Bab 46 What Happened To Anya After The BreakUp

220 21 0
                                    

Bab 46 What Happened To Anya After The BreakUp

Wanita itu berlari dengan kencang di jalanan pada malam hari. Wajahnya terlihat kusut dan kelelahan tapi ia tetap berlari tak peduli dengan hawa dingin yang menyengat mengenai tubuhnya. Saat baru saja hendak berjalan menyeberangi jalan raya, karena ketidaktelitiannya tubuhnya dihantam transportasi besi dengan cepat.

    Laki–laki yang mengejar wanita itu berhenti. Ia menatap nanar wanita yang dikejarnya dengan ekspresi terkejut. Belum sempat mendekat, dua orang wanita yang ikut mengejar Anya melewatinya lalu menghampiri tubuh bersimpah darah tersebut.

    “Anya, Anya, bangun!” teriak sahabat Anya, Bianka yang kini sedang berada di Sydney dan tinggal bersama Anya.

    Anya yang masih memiliki kesadaran tersenyum tipis. Mungkin ini akan jadi hari terakhirnya. “Ngg–nggak pah–pah, Bi. Nggak pah–pah….” Suara Anya tersengal lalu ia kehilangan kesadarannya.

    “Anyaaaa!” Teriakan Bianka membuat laki–laki yang masih berdiri diam itu tersadar dari lamunannya. Dengan ragu, kaki yang kaku, ia pun mendekat. Sekali lagi, ia melihat sosok yang dicintainya meregang nyawa akibat kecelakaan.

    “Call an ambulance right now!” teriak Bianka pada sekitarnya. Bahkan pengemudi yang menabrak Anya berdiri dari tempat gadis itu meregang nyawa. “Fast! fast!”

    Tersadar dari rasa terkejutnya juga, laki–laki itu mengambil ponsel lalu menghubungi ambulance. Dalam waktu 10 menit, ambulance datang dan paramedis melakukan pertolongan pertamanya.

    Bianka berada di samping Anya di dalam mobil ambulance, sedangkan Helen —manajer Anya— pergi bersama pelaku tindak tabrakan barusan. Helen akan mengurus pelaku di kantor polisi terdekat.

    Sementara laki–laki itu yang masih saja terdiam di pinggir jalan dengan wajah memerah karena menahan amarah. Laki–laki itu kebingungan, laki-laki itu ketakutan. Ia mulai menyalahkan dirinya sendiri.

    “I shouldn't have chased him. If I don't pursue it Anya will be fine! I shouldn't have made him a tough choice. I should have known my limits from the beginning!” Rutuk laki–laki itu dengan tubuh bergetar. Laki–laki itu pun menangis dalam diamnya. Matanya terus menatap nanar darah yang berada di aspal yang nyaris beku karena cuaca dingin itu.

***

    Bianka menunggu Anya di ruangan ICU. Ia menunggu dokter yang kini sedang melakukan tindakan. Duduk menunggu Anya di luar ruangan ICU, Bianka pun teringat kembali semua hal yang dialami oleh sahabatnya itu.

    Anya si gadis kuat kembali dapat cobaan. Ia tak menyangka sama sekali bahwa saat ia ke mari untuk menghibur Anya justru melihat sahabatnya menangis keras bersama Helen sang manajer.

    Helen pun memberitahu Bianka setelah mempersilahkan gadis berambut merah itu masuk ke dalam apartemen. “Anya is pregnant. She doesn’t want it.”

    Bianka kaget bukan main. Baru saja sampai ke apartemen Anya, ia justru mendapatkan informasi yang sangat mengejutkan. “Anya, apa kamu hamil anak Damian? Jawab, Anya! Jawab!” teriak Bianka. Ia benar–benar murka dengan apa yang sudah didengarnya. “Laki–laki berengsek itu kan yang melakukannya ke kamu!”

    Anya yang masih menangis dengan kepala tertunduk, diam. Wanita itu menghapus kasar air matanya lalu mendongak untuk menatap Bianka. “Bi, kenapa kamu ke sini?”

    “Aku ke sini untuk memberi kejutan, tapi nyatanya aku yang terkejut.” Bianka mendekat lalu berdiri di depannya dengan tatapan nanar. “Jawab aku! Siapa ayah anak dalam kandungan kamu? Apakah Damian si laki–laki berengsek itu?”

ISTRI 5 MILIYAR [18+]Where stories live. Discover now