2. Memulai Rencana (Tapi Rencana Itu Menelanku)

644 77 92
                                    

Setelah hari itu, Shinji atau bisa kita panggil Kazuha bekerja keras sebelum hari yang ditentukan tiba. Mulai dari melatih kebugaran tubuhnya dengan sering berolahraga dan belajar seni bela diri, menulis semua infomasi yang dia ketahui di masa depan dalam bentuk buku harian, menggambar dan menulis monster serta kelemahan mereka, melakukan meditasi untuk melatih kemampuan yang telah diberikan oleh sistem, memulai ulang studi yang telah lama dia lupakan, dan karena dia adalah anak tunggal dari keluarga Inoue sehingga di masa depan dia harus mengurus perusahaan ayahnya yang membuatnya harus belajar bisnis. Dan karena dia bukan orang yang pintar dia cukup kesulitan untuk mempelajarinya apalagi itu bukan bidangnya, tetapi dia menutupinya dengan berusaha keras dan mulai memahami seluk-beluknya sedikit demi sedikit.

Orang tua Kazuha yang melihat perubahan dalam kepribadiannya itu sedikit khawatir karena waktu tindakan aneh yang dia lakukan. Tapi setelah sedikit perbincangan, mereka setuju untuk membiarkannya meski masih ada kekhawatiran di wajah mereka. Melihat kelembutan dalam perlakuan mereka membuat Kazuha mengingat keluarganya yang dulu dan ingin tahu keadaan mereka, sayangnya dia tidak bisa mengunjungi mereka sekarang. Dan karena kedua orang tuanya saat ini juga memiliki perhatian padanya membuat dia juga memperlakukan mereka dengan baik dan ingin membalas budi seperti anak yang berbakti, dia juga lebih sering berinteraksi dengan mereka jika ada waktu. Meski dia telah sering berada di medan perang di masa lalu, sebagian kemurnian dan kepolosan yang masih terjaga dalam pikirannya membuat dia tampak sangat lucu karena memiliki pertentangan dengan sifatnya yang lain.

Dan begitulah bagaimana 6 tahun terlewat.

"Dan di sinilah aku."

Menatap melalui kacamatanya, Kazuha merasa nostalgia saat melihat bangunan-bangunan di balik gerbang yang memisahkannya. Dia menghabiskan masa remajanya di sini dengan baik bersama teman-temannya sebelum gelombang pertama dimulai. Dia merindukan masa-masa itu.

"Hei, lihat. Apa kau merasa familiar dengan gadis itu?"

"Aku tidak yakin, tapi aku merasa pernah melihatnya di suatu tempat."

Dia segera memperbaiki topi yang dikenakannya dan berjalan masuk melalui gerbang karena dia sudah cukup menarik perhatian dengan berdiri terlalu lama di sana.

Melangkah melalui jalan yang sudah akrab dilaluinya, Kazuha mencapai gedung untuk klub bulu tangkis. Dari luar dia sudah bisa mendengar suara decitan sepatu yang menggores lantai.

Menggeser pintu ke samping, dia bisa melihat kumpulan laki-laki sedang menonton dari sudut pada pertandingan yang sedang berlangsung di depan mereka. Mereka terlalu fokus hingga tidak sadar bahwa ada orang yang telah masuk ke dalam.

Saat akhirnya salah satu orang tidak berhasil menangkis bola dan poin telah dicetak, mereka semua berteriak dengan penuh gairah seolah telah memenangkan tiket lotere.

Setelah itu mereka akhirnya sadar akan keberadaan Kazuha. Mereka cukup bingung kenapa ada seorang gadis yang mendatangi klub mereka. Apalagi dia tampak asing dan bukan dari universitas ini karena dari jauh mereka bisa melihat kecantikannya meski mengenakan topi dan kacamata untuk menutupi wajahnya. Dia jelas akan populer di tempat ini dan mereka juga akan mengenalinya. Dengan begitu kesimpulan cepat telah dibuat.

Salah satu dari mereka akhirnya mendatanginya sebagai perwakilan dan bertanya.

"Apa ada yang bisa kami bantu?"

Tanya dia dengan sopan saat sampai di depannya. Entah kenapa saat dia menatap wajah gadis di depannya dia merasa telah melihatnya di suatu tempat. Tapi dia harus berhenti berpikir pada saat Kazuha menyatakan kepentingannya.

"Ya, maaf mengganggu. Aku sebenarnya mencari orang yang bernama Shinji Himada, apa dia ada di sini?"

Kazuha berpura-pura tidak mengenal orang di depannya saat bertanya sambil tersenyum.

Change Role : Make My Own Ideal Hero's Use Former Myself! Where stories live. Discover now