SHIC - 8

42.8K 2.4K 24
                                    

Cie..., apdet tiap hari berturut-turut 😏😏😎😎😂

***

Shella dan Sri berjalan berdampingan menuju kelas mereka. Keduanya baru saja bertemu di pintu gerbang kampus. Sedari tadi, Sri tampak memperhatikah sahabatnya secara intens. Ada sesuatu hal yang mengganjal hatinya sejak kemarin sore.

"Ehm..! Shel, gue boleh nanya ngga..??" Tanya Sri pada Shella. Ia tampak ragu-ragu antara melanjutkan pertanyaannya atau membiarkannya begitu saja.

Shella menoleh pada sahabatnya "Ia, ada apa..??" Tanyanya santai.

"Yoga...! Yoga punya sepupu perempuan atau saudara perempuan, ngga..?" Tanya Sri hati-hati. Ia memaksakan senyumnya. Shella sedikit heran dengan sikapnya pagi ini.

Shella menggeleng, "Ngga ada. Emang kenapa...??" Katanya menyerngit

"Kemarin gue liat Yoga di mall sama cewek" Kata Sri langsung ke inti. Sebenarnya ia sangat takut jika sahabatnya itu kecewa, tetapi ia juga tidak bisa memendamnya terlalu lama. Cepat atau lambat, Shella pasti akan tahu yang sebenarnya.

"Oh ya..??" Ucap Shella ketus.

"Hah..?? Cuma 'oh ya'...?!" Tanya Sri menganga. Dia menatap Shella lekat-lekat.

"Ia, jadi apa lagi..??" Kata Shella bingung

"Lo ngga cemburu..?" Shella menggeleng "Ngga lo bilang..?" Tanya Sri menyerngit.

"Ia. Emangnya kenapa..?? Biarin aja kali" Jawab Shella lagi

"Lo ngga takut kalau Yoga itu diambil sama orang lain..??" Tanya Sri. Wanita mana pun akan langsung marah dan kecewa jika mengetahui suaminya jalan dengan wanita lain. Kenapa Shella bersikap biasa saja?

Shella menggeleng, membuat Sri memejamkan matanya lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan kasar. "Gue tau kalau lo ngga cinta sama dia. Tapi lo udah hidup bersama dia selama setahun ini, apa ngga ada sesuatu yang lo rasakan selama bersama dia..??" Tanya Sri. Shella mengerutkan dahi kurang faham "Maksud gue, apa yang lo rasain selama ini saat bersama Yoga" kata Sri menyederhanakan pertanyaannya.

"Yang gue rasain selama ini. Huhft....!!" Shella mendesah "Gue merasa kesal, emosi, jengkel," Sri melongo heran "Pokoknya semua hal yang membuat umur gue tambah pendek. Stress gua." Sri makin syok. Ia tidak tahu apakah sahabatnya itu masih waras atau tidak. Seberapa benci pun seorang istri pada suami, segurat rasa kecewa itu pasti ada bagi pasangan umumnya. Sri membatin bahwa pasangan ini, Shella dan Yoga sangat aneh dan lain dari pada yang lain.

"Lo ngga pernah ngerasa deg-deg an didekat dia, atau lo merasa bahagia, gitu!" Shella menggeleng "Astaga...!" kata Sri memegang kepalanya. Dia masuk ke dalam kelas meningalkan Shella dalam kebingungan. Ia sungguh tidak bisa memikirkan apa yang ada di fikiran Shella.

"Shella..." Dani membuyarkan Shella yang sedang kebingungan. Dia masih Dani yang baru. Style keren. "Kok ngga masuk" Tanyanya

"Oh, ia. Ini udah mau masuk" Shella melangkah masuk dan di ikuti oleh Dani. Lima menit lagi mereka akan memulai kelas seperti biasanya.

Siang harinya Yoga tampak resah sambil menggendong Adel, tangannya yang satu lagi menenteng tas keperluan bayi, ia menengok ke sekeliling kampus namun tidak juga menemukan Shella. Sebentar lagi kelasnya akan di mulai. "Kemana sih anak itu" Gerutunya. Kemudian ia mengambil handphone-nya dalam kantong dan menekan tombol dial-up pada nomor Shella.

"Lo dimana, sih..? Gue udah di depan perpus, nih. Cepetan!!" Kata Yoga kesal

"Ia, ini gue udah mau nyampe. Ngga sabaran banget sih" Jawab Shella tidak kalah kesal. Ia berlari kecil menuju perpus dengan handphone di letakkan pada telinganya.

Yoga memutuskan sambungan telephone saat melihat Shella datang menghampirinya. "Lama banget sih, dari mana aja..??" Tanya Yoga menyerahkan Adel pada Shella.

"Ada mata kuliah tambahan. Sini tasnya" Jawab Shella

Yoga menyerahkan tas kecil itu pada Shella, "Gue masuk dulu" Pamitnya. Shella mengiyakan dan membenarkan kain gendongan bayinya.

Ketika Yoga berbalik arah, seorang gadis menghampirinya dengan wajah berbinar "Hai, Yoga!" Sapanya sambil melambaikan tangan senang. Wajah Yoga langsung terkejut melihat keberadaan gadis itu.

"Arista?!" Kata Yoga gelagapan

"Lo mau masuk kelas, ya...??" Gadis itu kemudian melirik Shella di sampingnya "Ini siapa..? Jangan bilang dia istri lo" Tebaknya senyum, Yoga mengangguk. Selamat, tebakan Anda benar...!

Arista mendekati Shella yang kebingungan "Hai..! Gue Arista. Lo istri Yoga kan..??" Katanya memperkenalkan diri sambil menyodorkan tangan.

Shella mengerutkan keningnya menatap gadis yang sedang tersenyum dan menyodorkan tangan di depannya. Shella tidak ada niat untuk menyambut atau menjawab ucapan Arista, hingga Yoga berdehem dan meliriknya kesal. Sifat Shella yang angkuh dan sombong seperti itu sangat di benci oleh Yoga.

"Ini anak lo..?" Tambahnya lagi

Shella mengangguk, "Gue Shella." Jawabnya singkat.

"Yoga temen kecil gue. Kami bertetangga dulu. Yoga udah cerita sama lo..??" Shella menggeleng malas "Jadi Yoga belum cerita..??" Tanya Arista lagi dengan gumanan pelan.

"Belum" Jawab Shella datar. Di wajahnya tersirat ketidaksukaan terhadap Arista yang baru di kenalnya. Ia pun menilai perempuan itu dari ujung kaki hingga ujung rambut. Cantik dan modis, fikirnya.

"Oh, kalau gitu biar gue certain" Kata Arista lagi

"Kayaknya gue ngga tertarik, deh" Sergah Shella dingin. Ia hendak pergi, namun langkahnya terhenti mendengar suara suaminya.

"Ada apa lo datang ke sini, Ris..??" Tanya Yoga lembut. Shella melirik Yoga dan memancarkan pandangan kesal. Bisa-bisanya Yoga bersikap begitu lembut pada gadis itu.

"Gue mau ketemu sama lo" Kata Arista manja lalu mendekati Yoga dan mengapit tangannya. Ia tidak memandang keberadaan Shella di samping mereka, dia tidak menghargainya sebagai istri Yoga.

Yoga menyadari tatapan tajam istrinya, ia pun menoleh dan mendapati Shella tengah menahan rasa jengkelnya. "Gue masuk dulu ya, Shel. Kayaknya mbak Fitri mau nitipin Chika lagi, cepat pulang ya" Kata Yoga seraya melepas tangan Arista. Arista bengong lalu menatap Shella tajam.

"Ia." Shella menjawab tanpa ikhlas. Yoga pergi meninggalkan mereka dan kemudian Shella juga pergi meninggalkan Arista yang mematung. Mungkin ia menyadari tidak ada yang menghiraukannya.

Selama mata kuliah berlangsung, Yoga tidak konsentrasi dengan apa yang di jelaskan dosennya. Fikirannya melayang tentang kejadian Arista yang menemuinya di kampus. Ia bisa merasakan aura ketidaksukaan pada kedua wanita tadi.

"Ga, lo kenapa..? Dari tadi melamun mulu" Dika membuyarkan lamunannya dengan menepuk bahunya, "Kenapa..? Ada masalah apa lo..??" Tambahnya lagi

"Bukan apa-apa" Jawab Yoga senyum, meyakinkan kalau dia tidak punya masalah

"Dik, lo kayak ngga tau aja. Dia pasti lagi mikirin anak sama istrinya lah" Canda Sardi tertawa pelan

"Diam lo" Ucap Yoga mengelak

"Udah, santai aja keles. Masalah gitu udah biasa kok. Kalau udah jadi orang tua banyak yang harus dipikirin" Pekik Sardi lagi. Dika dan Reno ikutan tertawa pelan membuat Yoga mendenggus kesal. Ketiga sahabatnya memang sering bertingkah kekanak-kanakan.

"Ia kan bro. Gue salut sama lo, masih muda begini udah punya anak" Tambah Reno.

"Ssshhh...!"

"Ehem," Sang dosen menghentikan perdebatan mereka, semua mata mahasiswa di kelas menatap mereka dengan intens dan kesal. Keempat cowok itu pun dia dan mendengarkan sang dosen menjelaskan materi selanjutnya di depan kelas mereka.

=======================================================

Jumat, 16 September 2016

(S)He Is Crazy [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang