❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞
⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹
26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
"Gedung sekolah akan hancur dalam hitungan 30 detik."
Arka berusaha memutar cara agar dapat melumpuhkan Iganz walau hanya sementara, akhirnya ia menusuk mata Iganz dengan pisaunya.
"AKHHH, MATAA GUAA!"
Segera ia berlari, menggendong Lianz keluar dari gerbang, lalu menurunkan nya disana.
"Mau kemana, Ka."
"Gue gak bisa ikut lo keluar dari sini, lo harus bisa pulang kerumah dengan selamat ya?" jawab Arka, ia memeluk erat Lianz.
"Maksud lo apa? lo harus ikut gue, Ka." Lianz membalas pelukan Arka erat, ia tidak akan melepas pelukan itu.
"Takdir .. takdir aku ada didalam sana," Arka mengendurkan pelukannya.
"Kak Iganz gak bakal ngelepasin kita berdua," ucap Arka lalu ia beranjak berdiri.
"Gak, please jangan pergi." Lianz terisak,
"Jangan nangis, lo jelek tau." Arka mengusap air mata Lianz, ia sadar tak punya banyak waktu.
Arka berbalik, masuk kedalam gedung, lalu mengunci gerbang agar Lianz tak menyusul nya.
"LIANZ, KALO LO BERHASIL PULANG KERUMAH, JANGAN LUPAIN KITA-KITA YA!" teriak Arka.
"JANGAN LUPAIN GUE JUGA, OKE?"
Lianz sudah tidak bisa berkata kata lagi. Isak tangis nya yang begitu menyayat hati bila terdengar.
DUAR!
DUAR!
BRAAK
Sedetik kemudian, kembali terdengar suara ledakan dua kali didalam gedung, kini gedung sekolah itu sudah benar-benar runtuh.
Kebakaran hebat menyelimuti area gedung, anehnya kebakaran itu tak merembet keluar gerbang.
"Arka! Arka!" panggil Lianz, berharap lelaki itu keluar dari dalam gedung, namun nihil, Arka tak keluar dari sana.
"Selamat! kamu adalah pemenang dari game ini!"
Tiba-tiba saja suara itu terdengar dari dalam gedung yang sedang kebakaran itu.
"Kamu telah mengumpulkan 25 potongan kunci, sekarang kamu bisa keluar!"
"Jangan pernah kembali lagi ya, selamat jalan!"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lianz jatuh terduduk lemas, pandangannya nanar menatap tidak percaya semua ini. Arka tak menepati janjinya, ia bilang dia akan keluar bersama, tapi nyatanya tidak.
Lianz benar-benar ditinggal sendiri.
"Arka .."
"Ryula .."
Airmata nya semakin deras, ia berteriak memanggil nama teman-temannya yang sudah tewas didalam sana, perasaannya campur aduk.
Ia berhasil keluar sebagai pemenang dalam permainan yang sama sekali tak ingin ia main kan dalam hidupnya.
، ⌕ ، ⌕ ، ⌕
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.