🌸Sepertiga Malamku Untukmu🌸

Start from the beginning
                                    

"Robbanaa  aatinaa fid-dun-yaa hasanatan wa fil-aakhiratii hasanatan wa qina 'adzabaan-naar."

"Subhaana robbika robbil-'izzati 'ammaa yashifuun, wa salaamun 'alal-mursaliina wal-hamdu lillahi robbil 'alamiin."

"Aamiin...aamiin...aamiin ya rabbal 'aalamiin."

Setelah selesai berdoa, Alfian pun bangkit dari duduknya. Lelaki itu berjalan, dan mengambil Al-Qur'an yang dirinya letakkan di atas nakas samping tempat tidurnya. Setelah itu Alfian berjalan, dan kembali duduk di atas sajadahnya. Alfian memutuskan untuk tadarus Al-Qur'an sambil menunggu waktu shalat subuh tiba.

Ayat demi ayat Al-Qur'an Alfian lantunkan dengan begitu merdunya. Hingga tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, Alfian menghentikan bacaan Al-Qur'an nya saat mendengar suara azan subuh berkumandang. Lelaki itu menutup mushaf Al-Qur'an yang dibacanya, lalu bangkit dari duduknya. Alfian juga tidak lupa menaruh kembali Al-Qur'an nya kembali  ke nakas samping tempat tidurnya, dan melipat sajadah yang tadi dirinya gunakan.

Alfian berjalan ke arah pintu kamarnya saat mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.

Clekk.

Saat pintu terbuka tampaklah Ayah Arga yang sudah siap melaksanakan shalat subuh dengan balutan baju koko berwarna abu-abu, sarung berwarna putih, dan ditambah peci hitam yang telah dipakai di kepalanya.

"Al, ayok shalat berjamaah di masjid deket sini," ajak Ayah Arga pada Alfian.

"Memang ada om?" Tanya Alfian. Pasalnya dirinya tidak pernah melihat ada masjid di sekitar vila milik keluarga Zahira tersebut. Bahkan saat perjalanan menuju vila pun Alfian tidak melihat adanya bangunan masjid di sekitar vila. Yang Alfian lihat adalah hamparan sawah yang luas, dan pegunungan yang indah, serta beberapa rumah warga.

"Ada, di deket perempatan jalan sana," jawab Ayah Arga.

"Ya udah, ayok om. Sebentar saya ambil sajadah saya dulu ya om," pamit Alfian yang diangguki oleh Ayah Arga.

Lalu Alfian kembali masuk sebentar ke dalam kamarnya untuk mengambil sajadahnya tadi. Setelah itu Alfian kembali keluar, sebelum pergi Alfian juga tidak lupa menutup pintu kamarnya.

Setelah itu Alfian, dan Ayah Arga berjalan ke luar vila. Namun Alfian sama sekali tidak mendapati keberadaan Zahira, Zahra, ataupun Bunda Farah. Mungkin ketiga perempuan itu sedang melaksanakan shalat subuh, begitulah pikir Alfian.

Di halaman vila, Alfian, dan Ayah Arga berpapasan dengan Pak Joko yang juga hendak pergi ke masjid. Pak Joko juga tinggal di vila. Karena Ayah Arga sudah menyiapkan sebuah rumah sederhana yang masih satu wilayah dengan vila untuk tempat tinggal Pak Joko, dan keluarganya. Hal itu juga dilakukan agar Pak Joko bisa selalu memantau kondisi vila tanpa harus bolak-balik antara rumah, dan vila setiap hari.

Lalu ketiga lelaki tersebut pun segera berjalan menuju masjid yang kata Ayah Arga terletak di dekat perempatan jalan. Alfian mengangguk paham saat melihat bangunan masjid yang cukup besar di hadapannya. Pantas saja dirinya tidak melihat adanya masjid tersebut saat perjalanan menuju ke vila, ternyata memang kemarin dirinya, dan keluarga Zahira melewati jalan yang berbeda dengan jalan menuju ke masjid tersebut.

Setelah itu Alfian, Ayah Arga, dan Pak Joko segera masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah. Karena iqomah pun juga sudah berkumandang, menandakan bahwa shalat subuh berjamaah akan segera dimulai.

💠•💠•💠

Setelah selesai melaksanakan shalat subuh, Alfian, Ayah Arga, dan Pak Joko pun segera berjalan untuk kembali ke vila.

Takdir Yang Tak DirencanakanWhere stories live. Discover now