Bab 24 Pamer Pasangan Pengantin Baru [18+]

384 34 5
                                    

Bab 24 Pamer Pasangan Pengantin Baru (18+)

Tempat makan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota C menjadi tempat persinggahan Damian, Bagas, dan Pak Rustanto serta 5 pegawai yang dibawanya dari kantor. Di antara 5 orang itu, Damian dan Bagas mengenali dua orang yang ikut di antara mereka. Mereka orang yang menjemput Damian dan Bagas di stasiun.

    “Kenapa, Pak Damian? Apakah makanannya nggak sesuai dengan selera Bapak?” tanya Pak Rustanto saat melihat Damian makan dengan ekspresi bingung.

    Damian menoleh ke arah Pak Rustanto dan menggelengkan kepala. “Sama sekali tidak. Ini enak. Yang lainnya kenapa diam saja? Silakan dimakan!” Damian yang melihat sekitarnya hanya diam saja tanpa makan pun merasa perlu mempersilakan diri. Biasanya mereka–mereka ini sungkan sebelum dipersilakan oleh orang yang punya jabatan yang lebih tinggi. Ya, begitulah poros kehidupan, yang jabatannya lebih tinggi biasanya lebih dituakan dibanding orang yang memang berusia lanjut.

    “Saya benar–benar merasa terhormat karena Bapak mau datang ke kantor cabang, Pak Damian. Terakhir kali Presiden Direktur yang ke mari dan menggantikan direktur kantor yang terkena skandal korupsi di perusahaan.”

    “Saat masalah itu, ada berapa orang yang akhirnya dipecat, Pak?”

    “Kalau tidak salah ada 5 orang, semuanya dipecat secara tidak terhormat.”

    Damian manggut–manggut. Ia memang sudah tahu persoalan itu dari ayahnya. Dan lima orang itu termasuk juga ayah Ariana. Ayah Ariana saat itu bahkan hanya karyawan biasa tiba–tiba ikut masuk ke dalam daftar orang–orang penting di perusahaan. Itulah sebabnya sang ayah dan dirinya sedikit mempercayai keterlibatannya dalam skema korupsi yang dilakukan direktur utama perusahaan cabang.

    Belum lagi saat penyelidikan, Pak Tio sedikit lagi berhubungan dengan 4 tersangka lainnya. Akhirnya karena satu dan lain hal, Pak Tio pun tidak dituntut oleh perusahaan hingga menyebabkannya masuk ke penjara. Berbeda dengan 4 tersangka petinggi lainnya yang bahkan harus ganti rugi perusahaan yang cukup besar. Selain di penjara, keempat orang itu harus mengganti rugi secara materi.

    “Untung selanjutnya saya harap Pak Rustanto tidak melakukan tindakan seperti itu. Meskipun pengawasan pada perusahaan cabang jauh dari penjagaan saya, tetap saja dari setiap laporan yang masuk akan bisa terdeketesi hal–hal yang janggal. Bekerjalah dengan jujur!” Damian melihat orang–orang yang dibawa oleh Pak Rustato setelah menatap pria tua dengan perut buncit itu.

    “Tentu saja, Pak. Kami tidak mungkin berani melakukan itu. Gaji dan tunjungan yang diberikan oleh perusahaan sudah lebih dari cukup.”

    “Iya, Pak! Kita tidak akan tergiur.”

    “Hal seperti itu hanya dilakukan oleh orang–orang tamak!”

    “Benar, harta yang didapatkan dari korupsi adalah harta yang haram. Itu hanya akan menjadi penyakit!”

    “Pak Andri sepertinya sangat agamis ya,” komentar Pak Rustanto setelah mendengar ucapan Pak Andri.

    “Loh memang benar kan, Pak? Uang korupsi biasanya jadi biang penyakit.”

    Damian tersenyum mendengarnya. Masih ada orang naif yang menyangkut pautkan pekerjaannya dengan agama.

    “Saya permisi ke toilet dulu,” kata Damian seraya beranjak. Ia meninggalkan meja makan lalu menuju toilet yang ada di restoran. Sementara itu Bagas tetap berada di meja makan dan kini jadi orang yang menjadi fokus perhatian.

    “Pak Bagas, saya dengar Pak Damian menikah dengan anak salah satu karyawan di kantor ya?”

    “Berita itu datang dari mana?” tanya Bagas. Ia mengambil minum lalu meneguknya beberapa kali.

ISTRI 5 MILIYAR [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang