Bab 36 Kebahagian Damian Atas Kehamilan Ariana

354 34 1
                                    

Bab 36 Kebahagian Damian Atas Kehamilan Ariana

Langkah wanita paruh baya itu begitu cepat. Ia memburu dirinya menuju ke ruangan rawat sang menantu yang kabar kehamilannya sudah diberitakan oleh sang anak.

Belum juga masuk, Mama Sasmita melihat anaknya yang justru duduk menyendiri di kursi panjang. "Dam, sedang apa?" tanya Mama Sasmita.

Sang anak pun bangkit berdiri. Ia menghampiri ibunya dan mengantarkannya masuk ke ruangan rawat yang ditempati oleh Ariana. Di dalam sana, Ariana tidak sendirian ia bersama Bu Aina yang ditugaskan untuk menemani sekaligus membantu segala keperluan istrinya.

"Arrriii...." suara Mama Sasmita melengking memanggil menantunya yang setengah berbaring di ranjang. Ia mendekat lalu memeluk Ariana dengan sayang. "Bagaimana kondisi kamu?"

Ariana melihat ke belakang tubuh Mama Sasmita, tepatnya ia menatap suaminya sejenak lalu kembali memandang mertuanya. Ia mengulum senyum tulusnya. "Aku baik-baik saja, Ma."

"Mama sudah dengar dari Damian soal kondisi kamu. Kamu hamil padahal udah pakai kontrasepsi, menurut Mama itu keajaiban yang diberikan Tuhan ke kamu sama Damian. Kamu nggak papa kan?" tanya Mama Sasmita seolah tahu ini berat untuk Ariana.

"Aku nggak papa, Ma."

"Jangan terlalu stres ya, kalau ada apa-apa kamu juga bisa hubungi Mama!" ujar Mama Sasmita lagi.

Ariana menganggukkan kepala. "Iya, Ma. Aku pasti hubungi Mama." Ariana sekedar berbasa-basi.

"Orang tua kamu sudah diberitahu soal kondisi kamu ini?" tanya Mama Sasmita lagi.

"Sudah, Ma."

"Mereka senang?"

"Senang senang aja, Ma," balas Ariana tak mau membahas terlalu jauh. Ia ingat ucapan ibunya di telepon yang menyalahkan dan mengatakan bahwa seharusnya ia tak buru-buru hamil apalagi sedang kuliah.

"Dam," panggil Mama Sasmita seraya menolehkan kepala ke belakang di mana sang anak berdiri dengan wajah tegang. "Kamu kenapa diam aja kayak patung?"

"Memangnya aku harus bagaimana, Ma?" Damian berkata dengan ekspresi datarnya.

Mama Sasmita menghela napasnya dengan berat. "Kok kamu kayak nggak suka sih sama kehamilan istri kamu sendiri?"

"Bukannya Mama juga yang dulu pernah nyaranin aku nggak buru-buru punya anak sama Ariana?" tukas Damian kesal.

"Ya ampun, Dam, kamu masih ingat itu juga? Maksud Mama begitu kan soalnya Mama mau Ariana bisa kuliah dulu, tapi kalau kejadiannya istri kamu hamil ya udah mau bagaimana lagi. Ariana juga udah proteksi diri kan, emang calon bayi kalian ini keajaiban untuk kedua orang tuanya. Kamu harus bahagia dengan ini."

'Keajaiban Mama bilang? Enteng banget!' ketus Damian meskipun ia juga merasa bahwa calon anaknya dan anak Ariana memang keajaiban dalam hidup mereka.

"Ariana bagaimana? Apa kata Dokter?" tanya Mama Sasmita. Ia mengabaikan putra sematawayangnya itu yang menjengkelkan.

"Dokter bilang aku harus bedrest dulu selama beberapa hari karena pendarahan."

"Pasti berat buat kamu ya, Nak," Mama Sasmita menggenggam tangan Ariana dengan sayang. "Maafin Mama ya udah buat kamu melalui ini semua. Ibu kamu pasti ikut sedih."

Ariana tersenyum miris. Setahunya, ibunya itu justru marah karena ia terlalu cepat hamil.

"Nanti kalau kamu ingin sesuatu, kamu bisa bilang ya ke Mama. Jangan ragu buat ngomong apa-apa kalau ngidam nanti. Apalagi kalau suami kamu itu masih kayak gitu, abaikan aja dia!" Mama Sasmita menolehkan kepalanya lagi ke arah sang anak. Ia menatap Damian dengan tajam.

ISTRI 5 MILIYAR [18+]Where stories live. Discover now