SREET!
Api dengan cepat menjalar dari luar pintu perpustakaan hingga merembet kedalam.
Asap mulai mengebul.
Altharel adalah orang pertama yang menyadarinya, ia membuka mata perlahan, mengerjapkan kedua matanya ketika indra penciuman nya mengirimkan signal aneh.
"Api?"
"No, Api no!" Altharel membangunkan Revano yang tidur persis disampingnya, ia panik ketika melihat api semakin ganas melahap buku-buku dengan cepat.
Tanpa berfikir panjang, Altharel langsung membangunkan teman-temannya.
"Sial." Revano bergegas mencari alat pemadam, namun tidak ditemukan dimana pun. Padahal seingat dia, didalam perpustakaan mempunyai alatnya.
"Ini di padamin pake apa? isi perpustakaan ini mudah terbakar semua, gak ada alat fire extinguisher." seru Lianz.
"Tapi, gue pernah liat APAR disana, tapi aneh nya kok gak ada." kata Revano.
"Ini bukan gedung sekolah kita," ucap Ryula.
"Ini pasti bagian dari rintangan, mana mungkin ada alat-alat yang bisa kita gunain buat nyelamatin kita." tambahnya.
Betul juga perkataan Ryula barusan, permainan ini jelas menginginkan mereka semua mati, mana mungkin ada alat yang bisa membantu mereka melewati rintangan, kan?
"SONIE!" teriak Wonia saat menyadari bahwa temannya itu masih tertidur ditumpukan buku-buku yang sebagiannya sudah mulai terbakar.
Teo hendak berlari menghampiri Sonie, namun telat. Seragam Sonie sudah disambar api,
"Dia kebakar .."
Mereka bisa menyaksikan sendiri bagaimana tubuh Sonie yang menggeliat terbakar oleh api, berlarian kesana-kemari berharap api yang berkobar ditubuhnya padam.
"P-ppaanaas, ttolonggg akkh."
Percuma, tak ada yang berani menolongnya. Tak ada air diperpus ini, tak ada alat yang bisa mereka gunakan untuk memadamkan apinya.
Mereka juga panik, karena kobaran api semakin liar melahap benda-benda yang mudah terbakar disekitar mereka.
GEDEBUM!
"AKKKHH," teriak Mereka serentak.
Tubuh Sonie tak sengaja menabrak rak paling tengah perpustakaan hingga terjatuh menimpa dirinya, itu rak yang paling besar disini, karena sudah sebagian buku yang terbakar, membuat rak tersebut menjadi rapuh dan mudah terjatuh.
Untung saja mereka cepat menyadari ketika rak itu akan terjatuh, sekarang kerumunan mereka terbagi menjadi dua.
Disebelah kanan ada Lianz, Erik, Shaza, Mia, Wonia, Arka, Prevan, Teo, Mora, Syakara, Raka dan yang disebelah kiri ada Altharel, Ryula, Getsy, Teza, Revano, Gavin, Deano, Haikal.
"Uhuk, uhuk." asap besar semakin mengepul.
Ryula berlari kearah belakang, "TOLONG BANTU GUE DORONG RAK INI."
Altharel, Getsy, Haikal dan Revano bergerak membantu Ryula.
"Kamu mau ngapain?" tanya Getsy.
"Dibalik rak ini ada pintu menuju lab bahasa, gue punya kuncinya. Kita harus keluar lewat sana." jawab Ryula.
"Sok tau amat, lo tau dari mana kalo dibalik ini ada pintu?" tanya Teza,
"Dia kan ketua eskul bahasa, lo yang harus nya jangan sok tau." kata Altharel.
"Tapi mereka gimana? mereka gak bisa kesini karena ada rak yang ngehalangin jalannya. Kita kebagi jadi dua!" kata Deano.
Altharel menggigit bibir bawah nya, setahu ia disana tidak ada jalan keluar.
YOU ARE READING
[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫
Mystery / Thriller❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ 26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
![[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫](https://img.wattpad.com/cover/328658256-64-k111172.jpg)