PART 22

7.9K 339 1
                                    

⏮️-Leader Mafia Transmigration-⏭️
Tema:Usaha Reygan

             Happy reading

Keesokan harinya Qilla berangkat sekolah dengan motor harley yang baru ia beli semalam, Karena gak tahu cara buang uang yaudah beliin aja.

Memang setelah perubahan Qilla setiap langkah pasti akan menjadi atensi seantero sekolah. Qilla sudah terbiasa dengan itu, Dengan pandangan iri, Syirik, Memuja dan kagum.

Diparkiran gang Aerozro baru saja tiba disana dipimpin oleh Reygan. Dia yang pertama turun dari motor lalu melangkah pergi kearah dimana Qilla berada, Gadis itu masih duduk diatas jok motor seraya meninum susu indomilknya.

"Hay Qil"

Kening Qilla mengernyit, Dia diam saja. Sifat dinginnya telah kembali, Kemudian mengedikan bahunya acuh dan fokus pada susu indomilk pemberian Alan.

"Balas kek sapaan gue Qil"

"To the point"Hanya itu yang keluar dari bibir Qilla dengan nada dingin.

Pandangan matanya tajam bak Elang, Berwajah datar khas seorang Aletheya Calista Anderson. Gadis dengan seragam SMA Chale International School, Itu turu dari motor dengan gaya angkuh dan sombongnya.

"Gue cuman mau minta maaf soal kejadian beberapa tahun belakangan ini. Maaf, Gue mau kita kaya dulu. Gue gak bisa jauh dari lo Shaqilla"

Ia melihat tong sampah disana, Lalu melemparnya ala pemain basket dan kotak susu indomilk yang kosong itu mendarat sempurna ditong sampah.

Tapi kemudian dia mengambil permen karet dari saku celana jeans yang ia kenakan lalu mengunyahnya. Seraya memutar-mutarkan kunci motor terbarunya

"Basi"

Reygan menghela nafas berat. "Maafin gue Qil, Gue akan berusaha dapat maaf dari lo. Gue egois Qil, Gue mau lo"

Qilla yang mendengarnya mendengus sebal, Hey dia gak ada apa-apanya dibanding dengan Acha eh malah seenaknya dia bilang kek gitu. Itu sih definisi orang yang gak nyadar diri. Ibarat kata kalau Acha itu berlian dan Reygan itu sampah. Itu dimata Qilla.

Qilla hanya memandang datar orang dihadapannya lalu melenggang pergi dari sana dengan kedua lengan yang dimasukan kedalam saku celana. Ia berjalan dengan dagu terangkat, Ciri khas seorang Ale.

Empat orang dibelakang Reygan yang melihat interaksi keduanya sontak saja langsung menghampiri sang ketua, Untuk mewawancarainya.

Arie menepuk pundak Reygan dengan pandangan tajam. "Gue udah bilang, Jauhi dia Gan"

"Why not? Itu permasalahan keluarga lo kenapa gue harus ikut campur?"Reygan bertanya dengan sarkas.

"Bang, Udahlah selama inikan Qilla udah menderita biarin dia bahagia. Apa susahnya?!"Ucap Lava emosi.

"Gan, Ingat bonyok lo larang lo deket-deket sama cewek sial*n kaya dia! Kalau lo deket sama dia lo bakal keluar dari keluarga Alrazra"

"Lo pikir gue peduli? Sorry, I don't care"

Roni menepuk pelan pundak Arie. "Udahlah bor, Like like dia. Lagian kayanya Qilla udah bahagia tanpa kita"

Reygan tertawa sinis, Ia bersidekap dada dengan mata tajamnya. "Gue gak peduli kalau gue dikeluarin dari keluarga Sampah itu. Gue gak peduli kalau lo semua musuhin gue. Gue pengen egois, Gue mau milikin Qilla apapun caranya"

••••••••••

Kia dan Qilla berjalan bersama menyusiri koridor demi koridor supaya bia sampai dikantin. Setiap langkah yang mereka ambil tak luput dari pandangan semua penghuni CIS.

Dari kelas hingga sekarang sampai dikantin, Mulut Kia yang bak mercon tak berhenti berbicara sedari tadi. Sementara Qilla yang kembali kemode dingin, Hanya diam atau sesekali memanggapi dengan singkat, padat dan tak jelas.

Pesanan mereka datang, Dengan Kia yang membawa nampan pesanan keduanya, Lalu mereka makan dengan khidmat.

Seorang gadis datang dengan aura dingin melekat didirinya. "Qilla"

Orang yang dimaksud menoleh, Setelah melihat wajah sang pemanggil kedua mata Qilla membulat. Tapi kemudian dia dengan cepat mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali, Berbeda dengan Qilla, Kia juga kebingungan.

"Sofya And The First"

Tanpa disuruh orang yang dimaksud duduk disamping Qilla dengan anggunnya. "Gue sekolah disini, Bantuin nuntasin misi lo. Ruda sama Alan aja disini, Kenapa gue nggak kan?!"

"Serah lo Fy. Kelas?"

"Sekelas sama lo, VI IPS 2"

Kia yang sedari tadi menyimak pembicaraan dua orang didepannya dengan kening mengernyit pun bertanya. "Qil, Lo kenal nih cewek?"

Qilla mengalihkan pandangannya dari Sofya kembali pada makanannya, Mie Ayam. "Sahabat kecil"

"Tadi gue denger lo anak baru dikelas kita, Tapi kita gak lihat lo dikelas, Kenapa?"

Sofya meneguk jus alpukat yang ia pesan dengan tenang san santai, Lalu menyimpannya kembali. "Lo berdua bolos"

Kia menepuk jidatnya sendiri, "Lupa gue, Kenalin Gue Kiara Chadwick. Sahabat dari Embrio Qilla, Sekelas sama lo"Kia mengulurkan tangannya.

Sofya hanya melirik tangan itu tanpa berniat membalas. "Sofya"

Kia mencibikan bibirnya kesal, Lalu kembali menarik tangannya, Makan dengan ekspresi kesal. Hey, Apa-apan ini, Dua orang didepannya kenapa dingin dan irit sekali bicara? Masa Kia bicara sama batu nisan sih, Kan gak efik bisa disangka gil* dia sama crush.

"Hay, Boleh gue duduk disini?"

Qilla dan Kia menatap malas orang itu, Siapa lagi kalau bukan sibrengsek Reygan yang bersikap sok baik. "Gak boleh! Sana lo jauh-jauh, Satu meja sama lo bikin gue gak selera"

"Qil, Boleh ya? Karena gue tahu lo masih cinta sama gue kan?"

"G"

Tanpa disuruh ia malah duduk disamping Kia, Jadi Reygan dan Qilla berhadapan. Qilla dan Sofya hanya mengedikan bahunya acuh lalu kembali makan.

"Qilla, Gue pengen egois buat milikin lo sepenuhnya. Maafin soal sikap gue, Tapi gue secinta itu sama lo sampai gak peduli mau dikeluarin dari keluarga Alrazra"

"Balikan sama gue yak? Karena selamanya Reygan Anugerah akan bersama Shaqilla Kinara"

"Halu"Sinis Qilla.

           Bersambung

Next Or Stop?

Tema Selanjutnya
        'Garuda dan Flavio'

⏭ Leader Mafia Transmigrasi ⏭ ||END||Where stories live. Discover now