12. Bersamamu... Untuk Saat Ini

442 56 28
                                    

Setelah kejadian yang menimpanya kemarin, Kazuha akhirnya paham kalau dunia tidak selalu berjalan sesuai yang diinginkannya meski memahami sebagian masa depan yang akan terjadi. Maka dari itu, jika dia terus berhubungan dengan Shinji, ada kemungkinan hidupnya serta keluarganya akan dalam bahaya juga karena dirinya.

Karenanya, Kazuha memberikan pilihan pada Shinji tentang bagaimana dia ingin melanjutkan hubungan mereka.

"Jadi begitu... Syukurlah. Aku kira Kazuha ingin membalas dendam padaku karena pernah berpikiran negatif padamu."

Ucap Shinji dengan helaan napas lega.

"Tidak mungkin aku akan melakukan hal itu. Tapi perasaanku agak tersinggung saat mendengarnya tahu."

Jelas Kazuha diikuti dengan wajah cemberutnya yang imut.

"Jadi... Apa keputusanmu mengenai hal ini?"

Jika dia ingin meneruskannya, maka tidak apa-apa. Rencana yang sudah ditetapkan bisa berjalan sesuai keinginannya.

"Kau tahu, wajahku sudah jelek dan umm... Akan memalukan bagi dirimu jika bersama diriku yang seperti ini. Apalagi keluargamu juga bisa dalam bahaya sekarang dan kejadian yang menimpaku bisa juga terjadi pada mereka."

Tapi jika dia ingin berhenti sampai di sini, maka dia akan akan memberikan kompensasi yang sesuai. Apalagi dengan dia yang sudah memiliki komunikasi dengannya, akan memudahkan baginya untuk memberi kebutuhan yang Shinji butuhkan untuk berkembang di masa depan. Dan dia tidak perlu bertindak layaknya kekasih seperti yang sistemnya perintahkan.

"Jadi... Jadi kau bisa meninggalkanku. Aku akan... Menghilangkan semua jejak yang bisa menghubungkanmu dengan diriku agar kau terkena imbas dari masalahku..."

Tapi apa-apaan dengan perasaan tidak terima ini?

Tangannya yang diperban secara tidak sadar tergenggam erat hingga lukanya lukanya kembali terbuka. Bibirnya bergetar dan mengkerut dengan setiap kata untuk alasan yang dia buat. Hatinya seperti dilubangi oleh jarum-jarum kecil yang menusuk semakin dalam dan merusak intinya.

"Dan... Dan... Dan—"

"Kazuha."

Jari-jari Shinji tiba-tiba menyentuh pipi Kazuha yang ternyata telah basah oleh air mata.

Senyumannya mengandung kepahitan.

"Jika kau berniat melepasku, jangan membuat wajah itu."

Shinji lalu mengambil sapu tangannya dan membersihkan sisa air matanya dengan lembut— takut jika sentuhannya mungkin menyakitinya.

"Aku sampai sekarang masih tidak paham alasanmu memilihku sebagai kekasihmu, Kazuha. Bahkan setelah mendengar alasannya aku masih tidak paham. Tetapi, aku bisa tahu bahwa Kazuha tulus untuk bersamaku dan aku juga merasa selalu ingin melekat bersamamu. Jadi, setidaknya..."

Shinji lalu mendekap pelan tubuh Kazuha yang rapuh dan membuatnya bersandar ke dadanya. Jantungnya yang berdebar kencang akibat rasa malu dan gugup karena berada terlalu dekat dengannya bisa didengar oleh Kazuha dengan kepalanya terkubur di dadanya.

"..."

Tapi dia tidak memiliki waktu untuk menyadari hal itu dan menggodanya seperti biasa karena dia sendiri terlalu malu dengan tindakan tiba-tiba Shinji yang memeluknya.

"... Setidaknya, biarkan aku bersamamu untuk saat ini."

Tidak tahan akibat situasi berbunga-bunga ini karena rasa malu yang diambang batas, Kazuha akhirnya membuat alasan.

"Shinji... Tulang rusukku yang patah terasa agak sakit dalam posisi ini."

"E-Ehh!? Ma-Maafkan aku! Apa kau tidak apa-apa? A-Aku sama sekali tidak tahu bahwa bagian tulangmu juga sakit."

Change Role : Make My Own Ideal Hero's Use Former Myself! Onde as histórias ganham vida. Descobre agora