Prolog

924 84 22
                                    

Roooaaahhhhhhhhh!!

Di dunia yang kacau, langit telah di cat dengan warna merah, teriakan monster bergema dimana-mana disertai dengan jeritan putus asa dari manusia saat mereka harus mati dengan mengenaskan oleh makhluk-makhluk itu. Pemandangan layaknya kiamat ini sangat mengerikan pada saat darah menetes dan berceceran. Seolah-seolah dunia sudah bergabung dengan neraka itu sendiri.

Sementara itu, di tanah yang hancur gedung-gedung tinggi yang dulu dengan bangganya menjulang jauh ke atas langit dan tidak pernah goyah kini telah runtuh dan menjadi puing-puing. Peradaban serta teknologi manusia yang telah berevolusi dari waktu ke waktu juga kini ditelan akibat kekacauan yang terjadi.

Dunia telah berubah. Hal ini tiba-tiba terjadi pada saat permainan yang sangat populer pada saat itu entah bagaimana berasimilasi dengan dunia nyata. Manusia yang memainkannya juga mengalami perubahan pada saat kemampuan yang mereka miliki serta item yang seharusnya di sana juga tiba-tiba ada dalam kenyataan. Berkat itu mereka bisa melawan dan bertahan sampai saat ini.

Namun tampaknya, hal itu tidak akan terjadi lagi.

"Hahh... Hahhh... Hahh... Jadi ini akhirnya, ya."

Dengan napas berat dan suara yang serak, Shinji menatap medan di depannya. Hanya ada bau karat serta mayat sejauh mata memandang, baik itu dari manusia atau monster mereka saling menumpuk diantara mereka sendiri.

Hanya dia yang berdiri. Sendirian, tanpa seorang rekan, atau siapapun yang bisa dia ajak bicara. Mereka semua telah meninggalkannya lebih dulu semenjak pertempuran dimulai. Bahkan dengan persiapan yang matang, mereka masih tidak mengharapkan serangan monster akan seganas ini, dengan begitu pertarungan putus asa harus terjadi dan begitulah bagaimana rekan-rekannya harus menghilang satu persatu. Dan kini dia tampaknya juga harus mengikuti jejak mereka saat melihat lukanya sendiri. Masih ada gerombolan monster yang berlari menuju arahnya. Dan jumlahnya tidak bisa dihitung. Mungkin ada ratusan ribu dari mereka. Mereka meraung dengan ganas saat melihat musuh mereka. Dia tidak akan bisa melarikan diri dengan keadaannya saat ini.

Namun daripada merasa putus asa, dia memperlihatkan senyum ganas saat matanya dipenuhi cahaya statis.

"Satu-satunya penyesalanku di dunia ini adalah tidak memiliki seorang pacar. Sayangnya aku dulu terlalu bodoh untuk mengerti hubungan semacam itu. Dan berkat kalian aku akan sama sekali tidak memiliki pengalaman itu."

Garis-garis tipis muncul di atas langit saat mulai menyebar dan terhubung satu sama lain, menciptakan bentuk dari sebuah benda.

"Maka dari itu, aku tidak akan membiarkan diriku pergi sendiri! Aku akan membawa kalian bersamaku! Matilah!"

Bersamaan dengan seruan itu, langit mendadak menjadi gelap. Kegelapannya bahkan mampu membuat malam itu sendiri terjadi pada siang hari. Para monster yang memperhatikan hal itu berhenti berlari saat menatap ke atas mereka.

Melirik ke atas, Shinji mempertahankan senyumnya.

"Mari kita lihat apakah ada dari kita yang akan selamat."

Apa yang tiba-tiba muncul di atas langit adalah lempengan hitam raksasa yang menyelimuti angkasa bermil-mil jauhnya. Benda itu adalah sesuatu yang diciptakan dia sebagai serangan bunuh diri. Dia tidak mengharapkan akan menggunakan tindakan semacam ini, namun itu lebih baik daripada membiarkan monster-monster itu hidup setelah membunuhnya.

Angin berhembus sangat kencang saat lempengan semakin jatuh ke bawah. Benda itu seolah jatuh perlahan, namun itu sebenarnya sangat cepat. Dan karena benda itu, gravitasi di sekitarnya berubah saat benda-benda di darat mulai melayang.

Tubuh Shinji tidak luput dari itu. Namun dia tidak merasa cemas atau apapun. Dia hanya menjadi tenang saat tubuhnya terangkat ke angkasa. Dia sudah tahu bahwa ini adalah kematiannya karena telah menghabiskan semua tenaganya untuk membuat benda itu. Jadi dia bahkan tidak bisa menggerakan jarinya saat ini.

Para monster yang terintimidasi dan ketakutan berusaha melarikan diri namun itu tidak berguna karena mereka juga ikut terangkat ke atas, mereka hanya tampak seperti mencoba berenang sebelum benar-benar mampu melakukannya. Bahkan jika mereka bisa berlari di darat seperti biasanya itu juga tidak akan berguna karena betapa luasnya lempengan itu.

Dan pada akhirnya, saat benda itu mencapai akhir, itu merupakan penutup dari kehidupan di bawahnya, diikuti dengan ledakan keras serta gempa yang dahsyat, sebagian dari benua mengalami bencana dan kekacauan berkat ini.

Shinji yang merupakan penyebab dari semua ini, tidak peduli dengan apa yang terjadi setelahnya karena dia sudah mati. Dia tidak merasa menyesal telah melakukannya, bahkan jika jiwanya akan ditarik ke neraka karena ini.

Dia akhirnya bisa menutup matanya dengan tenang karena ini akhir dari perjalanannya.

Namun...

[Memulai penggunaan item Crystal of Life. Membuat pengguna kembali ke kehidupannya menuju masa lalu]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Kesalahan. Memulai ulang proses]

[Berkat skenario masa depan yang tidak dapat diubah oleh satu orang, sistem akan mencari tubuh alternatif agar dapat membantu jiwa utama. Memulai proses]

[Pencarian sukses. Menemukan tubuh yang sesuai dengan preferensi jiwa utama dengan kelamin perempuan. Memulai rangkaian proses]

[Proses berhasil. Menempatkan jiwa utama ke raga tersebut]

[Berhasil menyesuaikan tubuh dengan jiwa. Dengan ini kemungkinan akhir dari masa depan dapat diubah. Dan dengan ini jiwa utama saat ini dan jiwa utama terhubung. Rangkaian takdir dipastikan akan berubah akan meningkat bila pasangan ini bersatu]

[Sistem berhasil menyelesaikan misi]

[Sistem berharap bahwa jiwa utama kini dapat menyelesaikan apa yang menjadi penyesalannya]

.... Namun Shinji tidak tahu bahwa ini baru permulaan dari berubahan masa depannya.

Change Role : Make My Own Ideal Hero's Use Former Myself! Where stories live. Discover now