SHIC - 19

34.7K 1.9K 44
                                    

            Sesampainya di kampus Yoga keluar dari mobil Arista "Gue masuk dulu ya" Ucapnya senyum sambil menunduk di depan jendela kaca mobil Arista.

"Ia, nanti gue jemput lo di sini ya" Jawab Arista mendongakkan kepala menatap Yoga dari dalam mobilnya. Yoga mengangguk lalu berbalik meninggalkan Arista. Mereka tampak seperti seorang ibu dan anak. Seorang ibu yang tengah mengantar anaknya ke sekolah.

Sepeninggal Yoga, Shella mulai berkemas untuk pergi kuliah. Ia akan menitipka Adel pada ibu mertuanya selama kelasnya berlangsung. Ia dan suaminya tidak bisa bergantian menjaga bayi karena Yoga sudah pergi bekerja, sedangkan Shella masuk siang. Bayang-bayang Yoga bersama Arista membuat harinya sedikit suram. Ia sangat ingin mencakar gadis itu ketika melihat mereka tertawa dan pergi bersama.

"Shel, lo mau pulang, ya..? Gue anterin, ya" Ucap Dani saat mata kuliah usai "Boleh ya, gue anterin lo" Rengek Dani memohon. Shella diam, fikirannya langsung melayang pada Yoga dan Arista. Seketika ia tersenyum devil, ia telah merencanakan sesuatu. "Oke!" Dani tersenyum. Mereka pun berjalan beriringan menuju parkir. Tidak ada salahnya menolak rezeki, batin Shella senyum.

Sesampainya di halaman rumah kontrakan Shella, Dani kembali menawarkan diri untuk menjemput Shella besok pagi. Shella terpaku. Mungkinkah rencananya di ketahui Dani, atau keberuntungan sedang berpihak padanya ?!

"Boleh ya, Shel" Rengeknya seperti tadi

"Ya sudah. Gue tunggu lo besok pagi" Jawab Shella senyum. Ia kemudian keluar dari mobil Dani. Lalu melambaikan tangan sampai mobil itu semakin menjauh.

Pada keesokan harinya, Dani benar-benar datang ke rumah Shella. Ia datang sangat pagi sambil beberapa kali tersenyum. Tampaknya ia sangat bahagia, jarang sekali ia terlihat seperti itu.

"Ternyata lo juga punya sopir ya" Ucap Yoga sinis. Sesinis ucapan Shella kemarin. Ia menyerngit ketika mendengar suara klakson mobil di depan rumah mereka. Memastikan bahwa itu bukan Arista, Yoga menengok dari jendela. Ia tahu, tujuan cowok itu adalah menjemput Shella. Tidak mungkin Dani memiliki urusan pada pengontrak rumah yang berjejeran di samping rumah mereka.

Shella tersenyum, tidak marah dengan ucapan suaminya "Dia bukan supir gue. Dia itu Dani sekelas gue" Jawabnya

Pagi ini mereka berganti posisi, jika kemarin pagi Yoga pergi bersama Arista, dan Shella menatap kepergian mereka lewat jendela. Kali ini Yoga juga melakukannya, tetapi wajahnya menunjukkan ketidaksukaan, ia mengepal kedua tangannya. Mungkin ia marah.

Selama tiga hari ini Yoga menahan amarahnya saat menyaksikan istrinya di antar jemput laki-laki lain. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Jika Yoga menegurnya, Shella pasti menuntut dirinya yang selalu menemani Arista. Sungguh ia berada di posisi yang sangat menyebalkan.

Setelah pulang kerja, Yoga mendatangi Shella dan menyatakan bahwa besok pagi ia masuk pagi. Seperti biasanya, jika jadwal kuliah Yoga dan Shella terbentur, mereka akan menginap di rumah mama dan papa Yoga, dan keesokan paginya baru kembali ke rumah mereka untuk mandi dan siap-siap berangkat kuliah.

Yoga menatap punggung Shella yang sedang membuka pintu rumah mereka. "Ehm," Yoga berdehem sebelum mereka masuk ke dalam rumah. Shella berbalik dan menatapnya tanda tanya. "Kita berangkatnya bareng aja ya" Tambahnya

Shella mengerutkan dahinya lalu berdehem membalas ajakan suaminya. Sama sekali tidak ada semangatnya untuk berangkat bersama dengan Yoga. Hal itu membuat Yoga menggerutu dan menyesalinya. Harusnya ia berfikir beribu kali untuk mengajak istrinya.

Sekitar tiga puluh menit berada di rumah, akhirnya Yoga selesai "Woi, cepetan. Lama banget sih" Ucapnya mulai kesal. Ia sudah selesai sekitar sepuluh menit yang lalu. Jika ia membiarkan Shella, mungkin dua jam yang akan datang istrinya masih di kamar.

(S)He Is Crazy [TERBIT] Where stories live. Discover now