22

2K 135 33
                                    

"Ahh fuck!"















"Jie ahhh!! Cepetan!"

















"Bentar aahhh.."

























"Cepetan nyalain lilin nya!" omel chenle

"Sssshhh ahh bentar, mati mulu koreknya"

"Sini sini" jisung ngasih korek itu ke chenle, dan chenle dengan cepat nyalain lilin itu.. "Huufffttt, udah kan"

"Kok kamu bisa?"

"Kamu nanyakk? Kenapa aku bisa?"

"Gak! Ck, kenapa mati lampu segala sih memek!"

"Entahlah?"

"Ck kapan sih nyalanya-"

Tiba tiba ada suara benda jatuh yang membuat jisung memeluk tubuh chenle dengan erat "sayang.. Suara apa itu?"

"Jelas jelas suara benda jatuh"

"Suara benda jatuh.. Ih astaghfirullahalazim ya Allah lindungilah hamba ya Allah astaghfirullahalazim astaghfirullahalazim"

Plakk!

"Inget! Kamu non muslim!"

"Oh iyaa.. Ya Tuhan.. Lindungilah kami"

"Apaansih lu alay" ejek chenle

"Bukannya alay, tapi aku takut ihhhh"

"Hahaha! Tak ada apa apa"

Pat!

Tiba tiba lampu nyala saat jisung berpelukan dengan chenle. Jisung tersenyum melihat sekeliling yang tiba tiba terang "waahhh.. Udah nyala"

"Iya nih, lepas pelukannya"

"Gak mau!" chenle berusaha melepas pelukan itu namun jisung tetap menahannya "jieee... Gerah!"

"Nyenyenye"

"Jie!"

"Kalo mau aku lepas pelukannya.. Kasih jatah dulu"

"Heh! Ga mau ah!"

"Harus mauu.. Kalo ga mau, yaudah aku ga bakalan lepasin"

"Aaa! Iya iyaa! Dasar bayikk"

"Yaudah ayo" ajak jisung sambil nyengir

"Mas.. Aku lanang lo mas"

"Walaupun sampeyan lanang, tapi rasane mantap jiwaa" jisung langsung menindih tubuh chenle dan mencium bibir dan leher chenle.. Sesudah melakukan ciuman itu, chenle menatap jisung

"Ga usah yaa.. Aku capek"

"Ck, yaudah kalo kamu capek" jisung cemberut

"Haha.. Sini peluk" chenle langsung memeluk jisung, kini posisi jisung memeluk tubuh chenle, jisung menyembunyikan mukanya di dada chenle

Chenle tersenyum dan mengelus surai hitam sang kekasih "good night"

"To.."

.
.

Di rumah haechan

"Papaa!!" panggil gadis kecil yang tak lain chany

Haechan mengendus kesal "apaa!"

"Aku laper"

"Yaa Tuhan.. Kan tadi udah makan nak"

"Chany masih laper, hiks.. Mau makan di mall"

"Astaga! Jam segini nak"

Chany cemberut dan menyilangkan tangannya, mulutnya manyun dan seakan akan ingin mengeluarkan air mata. Haechan menatap anaknya itu "chany.. Bentar lagi chany mau jadi kakak loh.. Masa masih ngambekan, nanti kalo chany ngambek cantiknya ilang loh" ucap haechan sambil menoel hidung kini chany

"Papa, aku laper"

"Huffttt.. Yaudah, papa masak dulu ya"

"Jangan! Papa kan sekarang lagi bawa adek di perut" haechan tersenyum manis "kan tadi chany bilang, kalo chany laper, jadi papa mau masak aja"

"Engga papa.. Aku suruh daddy aja"

"Daddy capek nak kuu..."

"Yaudah kalo begitu chany gak jadi laper, padahal aku ajak papa ke mall buat cari makanan sama baju adek"

"Haha.. Chany sayang, adek masih umur 2 bulan, masih lama sayang, kata dokter 7 bulan lagi lahirnya"

"Aaaa! Lama sekali papa.."

"Iya sayang.. Nanti kalo adek mau lahir kita belanja ya sayang"

Chany tersenyum lucu "iya papa.. Sekarang chany ngantuk, chany mau tidur dulu ya papa.. Byee"

"Iyaa byee.. Good night anak papa"

"To, papa" chany langsung turun dari kasur sang papa dan menuju kamarnya. Haechan menatap chany yang perlahan menghilang. saat chany sudah pergi, mark memasuki kamar

"Capek syang?" tanya haechan. Mark tersenyum lalu mencium kening haechan "engga kok, sekarang kamu tidur ya sayang.."

"Iya sayang.."

Mark langsung berbaring di samping haechan. Mark memeluk dan mencium perut buncit istrinya lalu memejamkan matanya perlahan.. Haechan mengelus surai hitam mark dan lalu tertidur

.
.

Dirumah wonyoung

"Anjing di cipok" lirih wonyoung yang kini sedang menonton homo Thai

"Hiss.. Kapan ya aku bisa tidur bareng sama ayang? Hiks" sedihnya

"Chenle sama pak jisung udah tidur bareng, pokoknya sesirkel, tapi gue kgk.. Huwaaa!!! Gini amat nasip" sedih wonyoung

"Nasip oh nasip jadi begini.. Kok nyanyi.. Dahlah pokus nonton homo ajahh" wonyoung fokus melihat laptopnya dan berusaha menahan teriak..

"Aaaaaa!! Gak kuat! Pengen teriak aaa! Anjing salting"

"Wonyoung! Udah malam! Tidur!!!" teriak suara perempuan yang tak lain ibu wonyoung

"Iyaaa bunda!!!.. Hufftt, kan kan, gini nih kalo nonton homo.." kesalnya, wonyoung

Brakk!

"Aaaa!!! Bundaaa!"

"Kebiasaan! Hehhh!!!" tangan sang ibu menjewer kuping anaknya yang bandel

"Kalo bunda bilang tidur.. Ya tidur! Bandel ih ni anakk"

"Aaa.. Ampun bun.. Ampun"

"Ck ga ada kata ampun.. Mending bunda telpon yujin buat nemenin anak bandel!"

Wonyoung tersenyum bahagia saat sang bunda nyebut nama kesayangan nya. "Eett.. Aku nyuruh yujin kesini buat nyata laptop mu! Bukan buat nemenin kamu tidur!" omel bundanya

Wajah wonyoung yang tadinya nyengir tiba tiba berubah menjadi cemberut "Loh bundaaa.. Besok ngerjain skripsi!"

"Alasan.. Dari kemarin ituuu aja alasannya.. Pokoknya kamu tidur sekarang atau.. Bunda sita!"

"Aaaa!! Jangan jangan.."

"Tidur! Udah tadi nonton homo sama bunda di TV yang segede layar bioskop, tetep aja nonton di laptop" omelnya lagi

"Ini yang terbaru bun"

"Kan bisa di tonton besok bandell.." tangan sang bunda menjewer telinganya kembali yang membuat anak itu kesakitan "aww bundaaa.. Iya iyaa wonyoung tidur"

"Nah gitu dong pinter" bunda langsung melepaskan jewerannya, lalu mencium pipi dan kening anaknya

"Selamat malam anak bandel.."

"Selamat malam bundaku yang cantik" tersenyum terpaksa.

Dosen🔞(Jichen) Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu