8. Aturan

3.6K 356 7
                                    

Maaf ada banyak typo, aku udah ngantuk bangett😴
Nanti aku edit lagi deh!

Happy Reading😽

Semua guru mapel sedang rapat membahas pelaksanaan ujian semester mendatang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua guru mapel sedang rapat membahas pelaksanaan ujian semester mendatang. Seluruh Siswa bagai tertimpa rejeki karena jam pertama hingga ke empat kosong. Jangan heran suasana kelas sangat ramai. Tidak adanya pengawasan membuat mereka leluasa keluar kelas dengan bebas. Kecuali bagi kelas unggulan, mereka tetap stay di dalam kelas meski kesempatan emas itu berada di depan mata. Bahkan banyak di antara mereka lebih menyibukkan diri dengan belajar ketimbang berkeliaran kesana-kesini.

Gabut, Aretha mengetik pertanyaan di kolom penelusuran. Matanya cerah benerang sebab sehabis tidur.

Kenapa Seseorang bisa menjadi psikopat?

Tak sampai lima detik, data pencarian langsung keluar.

Pernah mengalami kekerasan semasa kanak-anak, kekerasan seksual, dan bisa jadi karena faktor genetik.

Aretha mengernyit. Kekerasan saat anak-anak? Kelihatannya gak pernah, batinnya yakin seratus persen. Mereka selalu bersama sejak kecil. Dirawat dan di sekolahkan di lingkungan sama. Apapun yang menimpa Adiknya tak terlepas dari pengawasannya.

Kekerasan seksual? gak pernah juga.

Genetik? Ahaha, ngaco ah!

Aretha mengacak rambutnya frustasi. Ia sama sekali tak memiliki ingatan tentang Sosok Kedua Orang tuanya. Tapi ia yakin mereka baik. Kenapa bisa begitu? Aretha sendiri tidak tahu. Saat dirinya menginjak usia dua belas tahun, ia telah terbangun dirumah sakit dalam kondisi tidak mengingat apa-apa.

Cerita singkat yang ia dengar dari Pamannya. Dulu, ia dan kedua Orang tuanya mengalami kecelakaan parah. Kecelakaan itu yang menyebabkan nyawa kedua Orang tuanya terenggut. Sementara dirinya meski berhasil terselamatkan, mau tidak mau harus rela kehilangan sebagian ingatannya.

Entah mengapa Aretha tak sepenuhnya mempercayai cerita Pamannya. Nalurinya mengatakan ada yang tidak beres..

Lagipula semenjak ia terbangun dari rumah sakit, seolah sengaja disingkirkan, satupun foto Ayah dan Mamanya tidak ada yang tersisa di rumahnya.

Drrt..

Getar ponsel membuyarkan lamunan Aretha. Username berbentuk hati menyembul di layarnya. Ia menggeser jari jempolnya ke kiri, menolak panggilan.

Drrt.. Drrrt..

Aretha menolak panggilan lagi.

Drrrrt...

"Shit!"

"Kenapa gak angkat aja sih? Berisik tau!" Kesal Trisa merasa terganggu karena sedang enak-enaknya molor. Gadis itu mengusap ilernya lalu kembali tidur.

ArethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang