SHIC - 37

50.8K 2.1K 69
                                    

Sore itu, Yoga dan Shella berjalan ke rumah orang tua Yoga. Mereka menjemput Adel, bayi mereka yang di titipkan tadi pagi sebelum mereka berangkat kuliah seperti biasanya. Sepanjang jalan Yoga selalu menggenggam erat tangan Shella seakan takut kehilangannya. Sesekali mereka mengayunkan genggaman tangan mereka seperti kawanan anak-anak.

“Kamu tau ngga, kalau kamu itu lagi marah atau jengkel, muka kamu lucu banget” Goda Yoga tertawa.

“Yee..! Kamu juga kali, kalau  kamu ngga bisa buat Adel diam. Muka kamu kayak orang putus asa, absurd banget” Balas Shella tertawa lebar.

“Berarti kita aneh banget ya selama ini”

Shella manggut-manggut “Yang paling lucu itu, waktu aku bantuin kamu bersihin rumah, kamu nanya lima kali ke aku letak barang-barang isi rumah. Muka kamu lucu banget. Hahaha…!” Ketawa Shella makin menjadi-jadi.

“Ishh…!” Yoga mengangkat bibirnya sebelah “Lagian, kamu aneh banget. Baik banget, ngga kayak biasanya. Jelas dong aku penasaran” Tambahnya ‘Tapi sekarang ngga lagi kok. Aku ngga penasaran lagi” Jawab Yoga senyum

Shella mencibir “Dan aku harap, kira akan terus seperti ini” Senyum Yoga kembali mengembang. Ia kemudian menempatkan tangannya di pundak Shella, lalu menariknya mendekat padanya. Kembali Shella blushing seperti biasa di alaminya akhir-akhir ini. Melihat pipi Shella yang merah membuat Yoga semakin gemas. Ia kemudian menciumnya sekilas lalu mengalihkan pandangannya dari tatapan Shella, istrinya.

Shella memegang pipinya dengan tangan kanannya dan melirik tajam Yoga “Apa..? Mau dicium lagi..?!” Tanya Yoga. Shella menggeleng cepat. Ia melirik kiri dan kanannya, beberapa orang melihat mereka, Yoga makin terbahak.

Semua itu tidak luput dari sepasang mata seorang gadis. Tidak jauh dari tempat itu seorang gadis sedang memperhatikan gerak-gerik mereka dan setiap perubahan raut wajah mereka. Ia meremas setir dengan sekuat tenaga sehingga buku-buku jarinya tampak memutih “Kayaknya gue harus cepat bertindak” Geramnya. Sekali lagi ia melirik mereka dari sela-sela pagar rumah itu. Ia melihat Yoga kembali merangkul istrinya setelah menutup pagar sambil tertawa.

Kedua orang tua Yoga menyadari perubahan di antara anak dan menantunya, mereka melihat Shella sering senyum-senyum sendiri dan wajahnya merona. Sementara Yoga sering memperhatikan istrinya. Mama Yoga langsung menanyai menantunya dengan sangat excited. Ia juga meminta pada keduanya untuk memberikan adek untuk Adel sehingga membuat Shella semakin salah tingkah.

***


Shella sedang menemani Sri untuk menemui sepupunya yang baru kembali dari luar negeri di sebuah mall pusat kota. Setelah satu jam lamanya mereka mengobrol sambil makan, akhirnya Shella dan Sri berpamitan pulang.

Setelah beberapa saat menunggu, angkutan menuju rumah Sri lebih dahulu datang dari pada angkutan menuju rumah Shella. Sehingga kini tinggal ia sendiri, Sri sudah berangkat lima menit yang lalu. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.Suaminya sudah beberapa kali menanyakan posisinya karena ia juga akan pergi kuliah. Tanpa segaja, ekor matanya melihat seseorang keluar dari mobil di parkiran mall. Ia sangat mengenal sosok itu, sosok yang sangat dirindukannya selama setahun ini. Ia kemudian mendekat, kedua matanya sudah berkaca-kaca, “Papa” Gumannya lirih. Laki-laki paruh baya itu pun menoleh dan melihat Shella semakin mendekat.
Shella akhirnya mengulurkan waktu pulangnya, ia menyuruh suaminya untuk menitipkan Adel pada Fitri, tetangga mereka. Shella masih ingin melepas rindu dengan ayahnya setelah satu setengah tahun tidah pernah bertemu lagi.

Hanya sedikit yang berubah pada diri ayah Shella, laki-laki paruh baya itu terlihat lebih berisi dari setahun yang lalu. Namun wajahnya tetap tampan dan terlihat sama seperti terakhir mereka bertemu.

Setelah pertemuan singkat itu, Shella akhirnya pulang. Ia berlari kecil dari pemberhentian angkutan menuju rumahnya. Ia takut jika Adel menangis atau lapar, karena sudah waktunya ia minum asi. “Adel maafin mama, ya sayang” Gumannya dalam hati. Sesampainya di halaman rumah, ia langsung ke rumah Fitri. “Mbak, maafin aku mbak, aku udah ngerepotin mbak” Ucapnya senyum

“Ngga kok, Shel” Ucap Fitri senyum.

“Adelnya sekarang dimana, mbak?” Tanya Shella

Fitri mengerutkan dahi, “Bukannya tadi kamu nyuruh teman kamu jemput Adel dari mbak.” Shella berdehem tidak mengerti, “Adel udah mbak kasih sama temen kamu”

Shella mulai khawatir “Maksud mbak apa..? Aku ngga ada nyuruh orang, mbak!”

“Apa..? Kamu jangan bercanda, Shel. Mbak serius nih. Kamu nyuruh temen Yoga waktu itu jemput Adel, kan..? Katanya kamu yang nyuruh” Jelas Fitri.

“Mbak ngga bohong, kan..? Mbak ngga bercanda, kan..?” Shella menggeleng lemas membuat Fitri syok “Kenapa mbak ngasih Adel ke dia? Dimana Adel sekarang, mbak” Lirihnya.

“Kamu jangan bercanda, Shel, kamu tenang dulu mungkin dia ada sama Yoga. Mbak percaya karena dia sering datang kerumah kamu” Jelas Fitri terbata.

“Yoga lagi kerja, mbak. Ngga mungkin Adel sama Yoga. Perempuan itu orang jahat, mbak. Dia cuma nyari perhatian aja datang kerumahku. Dia berusaha merebut Yoga dariku” Jelas Shella lemas. Fitri syok, ia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Shella kemudian pergi ke rumahnya, di depan pintu ia menemukan selembar kertas. Tangannya bergetar saat membuka lipatan kertas itu, air mata pun mulai jatuh membanjiri pipinya. Setelah membaca surat tersebut, ia berlari dan melempar asal tasnya lalu memasuki kamar Yoga, membuka lemarinya.

“Bodoh, apa dia perlu membawa baju-bajunya yang tidak layak di pakai di sana..?!” Shella merutuk dirinya saat lemari itu masih di penuhi pakaian suaminya, masih sama seperti sebelumnya. Shella kembali ke sofa, mencari handphonenya di dalam tas yang ia lempar tadi. Dadanya semakin sesak saat nomor yang di hubungi sedang di luar jangkauan. Ia modar-mandir karena panik, lalu ia beralih pada nomor mertuanya “Ma..! Yoga ada di rumah, ngga, ma..?” Tanyanya langsung pada mertuanya.

***
TBC

Bekasi, 28.02.2017

Gpp dikit. Yang penting sering 😂😂😂
#dibegal

(S)He Is Crazy [TERBIT] Where stories live. Discover now