SHIC - 4

65.7K 3.5K 68
                                    

            Tepat satu tahun kedua orang tua Yoga berada di Negara Kanguru, Australia. Kini kedua orang tua itu kembali lagi ke tanah air. Waktu satu tahun bagi mereka lebih dari cukup memberikan ujian pada Yoga yang selalu membuat masalah sebelumnya. Mereka sudah sangat ingin menengok kembali anak, menantu dan cucu yang sudah lahir tiga bulan yang lalu. Mereka ingin sekali melihat perubahan anak laki-laki bandel itu, sebaik apakah dia sekarang, atau masih kah sifatnya masih seperti dulu?

Rasa haru menjalari kedua orang tua itu ketika melihat keluarga anaknya. Yoga tidak lagi sebandel dulu, mereka juga sangat gembira menyambut cucu pertama mereka yang ternyata sangat menggemaskan dan lucu. Tak henti-hentinya kedua orang tua itu menggendong dan memanjakannya dengan sepenuh hati. Selama dua hari Yoga dan Shella bisa menghirup udara kebebasan, mereka memanfaatkan waktu untuk mengistirahatkan badan karena Adel berada di gendongan kakek neneknya.

Tidak lebih dari dua hari mereka di sana, Yoga membawa anak istrinya kembali ke kontrakan kecil mereka. Ia tidak ingin berharap kembali seperti dulu dengan adanya kedua orang tuanya, mengharapkan uang dari mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ia akan benar-benar membuktikan pada kedua orangtuanya bahwa ia bisa berusaha sendiri, ia dan Shella bisa hidup tanpa bantuan mereka. Meskipun ia sangat bandel dan suka menghambur-hamburkan uang sebelumnya, ia tidak akan seperti itu lagi. Ia akan berusaha menjadi lebih baik. Menikah dengan Shella dan semua fasilitasnya di tarik sebagai gantinya tidak akan membuatnya menyesal, karena kejadian itu adalah salahnya juga. Kehadiran mereka akan ia buat sebagai motivasi agar ia bisa mengubah gaya hidupnya dari urak-urakan menjadi lebih baik, sudah cukup kekacauan yang ia ciptakan dengan surat panggilan dari sekolah karena bolos atau kantor polisi karena tawuran silih berganti yang ia ciptakan. Tidak mungkin selamanya ia seperti itu, mungkin ia diberi kesempatan lebih cepat untuk berubah dengan hadirnya sosok bayi dan wanita yang sangat menjengkelkan di kehidupannya, meskipun karena terpaksa.

"Shel...! Shella..! Bangun..! Woi... ayam.. kebo" Yoga membangunkan Shella yang tengah tidur nyenyak di kamarnya.

Shella menggeliat dan membelakangi suaminya lalu menutup badan hingga kepalanya dengan selimut. Tetapi Yoga tetap bersikukuh membangunkannya, ia menyingkap selimut tersebut dan menjauhkannya. "Apaan sih..?!" Shella berdecak kesal sambil mengucek-ucek matanya yang belum terbuka dari tadi. Rasanya sangat berat untuk membuka kedua mata itu.

"Gue lapar, masakin gue nasi goreng" Kata Yoga menariknya hingga terduduk.

Shella berdecak dan melemaskan badannya hingga kembali berbaring "Akh! masakin aja sana, nasi goreng buatan lo kan lebih enak" Tolaknya enggan.

Yoga kembali membuatnya duduk, "Gue maunya buatan lo" Ia menggoyang-goyangkan bahu Shella hingga membuka mata. Dengan berat hati, wanita itu bangkit menuju dapur untuk masak nasi goreng untuk suaminya.

Setelah selesai memasak nasi goreng secara sadar dan tidak sadar, ikhlas dan tidak ikhlas, Shella mengampiri suaminya di ruang tamu. "Ngga punya hati lo. Bangunin gue jam segini buat masak sementara lo nonton bola" Gerutu Shella sambil meletakkan nasi goreng di atas meja. Ia kemudian menghempaskan tubuhnya di samping suaminya yang tengah serius menonton pertandingan bola.

"Gue ngga sempat masak. Tim gue nih yang lagi main." Jawab Yoga "Udah, kalau lo mau tidur, sana... Ini masih jam dua, lo masih bisa tidur lama" Tambahnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar datar di depannya.

"Gue ngga bisa tidur lagi. Sini remotnya, ganti dengan film horor aja" Shella merampas remote dari tangan suaminya. Dengan secepat kilat Yoga kembali merampasnya balik dan segera mengganti channel bola yang tadi. Sekali lagi Shella berdecak kesal karena hal tersebut, ia pun ikutan menonton bola karena tidak bisa tidur lagi.

(S)He Is Crazy [TERBIT] Where stories live. Discover now