PART 8

10.1K 439 0
                                    


Part(8)
Ale-nya Acha kembali

                 ...Happy Reading...

"Acha percaya sama Ale?"

Garuda masih bergeming, Sulit memahami hal yang mustahil. Transmigrasi? Apa benar itu ada?

Gadis itu menghela nafas pasrah lalu mendekat kearah Garuda hingga kini keduanya saling berhadapan. Qilla menggapai jemari Garuda lalu menggenggamnya erat.

"Oke cara terakhir, Coba rasain ketika Garuda dideket Ale, Sama gak? Ini Feeling dan ikuti kata hati Acha"

Garuda memejamkan matanya merasakan nyamannya berada didekat gadis itu sama. Sama ketika ia sedang bersama Ale, Akan nyaman dan hangat.

Grep

Lalu lelaki itu memeluk Qilla erat, Menumpahkan tangisnya disana. Qilla tersenyum samar lalu membalas pelukan Garuda. Mengelus punggung tegap pria-nya.

"Ini be-beneran Ale kan?"

Dapat Garuda rasakan Qilla mengangguk didada bidangnya. Qilla melerai pelukannya, Menatap hangat Garuda lalu menghapus dengan lembut air mata pria itu.

Qilla terkekeh pelan lalu merapikan rambut pria itu yang terlihat acak-acakan. "Udah gede kok nangis?"

"Acha kangen"

Raut Qilla berubah serius. "Kenapa Acha khianati Ale? Kenapa Acha tunangan sama wanita lain?"

Tangan kekar itu terangkat lalu membelai lembut pipi mulus gadisnya yang mungkin dengan raga berbeda, Gak papa yang terpenting dia kembali.

"Karena Ayah yang suruh, Supaya Acha gak gamon terus karena mikiran Ale"

"Terus dia juga tahu soal Rayyan, Dia ngancem mau bun-h dia kalau aku gak nurutin kemauan dia"

"Kalau keberadaan Zayyan, Apa diketahui?"

"Gak, Vio gak bahas Zayyan, Jadi mungkin Vio gak tahu soal Zayyan"

"Terus gimana Rayyan?"

Garuda mengedikan bahunya. "Biarin Itu tanggung jawab Ayah. Kan Ayahnya anaknya"

"Kamu kan Ketua Red Blaze, Kenapa takut soal ancaman? Kamu bisa langsung bun-h orang yang ancam kamu. Atau kalau kamu gak mau biar aku aja yang bun-h"

"Jangan, Kamu gak akan bisa"

"Why Not?"

Garuda menghela nafas berat lalu membawa kedada bidang gadisnya yang seperti tidak suka dengan penuturan barusan.

"Karena kamu sendiri yang ngelarang"

Dahi gadis itu nampak mengkerut kelihatan sekali bingung dengan keadaan saat ini. "Kapan? Aku gak pernah ya ngelarang kamu buat ngebun-h hama"

"Dia Flavio Zaviera Agaraf, Masa kamu lupa dia siapa. Dia teman masa kecil kamu dan kamu pernah bilang seseorang yang berarti dari hidup Ale, Kamu tidak akan pernah membun-hnya, Sebenar apapun masalahnya"

Ya alasan lainnya itu, Karena dia adalah teman masa kecil mereka. Ayahnya bilang gak akan menjodohkannya dengan syarat harus memiliki pasangan, Karena Garuda tidak memiliki pasangan dan Vio adalah sahabat kecil mereka, Jadi tak masalah kan membuka lembaran baru bersama seseorang yang disayangi Ale.

"Dia Vio? Vio teman SD kita?"

Tak sekali Lelaki itu mengangguk.

"Aku gak mau berbagi milik aku Acha"

"Aku tahu, Aku bakal berusaha sekeras apapun supaya aku batalin tunangan aku sama Vio"

"Garuda, Kamu baru aja tunangan sama Vio semalam"

Lelaki itu membelai lembut rambut hitam milik gadisnya lalu mata hitam dan cokelat saling bertemu. "Aku gak ada rasa apapun sama vio. Kamu tahu aku depresi karena kehilangan kamu"

"Abis ini aku mau mutusin tunangan aku. Promise"

"Ya udah, Soal penjagaan Rayyan sama Zayyan perketat aja, bilangin ke Ayah. Kasihan adek kamu"

Garuda menarik lengan Qilla untuk duduk dikursi taman yang tadi diduduki Qilla. Keduanya duduk disana saling berhadapan dengan kedua tangannya yang saping terpaut.

"Kangen"

Qilla terkekeh kecil melihat Garuda. Diluar saja dia sangar, Dingin dan tak tersentuh tapi kalau sudah bersama Ale status ketua gang yang melekat didirinya akan hilang, Digantikan dengan sifat manja yang akut.

"Gak pernah berubah ya kamu"

Garuda nyengir lebar memperlihatkan gigi-giginya yang putih, Juga memperlihatkan gingsulnya yang tajam.

"Nanti malam aku sama kamu balapan"

"Jadi kamu yang kata Rian jadi saingan aku?"

Qilla mengangguk.

"Iyalah Queen of Racing gitu loh"

"Mau aku ngalah gak?"..

"Gak. Apaan sih, Aku bisa ya ngalahin kamu"

Garuda mencubit hidung Qilla karena gemas membuat Qilla meringis kesakitan pasti nih hidungnya memerah. Gadis itu mendelik kearah Garuda.

"Suka banget sih cubit hidung orang, Sesak nih"

"Gimana keadaan Mamski, Papski, Nio, Bang Abas sama Bang Asep Cha?"

Garuda membawa gadis itu kedalam pelukannya, Supaya gadis itu dapat merasakan nyamannya dada bidang Garuda. Sepertinya kali ini ia akan bolos karena pasti jam pelajaran sudah berlangsung sejak tadi.

"Mamski sakit, Dia drop karena kehilangan kamu. Jadi Papski, Bang Septian sama Bang Bastian sekarang lagi di Singapure buat berobat Mamski"

Perlahan wajah Qilla berubah sendu, Ia merindukan keluarganya dan merindukan dunianya, Tapi ia tak bisa abai akan tugasnya terlebih dahulu ditubuh ini.

"Garuda, Mau bantu Ale selesaian balas dendam Qilla?"

Tentu saja Garuda mengangguk, Ini yang ia suka ia dibutuhkan oleh Ale bukan cuman bertugas seorang diri hanya karena dia mampu. Ia juga ingin dimanfaatkan oleh Ale supaya dirinya merasa dibutuhkan.

"Gak usah buru-buru, Santai aja selesaian-nya. Yang terpenting semua sesuai dengan rencana dan hasilnya harus perfect"

"Ceritain kronologi problematik nya?"

Qilla menceritakan semuanya, Tidak ada yang terlewat. Garuda mengangguk mengerti semua penjelasan Qilla. Yang membuat bingung hanya alasan kebencian semua orang padanya.

"Pertama, Cari tahu Agatha Ayunindya. Tikus kecil yang berani mengusik macan yang tengah lapar"

Gadis itu menyeringai, Sepertinya nanti malam ia akan sibuk. Bukan hanya balapan, Tapi juga mengurus tikus kecil yang berani mengusik seorang Aletheia Calista Anderson.

"Gak sabar nunggu malam, Setelah sekian lama menahan hasrat, Akhirnya malam terkabul juga"

           Bersambung

Next Or Stop?

Tema Selanjutnya
    'Permainan Iblis'

⏭ Leader Mafia Transmigrasi ⏭ ||END||Where stories live. Discover now