Bab 31 Medical Check Up

385 35 1
                                    

Bab 31 Medical Check Up

“Hahahahaha….” Anya memaksakan tawanya. Ia sama sekali tak menyangka jika pertanyaan setengah berguraunya membuat Damian terdiam cukup lama. Wajah Damian bahkan menegang seolah tidak menyukai pertanyaannya sama sekali. “Aku cuma bercanda kok, Dam.”

    Damian menatap Anya lalu memaksakan senyumnya.

    Anya menunduk lalu memakan lemper yang masih tersisa. Wanita itu mendadak heran dengan ekspresi Damian dalam hati. Ia tak mengerti kenapa Damian seolah tidak mau menikah dengannya. Padahal biasanya laki–laki itulah yang mengajaknya untuk menikah jika ia merasa lelah dengan kehidupan yang dijalaninya.

    “Kamu mau kubuatkan telur dadar?” tanya Damian.

    Anya menggelengkan kepala. “Aku udah kenyang makan lemper. Habis ini aku mau mandi.”

    Damian menganggukkan kepala. Setelah kepergian Anya, pria itu duduk di kursi makan dengan ekspresi kosong. Ia merasa dirinya sendiri aneh. Bagaimana bisa ia sekaku ini dengan Anya?

    Damian mengusap wajahnya dengan frustrasi. Tiba–tiba wajah Ariana terlewat di benaknya. “Ari, sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan padaku?” Ia pun menundukkan kepalanya. Berusaha menghalau rasa yang menurutkan tak pantas datang padanya padahal Ariana adalah istrinya sendiri.

    Sungguh menggelikan, ia yang mengatakan pada Ariana saat pertama kali agar tidak menggunakan perasaannya. Tapi lihat … justru ia lah orang yang melakukan itu!

    Ariana, kenapa begitu mudah aku mencintaimu?

    Damian bertanya setelah yakin dengan perasaannya.

***

    Anya berdiri di samping Damian saat ia berada di dalam lift. Setelah masing–masing mereka membersihkan diri, Damian mendapat panggilan dari Pak Danu. Asistennya itu sudah membuat janji untuk melakukan medical check up di Rumah Sakit Cahyono.

    Anya yang mendengarnya pun, ingin ikut menemani kekasihnya. Maka dari itu ia pun bersama Damian yang menurutnya agak berbeda setelah ia mengajaknya menikah.

    Ke luar dari lift, Anya dan Damian pun berjalan bersama di basemen. Baru saja beberapa langkah, kedua orang itu berpapasan dengan Dastan yang kelihatan berantakan ke luar dari mobilnya.

    “Dastan,” gumam Damian. Anya ikut memperhatikan.

    Dastan tidak menanggapi Damian dan melewati pasangan itu begitu saja.

    “Bukannya kamu kenal, Dam? Dia kenapa?” tanya Anya penasaran.

    Damian mengedikkan bahu. “Aku nggak tahu, mungkin dia ada masalah. Kadang dia emang aneh.” 

    Anya tertawa pelan. Setelah beberapa saat, mereka pun melanjutkan langkah kakinya. Mereka menuju mobil sedan hitam Damian.

    Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Damian pun mendengarkan cerita–cerita Anya. Sesekali Damian menanggapi dengan gumaman atau tawa. Ia memang senang mendengar cerita random Anya, apalagi pekerjaannya memang di dunia modeling yang mengharuskannya bertemu banyak orang dengan tidak terlalu formal. Jadi selalu ada cerita lucu di balik kisahnya.

    “Kamu mau aku rekomendasikan dengan seseorang di dunia modeling?” tanya Damian. Sebenarnya mudah saja baginya mendapatkan informasi untuk kemudahan karir modeling Anya. Namun selama ini Anya selalu menolak. Ia lebih suka memperjuangkan karirnya itu sendiri tanpa campur tangannya.

    Pernah suatu ketika Anya mendapatkan perlakuan istimewa karena hubungan mereka, Anya justru tidak mau lagi melakukan perjanjian kontrak dengan perusahaan tersebut. Anya memang punya harga diri tinggi. Bagaimana pun juga yang tersisa dari kehidupannya saat ini hanyalah harga dirinya saja. Wanita itu sudah tak memiliki keluarga atau kekayaan berlimpah ruah seperti saat kedua orang tuanya masih hidup bertahun–tahun yang lalu.

ISTRI 5 MILIYAR [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang