23.41

10.3K 992 97
                                    

"Momen terbaik ini, akan selalu terekam abadi dalam memori ingatan dan hati aku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Momen terbaik ini, akan selalu terekam abadi dalam memori ingatan dan hati aku."
— Aleska Khansa Nerissa

🪐🪐🪐

Sudah memasuki satu bulan pasca ke pulangan Razan dari rumah sakit setelah harus menghabiskan hari-hari panjang yang terasa sangat berat, kini ketiganya sudah dapat berkumpul di rumah hangat mereka tanpa harus ada yang perlu di khawatirkan kembali.

Setelah kepulangan Razan, lelaki itu tidak bisa langsung melakukan aktivitasnya seperti biasa. Razan harus melakukan beberapa terapi agar otot-otot di tubuhnya tidak kaku lagi karena sudah tidak terpakai hampir dua bulan lebih lamanya.

Tapi syukurlah, karena semangat Razan untuk cepat sembuh dari sakitnya, lelaki itu semakin bertambah sehat sekarang. Bahkan Razan sudah bisa berjalan kembali meskipun terkadang masih suka sedikit oleng ketika berjalan.

Dan mengingat sekarang mereka sudah tidak hanya berdua saja, Razan benar-benar tampak terlihat bahagia setiap harinya ketika melihat putri kecilnya sangat manja pada Aleska. Tapi melihat Ayra yang sangat lengket dengan perempuan yang berstatus sebagai istri sekaligus ibu dari anaknya itu membuat Razan menjadi sangat gemas sekali.

Razan jadi tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya ia ketika saat koma kemarin lebih memilih untuk menyerah ketimbang melihat kebahagiaan kedua perempuan yang sangat ia cintainya.

"Sayang, mamah ke dapur dulu sebentar. Jangan nangis, ya?" Aleska berucap lembut, perempuan itu sibuk menciumi kedua pipi anaknya yang sedang menangis saat dirinya jauh dari bayi kecil itu.

Razan tertawa kecil, melihat bagaimana reportnya Aleska yang kebingungan melihat Ayra tidak mau di tinggal sama sekali olehnya.

"Sini Ayra biar aku yang gendong," ucap Razan, menawarkan dirinya untuk menjaga Ayra.

Lelaki itu baru saja menyelesaikan aktivitas mandinya. "Gak apa-apa? Kamu di deket Ayra aja, gak usah di gendong kalau kamu masih ngantuk."

Razan mengecup pipi Aleska lembut, kemudian berganti dengan mengecup pipi Ayra lembut. "Gak sayang, sini Ayra sama papah."

Baiklah, Aleska akan mempercayakan Ayra pada Razan. Melihat jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul enam pagi, Aleska harus segera menyiapkan sarapan dan obat untuk Razan.

"Kalau masih nangis panggil aku aja, ya?"

Razan mengangguk kecil, masih sibuk menggodai Ayra yang sekarang sudah berada di dalam gendongannya. Setelah Aleska keluar kamar, sekarang Razan berjalan menuju balkon kamarnya. Menikmati udara dan cahaya matahari pagi yang begitu segar dari balkon kamarnya.

"Cup... Cup... Cup... Anak papah cantik banget, kamu nangis karena liat papahnya kelewat ganteng ya baby?" Razan tertawa kecil, melihat kedua tangan dan kaki Ayra hanya bisa menendang-nendang udara.

RAZANDRA [ ON GOING ]Where stories live. Discover now