masih terasa enak daripada sebuah bakpao tanpa isi, setidaknya nasi lebih terasa mengenyangkan.

"Ketemu!" sebuah suara pria terdengar ditelinga Naruto, dia segera menatap sosok itu. Ternyata benar.. Itachi berdiri di sampingnya dengan membawa bungkusan makanan yang begitu banyak, wajahnya berkeringat banyak menandakan dia berlari disepanjang jalan. Bukankah tempat perusahaan dengan tempat dia bekerja lumayan jauh? Apa dia jalan kaki? Sepertinya memang iya.

"Ayo makan bersama..." mata itu seakan mengharapkan sebuah anggukan iya pada Naruto. Naruto ragu dengan makanan yang dibawa Itachi, dia takut Itachi menaruh sesuatu dialam makanan tersebut.

"Kau mau makan disini?" itachi kembali bertanya, Karena merasa kasihan dengan Itachi akhirnya Naruto mengiyakan. Segera bokong padat itachi menyentuh tanah, dia ikut duduk dipinggir jalan dengan balutan jas dan celana mahal.

"Kau yakin mau makan disini?" kini Naruto yang mempertanyakan hal tersebut.

"Heemm tentu saja, bukannya sama saja mau dimanapun, kita tetap bisa makan kan?" Itachi membuka beberapa tepak plastik bening dan kotak strerofom yang berisi daging, ikan, sayur, dan beberapa kaleng susu untuk Naruto.

"Persiapanmu sangat detail." ucap Naruto.

"Tentu saja, kau tau aku berlarian di swalayan seperti orang gila, berteriak sana sini memanggil para pegawai dan memaksa mereka untuk membantuku berbelanja susu kaleng, juga ketika aku memesan beberapa makanan aku harus mengantri begitu lama.. Akhirnya aku membungkam semua pelanggan dengan Black Card yang aku punya.. Mereka semua langsung memberikan aku jalan untuk antri lebih dulu.." memang.. Seorang yang memiliki uang sama saja seperti mengendalikan dunia, apapun bisa dibeli dengan uang, kebahagiaan, cinta, kebutuhan, keinginan, segalanya.. Termasuk membeli seorang budak. Naruto kembali diam, ah.. Sakit sekali ketika mengingat hal itu.

"Naru.. Kau tidak apa-apa??" Itachi menatap Naruto khawatir.. Dia menepuk pelan pundak Naruto.

"Aku tidak apa-apa.. Kau makan saja dulu.. Napsu makanku tiba tiba menghilang.." Naruto meletakkan sendoknya kembali kedalam kotak bekal dia menatap daging-daging itu dengan mata yang sayu. Itachi yang begitu khawatir dengan kondisi kesehatan Naruto akhirnya mulai cerewet, terus membujuk Naruto agar mau makan walau hanya beberapa sendok. Percakapan mereka berdua terus berlanjut hingga akhirnya Naruto kembali makan dan bercanda lagi dengan itachi sampai waktu istirahat habis.

PLEASE DON'T FUCK ME AGAINNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ