Kalina mengangguk, memang, tadi ia dan Raif sudah makan juga bersamaan dengan Adnan yang mengajak mereka. Sekarang, Adnan tengah mengobrol dengan sepupu sepupu laki-lakinya di ruang tengah, Kalina tadi berpapasan dengannya.

"Selesai," kata Kalina. Setelah beberapa menit, kini kancing bajunya sudah terpasang, gadis itu segera memberikan bajunya pada Ayu dengan sopan, lalu merapikan benang dan jarum yang tadi ia gunakan dengan cepat.

Ayu masih tersenyum, setelah menyimpan baju putrinya di meja depannya, wanita itu kini menatap Kalina setelah mengganti posisi duduknya agar menghadap menantunya itu, tangannya bergerak mengambil tangan Kalina dan menggenggamnya lembut. "Umi mau ngomong sama kamu, boleh kan?" tuturnya lembut, yang tentu saja Kalina angguki, gadis itu juga kini sudah mengganti posisi duduknya, sehingga mereka kini saling berhadapan.

Ayu menghela napas pelan. "Umi tau, kamu sama Raif ini baru aja kenal, enggak sampai dua bulan kan? Nah karena itu, jalanin aja perlahan ya, Nak? Enggak usah dijadiin beban, kalian harus saling mengenal lebih lagi, mungkin ada yang belum kamu tau dari Raif, begitupun Raif ke kamu. Umi harap, kalian bisa bahagia." Wanita itu berkata lembut sembari menatap wajah Kalina yang fokus mendengarkannya.

"Tanggung jawab kamu sama Raif juga bertambah sekarang, memang, menikah itu enggak mudah, tapi Umi percaya kok, kamu sama Raif bisa hadapin dengan baik, insya Allah." Lanjut Ayu. "Umi udah nasihatin Raif kemarin, supaya dia bisa jaga kamu, mengayomi juga memperlakukan kamu dengan baik. Kamu juga, ya? Raif itu anaknya emang agak pendiam, tapi Raif pedulian orangnya, jadi semoga kamu bisa buat Raif nyaman, begitupun Raif. Semoga kalian bahagia."

Kalina mengangguk. "Iya, Umi. Pasti, Kalina bakalan berusaha kok jadi istri terbaik buat Mas Raif, makasih banyak, ya, Umi," balasnya lalu memeluk Ayu dengan cepat. "Doain Kalina sama Mas Raif terus, ya? Semoga rumah tangga kita selalu Allah ridhai."

🌷🌷🌷

Siang berganti malam, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Kalina yang baru saja selesai membersihkan dirinya kini duduk di tepi ranjang, membuka ponselnya yang sedari tadi ia anggurkan karena asik berkumpul dengan keluarganya.

Kalina sedikit membelalakan matanya saat melihat notifikasi dari aplikasi instagram, melihat notifikasi bahwa Raif mengikutinya. Maksudnya, Raif mengikutinya juga, karena Kalina sudah mengikuti sosial media suaminya itu lama.

Yang menarik perhatian Kalina adalah sosial media Raif yang kini terlihat aktif, bisa ia lihat dari warna profilnya yang menandakan bahwa laki-laki itu membuat cerita. Dan saat Kalina membuka, gadis itu sedikit tersenyum, ternyata Raif mengeposkan foto tangannya juga tangan sang ayah ketika berjabat tangan saat acara akad tadi, dengan deskripsi singkat bertuliskan kalimat hamdalah. Lalu saat melihat cerita selanjutnya, terdapat foto mereka kedua, yang Raif hanya perlihatkan sebatas pundak saja.

Sedang fokus melihat layar ponselnya, Kalina segera menoleh kala mendengar suara pintu kamarnya yang diketuk. Segera saja ia berdiri, biasanya yang mengetuk adalah Adnan. Namun, saat membuka pintu kamarnya tersebut, Kalina melihat sosok Raif didepannya. "Oh, Mas Raif ... saya kira Mas Adnan," kata Kalina pelan, lalu membukakan pintu lebih lebar, mempersilakan suaminya itu masuk.

Raif sebenarnya agak tertegun saat melihat Kalina membukakan pintu dengan tampilan yang berbeda, maksudnya—melihat rambut perempuan halal yang ada didepannya ini adalah hal baru bagi Raif, tetapi, laki-laki itu buru-buru menetralkan perasaannya, segera masuk dan Kalina menutup pintu setelahnya.

Keluarga Raif sudah pamit sedari sore, sedangkan keluarga Kalina ada yang beberapa menginap disini, karena itu, Raif sedari tadi berada di luar, berbaur dengan keluarga sang istri yang baru dan harus ia kenal. Ah iya, rencananya Raif dan Kalina akan pindah ke rumah mereka besok, terbukti dengan barang-barang Kalina yang sudah ia susun rapi untuk dibawa besok di samping kamar.

RALINATahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon