10. Kejanggalan

3K 293 7
                                    

Happy Reading😍

Aretha keluar dari kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aretha keluar dari kamar mandi. Gadis itu masih memakai handuk yang melilit tubuhnya. Rambutnya basah sehabis keramas.

"Besok libur, pokoknya gue mau full tidur!" Racaunya pada diri sendiri. Duduk sembari menyalakan hair drayer dan mulai mengeringkan rambutnya di depan cermin.

Karena suara bising yang dihasilkan benda itu, Aretha tak mendengar suara pintu diketuk. Ia menyadarinya saat Seseorang sudah masuk dan memandangi dirinya di balik cermin.

"SEA! LO JANGAN SEMBARANGAN MASUK KAMAR GUE DONG! SEENGGAKNYA KETUK PINTU DULU!" Spontan Aretha menutupi dadanya yang sedikit terekspos. Suara melengkingnya mampu membuat Sea berjingat. Mengusap telinganya yang berdenging.

"Gue udah ketuk pintu, tapi lo gak bukain." Sea membela diri. Matanya sempat melirik leher Aretha yang putih bersih sebelum membasahi bibir bawahnya.

Menyadari tatapan Sea yang seolah memiliki arti lain, Aretha langsung melempar bantal ke arah kepala Cowok itu tak terima.

"MATA LO SIALAN!"

Sea menepis bantal sambil terkekeh geli. "Gue cuma mau beri titipan Mama," katanya menyampaikan maksud, menyodorkan paperbag merah hati ditangannya. "Nanti malam pakai."

Aretha menerima dengan dahi berkerut dalam. Ia ingin bertanya namun mengurungkan niat. Perasaan tidak nyamannya lebih mendominasi apalagi handuknya sedikit melorot. Sedangkan Sea masih berada di dalam kamarnya.

"Yaudah, lo sana pergi!" Ketus Aretha dengan tatapan garang.

Sea mengangguk. Sebelum berbalik keluar, ia menatap Aretha sekali lagi.

"Kenapa?" Tanya Aretha judes.

Sea tersenyum kecil. "Gak papa." Kemudian berlalu menghilang dari balik pintu.

Aneh! Aretha membatin segera mengunci pintu. Merutuki kecerobohannya sebab tadi lupa.

"Thea."

Panggilan lirih dari balik punggungnya membuat Gadis itu terkejut. Ia langsung berbalik, syok melihat penampakan berdarah di depan matanya.

"BISA GAK LO KALO MUNCUL GAK NGAGETIN!" Bentak Aretha menatap sosok halus di depannya emosi. Merasa jantungnya ingin keluar dari rongga dadanya.

"Jangan teriak-terika bego! Ntar ada yang denger!" Kesal Aretha asli. Pasalnya mencari waktu yang tepat untuk menemui Thea sangat susah sekali.

Thea langsung membekap mulutnya. Beberapa saat Cewek itu melotot, teringat kemarahannya yang membuncah sudah sejak lama. "Lo kemana aja hah?! Kenapa gak muncul-muncul?! Lo gak tau gue udah kaya orang bego yang gak tau apa-apa tentang keluarga lo! Pacar lo! Teman-teman lo! Semuanya! Dan-"

"Stop! Lo ternyata cerewet banget! Dengerin gue ngomong dulu!" Selak Aretha asli menatap tajam Thea. Kedua matanya memutih persis hantu di film-film horor.

"Dih! Gak takut!" Thea mencibir. "Buruan! mau ngomong apa? Gue juga mau nanya banyak sama lo!" Katanya tak santai sembari duduk di atas ranjang.

Aretha asli mengangguk. "Gue mau ngomong soal Sea pacar gue."

"Nah, itutuh! Gue juga mau nanya soal dia!"

"Gimana kabar dia?"

Mata Thea membola.
"Benar-benar Setan lo! Jadi, lo nemuin gue cuma pengen tau kabar Sea doang?!" Kemarahan Thea membumbung tinggi. Jengkel mengingat ia sering direpotkan Cowok itu dengan segala tingkah sikapnya.

Aretha asli meringis tak enak hati. "Bukan gitu, maksud gue sikap Sea sama lo setelah sadar dari koma gimana?"

Thea membuang napas kasar. Siap meluapkan unek-unek di hatinya. "Lo tau gak? Pacar lo posesif banget anjir! Masa gue harus hubungin dia setiap menit jam! Dia suka ngatur-ngatur! Gak boleh inilah gak boleh itulah! Pertama pas gue sadar sih dia gak kaya gitu, tapi makin ke sini malah makin jadi! Repot banget! Dia juga nuduh gue selingkuh! Haha selingkuh, boro-boro!" Entah sekedar dirinya yang perasa atau memanglah benar, Thea sekilas melihat ada keterkejutan saat Aretha mendengar kata terakhirnya. "Lo seriusan selingkuh?" Tebaknya membuat Aretha gelagapan. Tapi Gadis itu langsung mengondisikan ekspresinya seperti semula.

"Nggaklah ngaco lo!"

"Kok lo kaya kaget tadi?" Tatapan Thea membidik.

"Gue bilang nggak ya nggak!"

Thea berdecak sinis.
"Terserah deh. Btw, lo mau ngomong apa pas gue masih di rumah sakit?" Tanyanya setelah mengingat ucapan Aretha yang sempat terputus di taman rumah sakit. Semata-mata karena kedatangan Sea.

Aretha terdiam terlihat berpikir. "Kapan? Gue lupa.."

"Itu loh yang di taman rumah sakit."

"Ooh.. itu? Gue waktu itu cuma mau bilang buat baik-baik sama Sea."

"Masa sih?" Thea mencoba mengingat-ingat. "Perasaan, lo bilang jauhin.. jauhin.. iya kan?"

"Nggak Thea, Yaelaah!"

"Oww."

Hening sebentar sebelum Aretha berbicara lagi.

"Thea, gue tau kok.. kalo Sea posesif sama gue. Gue pikir setelah gue kecelakaan, dia bakal berubah. Tapi setelah dengar penjelasan dari lo, ternyata tetap sama." Aretha asli menjelaskan dengan raut sendu. Dalam nada bicaranya tersirat kesedihan.

"Lo tau Sea posesif tapi lo gak putusin dia?! Demi apa lo?! Lo udah cinta buta Retha!"

Aretha tersenyum. Tatapan matanya merasa bersalah. Ya, Thea juga menyadarinya.

"Gue gak bisa. Dia baik banget sama gue."

Thea melongo atas jawaban Aretha barusan. "Kalo dia baik, kenapa tubuh lo gerogi waktu dia dekat-dekat sama gue? Gue yakin, itu yang gerogi bukan gue sendiri. Tapi memang respon alami dari tubuh lo! Pasti dia pernah apa-apain lo kan?!"

Andaikan Aretha asli dalam wujudnya bisa menghela napas, mungkin akan terdengar sangat berat. "Udah deh lo jangan banyak bacot! Tinggal jalanin aja hubungan gue sama Sea susah amat. Lo di sini cuma pinjam tubuh gue. Fokus aja sama keinginan lo yang belum kewujud!"

Mata Thea melebar setelah mendengar penuturan Aretha barusan. Sisi dalam dirinya tersinggung. Ia tak bisa membantah apa-apa sebab ucapan Aretha ada benarnya.

"TAPI GUE MATI GARA-GARA LO ANJING!" Amarahnya, persetan dengan kenyataan.

"Lo yang salah! Ngapain hujan malam-malam malah lari di tengah jalan!"

"Karena-" ucapan Thea terputus engan menjawab alasannya. Mana mungkin ia mengatakan yang sesungguhnya pada waktu itu.

"Kenapa? Lo gak bisa jawab kan? Sama, gue juga gak bisa jawab alasan gue kenapa gak bisa putusin Sea. Kita sama-sama punya rahasia, Thea. Jadi, urus urusan masing-masing."

Thea mengernyit dalam. Perkataan Aretha ada yang menjanggal. Kenapa ucapan Aretha seolah-olah telah tahu sesuatu? Kenapa ia sangat yakin kalau dirinya memiliki rahasia?

TBC

Thanks buat kalian yang udah komen sama vote❤

Jangan lupa tinggalkan jejak~

Next gak?

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang