SHIC - 10

40.7K 2.3K 60
                                    

            Shella sedang berjalan dari pintu gerbang kampusnya menuju halte yang berjarak beberapa meter di depannya. Ia merogoh tasnya untuk mengambil handphone yang baru saja berbunyi menandakan ada pesan masuk. Setelah membaca pesan tersebut, raut wajahnya langsung berubah masam.

"Shel, gue nitip Adel di rumah mama, lo jemput, ya. Gue ada urusan, ngga sempat nunggu lo pulang"

"Kenapa sih dia suka banget nitip Adel. Emangnya dia punya urusan apa sih? Hampir tiap hari dia kayak gini" Shella menggeram setelah membaca pesan dari Yoga. Sudah beberapa hari ini Yoga menitipkan bayinya di rumah mertuanya. Entah apa lagi yang di kerjakan oleh suaminya di luar sana.

"Shel, lo mau kemana..??" Dani tiba-tiba datang dengan mobilnya di samping Shella.

"Gue mau ke rumah mama, jemput Adel" Jawab Shella sekenanya. Ia akan pergi ke rumah mertuanya terlebih dahulu untuk menjemput bayinya dan kemudian kembali kerumah kontrakannya.

"Mau bareng...??" Tawarnya

"Ngga usah. Ngerepotin!" Elak Shella. Terkadang ia merasa tidak enak hati karena selalu menolak ajakan Dani untuk di antar pulang. Entah Dani yang terlalu baik atau Shella yang tidak mau merepotkan orang. Mereka tidak pernah pulang bersama meskipun tujuan mereka satu arah.

"Ngga ngerepotin, kok. Yuk!" Melihat wajah memelas Dani, akhirnya Shella tersenyum dan masuk ke dalam mobil Dani. Semenjak ia ganti style, motor bututnya juga diganti dengan mobil sport. "Kenapa Adel di titip? Emang Yoga masuk pagi juga, ya?!" Tanya Dani memecah keheningan setelah beberapa saat.

Shella menggeleng "Nggak! Katanya dia ada urusan" Dani mengangguk pelan. Shella tersenyum karena Dani masih seperti dulu, berbicara seperlunya saja.

Setelah tiba di depan rumah mertuanya, Shella turun dari mobil Dani "Thankz ya, Dan" Ucapnya melambaikan tangan. Ia menunggu sampai bayangan mobil Dani menghilang di tikungan perempatan jalan. Ia kemudian berbalik dan memasuki pekarangan rumah mertuanya dan di sambut oleh seorang penjaga pintu, satpam.

Seperti hari sebelumnya, sebelum Shella kembali ke rumahnya. Ia dan mertuanya bercakap-cakap sebentar di sana dan berujung makan siang bersama. Ibu mertuanya banyak bercerita tentang suaminya sebelum menikah. Mereka sering di kelabui dan di repotkan setiap harinya atas perbuatan sang suaminya. Bandel, yeah... entah berapa alasan yang mereka gunakan untuk membuat anak mereka tidak di keluarkan dari sekolah karena kebanyakan cabut dan berujung pada tawuran antar sekolah. Entah berapa banyak motor dan mobil yang di beli agar anak itu menjadi penurut dan rajin ke sekolah. Bukannya semakin rajin, ia malah semakin sering pulang malam dan mengikuti beberapa klub.

Semakin Shella dekat dengan mertuanya, ia semakin nyaman dan benar-benar merasakan sosok orang tua yang sesungguhnya. Hingga sore tanpa terasa, Shella kembali ke rumahnya bersama sang bayi dan menunggu kepulangan suaminya.

Setelah Yoga kembali ke rumah, Shella menemui di kamarnya sambil membawa dot yang berisi susu formula. Tangan kanannya mengaduk-aduk pelan agar susu tersebut dingin dan tercampur rata. "Kenapa sih, lo sering banget nitip Adel? Emang lo ada urusan apa sih" Tanyanya menahan geram.

"Urusan mendadak" Jawab Yoga datar sambil mengetik makalah, tugas yang harus dikumpul besok.

"Mendadak apaan, sih..? Kasian mama harus jagain Adel. Mama, kan juga punya kesibukan" Kata Shella dengan suara tinggi

"Elu sih kelamaan pulang, jalan aja kerjaan lo" Kata Yoga menyalahkan istrinya.

Shella merasa jengkel dan meninggikan suaranya. "Lo jangan sembarangan nuduh, ya. Gue pulang kayak biasa. Lo nya aja yang sibuk, masih pagi udah pergi kuluyuran, kasian Adel" Tekannya.

(S)He Is Crazy [TERBIT] Where stories live. Discover now