Chapter 90 - Yan Xie: "Walaupun aku punya lima bulatan teh istri,.....

1.8K 153 46
                                    

Chapter 90 – Yan Xie: "Walaupun aku punya lima bulatan teh istri, tapi aku hanya punya satu istri...."

(T/N: masih tambahan NSFW alias fhorno..)

----

Yan Xie seperti harimau jantan yang sudah kelaparan dalam waktu lama dan akhirnya makan daging, baru saja hanya merobek dan melampiaskan dengan tak sabar, segera setelahnya dia menekan Jiang Ting di kasur besar kamar tidur untuk kedua kalinya.

Kali ini dia akhirnya berhasil memperoleh kembali kesadaran diri dari nafsu yang berapi-api, mendorong sedalam mungkin, mengendalikan ritme, dan memperpanjang orgasme sebelum klimaks sampai terasa tanpa akhir. Pada akhirnya Jiang Ting tidak tahan lagi, fisiknya lelah sampai batas, tubuhnya lemas seakan jadi genangan air, tidak mampu mengendalikan erangan yang sesekali keluar; namun sebaliknya lubang dibelakang mengencang lebih erat, dikacaukan oleh serangan lama dan ganas dari organ seks itu, paha bagian dalamnya basah oleh air mani dan air.

"Sudah tidak tahan?" Yan Xie bertanya lirih, "Kenapa kamu sangat lemah?"

Jiang Ting tanpa sadar menarik seprai, seakan ingin melepaskan diri, tapi sesegera dia bergerak, dia diseret kembali dan ditekan di atas tempat tidur di bagian pinggangnya oleh Yan Xie, didorong keras berkali-kali. Pada akhirnya Jiang Ting mendesah sampai tak sadarkan diri saat ejakulasi menyentuh bagian terdalam tubuhnya. (T/N: mau kuketik 'genjot' tapi helep jelecc bgt)

Jiang Ting hilang kesadaran di saat yang sama aliran besar air mani itu masuk sepenuhnya, pada saat ini waktu sudah benar-benar gelap. Butuh beberapa menit untuk Yan Xie menenangkan diri dari kondisi sangat terangsang dan jantung berdetak kacau, lalu dia pergi ke kamar mandi dan mandi cepat-cepat, tapi dia sengaja tidak mengangkat Jiang Ting dari tempat tidur untuk dibersihkan.

Dia sendiri tidak bisa menjelaskan kenapa, seakan secara insting berharap bekas-bekas tidak senonoh dan cairan tubuh panas itu, bisa terus berada di dalam tubuh Jiang Ting lebih lama, bahkan membiarkan tubuh dan jiwa orang ini terus dilekatkan napas yang pernah mendekat intim dengannya.

Yan Xie pergi ke dapur untuk menghangatkan sup iga yang dibuat siang tadi, hati-hati merasakan suhunya, lalu membawanya ke kamar tidur.

Lampu di kamar itu tidak dinyalakan, aroma amis namun manis melayang-layang di ruangan gelap, samar-samar merangsang ujung saraf Yan Xie yang tegang.

Jiang Ting seakan samar-samar tersadar, membungkukkan badan yang dibuka berlebihan, dengan mata separuh tertutup, bulu mata yang berkeringat masih menempel menutup. Yan Xie mengangkatnya dan menyandarkan dia ke tangannya, terus mencium, mencium dari rambut pelipis sampai kelopak amta, menyuapi sup iga dengan sendok satu per satu, memberi tambahan tenaga fisik yang terkuras habis.

"......" Jiang Ting membuka mulut setelah cukup lama, berkata dengan suara serak, "Mandi...."

Yan Xie meletakkan mangkok itu, mengusap wajah dan sisi lehernya berkali-kali, seakan akhirnya mendapatkan harta yang sangat berharga, bahkan tidak ingin melepaskan sedikit pun, setelah beberapa saat dia berkata lirih, "Tunggu sebentar."

Jiang Ting tidak punya tenaga, termenung dan tertidur. Di tengah malam dia terbangun lagi oleh hentakan dan dorongan terengah-engah, tubuh yang sudah lumpuh karena rasa nikmat itu tidak terasa seperti miliknya lagi, bahkan tidak mampu mengeluarkan suara, hanya merasakan senjata mengerikan yang terus mendesak masuk tubuhnya lagi dengan mudah, lebih keras, dalam dan cepat, dengan kejam menggosok bolak-balik di antara kulit halus itu.

".... Yan.... Yan Xie....."

Setiap kali senjata mematikan itu bergerak cepat, ada suara desah basah, bahkan paha bagian dalamnya sudah memerah. Yan Xie mendesah berat selama mendorong keras yang lebih ganas dari binatang buas itu lagi dan lagi, dia mendekati telinga Jiang Ting dan berkata, "Hn, aku disini."

PoYun/破云 (Break the Clouds)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang