10. Apa Yang Tidak Dia Duga

267 59 17
                                    

Pagi hari di universitas.

"Hei Shinji. Kau tampak agak aneh dari semenjak aku melihatmu masuk. Apa terjadi sesuatu, bung?"

Terus menatap ke sudut kelas, tanpa melihat ke arah temannya Shinji menjawab dengan suara monoton.

"Tidak ada. Bukan sesuatu yang besar."

"Ck, jika terjadi sesuatu katakan padaku oke. Aku akan memperkenalkan padamu beberapa gadis cantik di universitas ini."

"..."

Temannya pergi setelah menawarkan ajakan itu.

"... Dia masih belum membalas."

Kata Shinji dengan muram saat melihat ponselnya yang berisi pesan yang tidak terbaca.

Sejak kemarin, Kazuha sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaannya. Ketika Shinji mencarinya ke rumahnya setelah pulang dari universitas, dia sama sekali tidak ada di sana. Ketika dia mengirim pesan, bahkan sampai hari ini tidak ada tanda-tanda itu akan dibaca atau dibalas.

"Apa terjadi sesuatu dengannya?"

Satu hal yang perlu diketahui adalah, berita mengenai penculikan Kazuha dirahasiakan kepada publik. Dan apa yang terjadi di tengah jalan tempat Misaki diculik diberitakan sebagai tempat kecelakaan. Karenanya, Shinji tidak tahu akan hal itu.

Selesai dari universitas.

"..."

Mengayuhkan sepedanya dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan, Shinji sampai di rumah Kazuha.

"Tidak ada, ya."

Setelah memencet belnya beberapa kali, tidak ada tanda-tanda seseorang akan menyambutnya sehingga Shinji berjalan pergi lagi dengan rasa berat di pundaknya.

"Apa aku jangan-jangan dicampakkan?"

Dia segera mengabaikan pikiran itu.

Mungkin Kazuha sangat sibuk sampai-sampai tidak bisa menghubunginya. Sesuatu semacam itu. Pikirnya dengan optimis.

Ketika dia akan menaiki sepedanya, sebuah mobil berhenti di sisi jalan depan rumah Kazuha dengan beberapa orang keluar dari sana dan menghampirinya yang membuat dia bingung. Mereka memakai setelan hitam yang sama dan postur tubuh masing-masing dari mereka sudah menunjukkan betapa terlatihnya fisik mereka.

Setelah sampai di depannya, salah satu dari mereka lalu bertanya.

"Apa anda tuan Shinji?"

Apa aku mengenal mereka? Shinji menjadi bingung. Tapi dia segera menjawab.

"Apa ada yang bisa kubantu?"

Setelah konfirmasi itu, mereka saling menatap dan mengangguk.

"Tuan Shinji, silakan ikut kami sebentar. Kami ditugaskan untuk menjemput anda."

"Erm... Maaf, tapi aku..."

Shinji hendak menolak karena berpikir ini adalah salah satu kedok penipuan yang mungkin berujung penculikan. Jadi dia ingin segera pergi. Tapi hal itu segera menghilang dari pikirannya setelah mendengar kata-kata selanjutnya dari mereka.

"Tenang saja, kami tidak akan melakukan hal yang buruk pada anda. Kami berasal dari kediaman Inoue."

"Ya??"

---

Dengan begitu, Shinji akhirnya ikut dengan mereka.

"Uhh... Kalau boleh tahu, siapa yang memanggilku?"

Shinji yang masih dibingungkan oleh situasi bertanya.

"Anda akan tahu saat sampai di sana."

"Umm, lalu kalau boleh, apakah kalian tahu dimana Kazuha berada?"

Karena dia dipanggil dari kediaman utama Inoue, mereka pasti tahu hubungan yang dijalaninya dengan Kazuha. Mengambil kesempatan itu, dia ingin bertanya keberadaannya.

"..."

Tapi pertanyaannya tidak digubris lagi oleh mereka dan hanya tutup mulut setelah itu. Jadi Shinji akhirnya melanjutkan perjalanan dalam keadaan diam yang canggung.

"Woah, aku tidak pernah melihat rumah semewah ini."

Ketika akhirnya mereka akan sampai di kediaman Inoue, Shinji menjadi terpesona melihat ukuran rumah yang sebesar lapangan sepak bola. Apalagi halamannya yang luas membuat dia tidak bisa memalingkan mata. Dia tidak berharap untuk dapat menginjakkan kaki di sini.

"..."

Dan setelah puas dengan rasa kagum, sekarang dia merasa terintimidasi dengan berada di sini. Apalagi dia hanya mengenakan pakaian yang murah yang membuatnya merasa tidak cocok di tempat ini.

"Silakan ikuti kami."

"B-Baik."

Berjalan di ruang tamu yang tampak seperti sebuah aula, dia menaiki tangga menuju lantai atas sebelum melanjutkan langkahnya di lorong yang tampaknya tidak berujung.

Penjaga-penjaga itu lalu berhenti di depan sebuah pintu dengan salah satu dari mereka lalu mengetuknya.

"Nona, kami sudah membawanya."

Jawaban lalu datang dari dalam ruangan itu.

"Biarkan dia masuk."

Suaranya seperti seorang wanita dewasa. Shinji tidak yakin siapa itu karena tidak merasa familiar dengannya.

"Baik Nyonya. Silakan anda masuk ke dalam."

Mengikuti permintaan yang seperti perintah, Shinji memegang gagang pintu. Sedikit ragu untuk membukanya. Dia tidak yakin mengapa dirinya dipanggil yang membuatnya merasa gugup.

Tetapi setelah mengumpulkan tekad, dia akhirnya membuka pintu itu dengan untuk mencari tahu.

"... Permisi—"

Dia menjadi tertegun dan membeku pada saat itu karena tidak menduganya.

Akhirnya dia melihat siapa yang telah memanggilnya.

Duduk pada sebuah kursi, seorang wanita yang umurnya mungkin akan mencapai 40 tahun menatapnya dengan tajam. Rambutnya yang keemasan disanggul dan membuatnya tampak elegan, kerutan kecil pada wajahnya tidak menghilangkan tanda-tanda kecantikan yang dia miliki. Dan matanya... Matanya tampak familiar meski mereka memang baru bertemu.

Tapi apa yang membuat dia membeku bukan karena wanita itu. Melainkan....

"Shinji.... Ahaha, maaf kalau aku harus menyambutmu tanpa berdandan... Tapi, selamat datang."

Tertawa canggung dengan lemas serta memiliki kulit yang pucat, Kazuha menyambutnya dengan berbagai macam perban di sekujur tubuhnya sementara setengah berbaring.

Change Role : Make My Own Ideal Hero's Use Former Myself! Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora