21 | Permintaan Sasmita

722 71 1
                                    

Hardi--yang saat itu sedang menyiapkan rencana untuk kembali mencoba mendapatkan Yvanna--mendengar ponselnya berdering. Ia segera meraih ponsel yang tadi ia letakkan di atas meja ruang tamu ketika baru saja tiba di rumah tersebut. Nama Sasmita terpampang dengan jelas pada layarnya, sehingga membuat dirinya--mau tak mau--segera mengangkat telepon tersebut meski sedang dalam keadaan dipenuhi emosi.


"Halo, Nyonya Sasmita. Selamat malam," sapa Hardi, berusaha terdengar tenang seperti biasanya.

"Halo, Hardi. Di mana kamu? Kenapa kamu sama sekali tidak memberi kabar padaku? Bukankah tadi siang kamu mengatakan bahwa akan membantuku, dengan cara mendatangi menara milik Keluarga Harmoko?" tanya Sasmita.

"Aku memang berniat membantu Anda, Nyonya Sasmita. Aku sudah berada di gerbang menara milik Keluarga Harmoko tadi, hanya saja aku dilarang masuk dan satpam di sana tak mau membuka gerbang untukku meski aku telah memaksa mereka. Satpam itu mengatakan bahwa Keluarga Harmoko sedang tidak menerima tamu, lalu tak lama kemudian aku tahu pasti apa alasannya. Pramudia Harmoko sedang berada di menara itu dan membuat peraturan dilarang menerima tamu. Mungkin dia sedang membantu salah satu anggota Keluarga Harmoko yang terkena serangan dari makhluk yang anda kirimkan tadi siang, Nyonya Sasmita," jelas Hardi, tanpa mengungkit soal Pram yang membanding-bandingkan dirinya dengan Ben.

"Kurang ajar! Ada ikut campur dari Pram juga ternyata, sehingga Keluarga Harmoko berhasil mengembalikan makhluk suruhanku!" geram Sasmita yang bisa didengar jelas oleh Hardi.

Selama beberapa saat, Hardi mengerenyitkan keningnya usai mendengar apa yang Sasmita katakan. Pria itu berusaha mencerna perkataan Sasmita agar dirinya menjadi lebih paham akan maksud wanita paruh baya tersebut.

"Ada apa, Nyonya Sasmita? Apakah ada hal buruk yang terjadi kepada anda?" tanya Hardi.

"Ya, terjadi sesuatu yang buruk di sini Hardi. Sangat buruk," jawab Sasmita. "Yvanna Harmoko berhasil mengembalikan makhluk yang menyerang rahim salah satu perawan di dalam keluarganya. Dia tampaknya berhasil membuat makhluk itu tak lagi mengunci rahim perawan yang diserang. Makhluk itu kembali ke sini atas perintah Yvanna. Dia membuat bejana emasku hancur berkeping-keping. Bahkan sebelum makhluk itu dilenyapkan oleh Yvanna, makhluk itu sempat menyampaikan pesan dari Yvanna Harmoko untuk diriku."

"Apa pesan yang Yvanna Harmoko kirimkan untuk anda, Nyonya Sasmita?" Hardi ingin segera tahu.

"Makhluk kirimanku mengatakan bahwa Yvanna Harmoko akan datang ke hadapanku dan membawa petaka untukku. Lalu setelah itu, makhluk yang kukirim itu lenyap tanpa jejak."

Hardi pun diam selama beberapa saat. Pria itu tampaknya memang sudah tahu kalau Yvanna pada akhirnya akan membalas Sasmita dan tidak memberi ampunan. Yvanna memang pendiam dan selalu saja bersikap tak acuh. Namun jika wanita itu sudah marah, maka orang yang dituju oleh Yvanna tidak akan pernah bisa melarikan diri meski mengupayakan berbagai macam cara. Hal itu sudah Hardi sadari sejak dirinya masih bersekolah di SMA milik Keluarga Harmoko. Dan orang yang paling tahu tentang Yvanna serta semua sikapnya selama ini hanyalah Silvia, sahabat yang kini menjadi kakak iparnya.

"Dia pasti akan mencari keberadaanku sekarang, Hardi. Dia pasti bisa menemukan aku dan akan segera membuatku lebih hancur lagi," Sasmita mengungkapkan ketakutannya.

"Apakah anda tidak bisa meminta tolong agar diberi perlindungan oleh ular putih yang anda pelihara?" Hardi memberikan saran.

"Bisa saja begitu, Hardi. Tapi itu jelas bukan perlindungan untuk jangka waktu yang lama. Kekuatanku melemah saat ini karena bejana emasku telah dihancurkan oleh Yvanna Harmoko. Aku mulai terlihat menua dan tidak bisa lagi menumbalkan janin lain, karena tidak adanya bejana emas itu. Datanglah ke sini Hardi, selamatkan aku dari Yvanna Harmoko," pinta Sasmita.

Hardi jelas tak punya pilihan lain selain memenuhi permintaan Sasmita untuk diselamatkan. Kalau dirinya menolak, Sasmita bisa saja menyuruh ular putih peliharaannya untuk mencari di mana keberadaan Hardi saat ini. Sasmita jelas akan membunuhnya, karena Hardi sudah terlibat terlalu jauh dengan wanita tua itu.

"Baiklah, Nyonya Sasmita. Aku akan segera datang ke sana untuk menyelamatkan anda. Selamat malam," pamit Hardi.

"Selamat malam, Hardi. Aku tunggu kedatanganmu," balas Sasmita sebelum akhirnya memutuskan sambungan telepon.

Hardi pun segera meraih kunci mobilnya dari dalam laci sebuah lemari. Ia bergegas keluar rumah dan mengemudikan mobilnya menuju ke daerah Cikalongkulon, Cianjur, tempat di mana dirinya memberikan rumah persembunyian untuk Sasmita ketika tiga tahun lalu wanita tua itu ketahuan oleh warga sekitar rumahnya sebagai pelaku pesugihan meteng tembean. Hardi sebenarnya masih memikirkan cara untuk mendapatkan Yvanna, namun ia merasa harus menunda dulu hal tersebut agar Sasmita bisa aman dari kejaran Yvanna yang sekarang mungkin tidak akan berhenti memburunya.

Yvanna adalah sosok yang sangat menarik bagi Hardi sejak pertama kali ia mengenalnya. Namun sayang, Yvanna sama sekali tak membuka dirinya untuk berdekatan dengan pria manapun. Yvanna hanya terlihat sangat dekat dengan dua orang sahabat prianya yang tak sengaja ia ketahui ketika sedang libur semester saat kelas sepuluh. Hardi yang saat itu memutuskan untuk menetap di asrama putra dan tidak pulang ke rumah selama liburan, mengetahui tentang Jojo dan Aris yang datang berkunjung ke menara Keluarga Harmoko untuk melepas rindu bersama Yvanna dan Silvia. Hardi jelas merasa cemburu pada Jojo dan Aris yang bisa berdekatan secara bebas dengan Yvanna. Bahkan, Jojo ataupun Aris sering sekali meletakkan kepala mereka di pundak ataupun paha Yvanna ketika sedang bersantai di pinggir danau belakang menara Keluarga Harmoko. Semua itu bisa disaksikan dengan jelas oleh Hardi dari gedung asrama putra bagian belakang.

Namun pada saat itu, Hardi jauh merasa lega karena ternyata Yvanna hanya bersahabat saja dengan Jojo dan Aris. Lain halnya ketika Yvanna menjadi dekat dengan Ben. Perasaan Hardi jelas menjadi sangat marah ketika Yvanna memberikan kesempatan pada Ben untuk mendekat, padahal pria itu pernah menyakitinya dan membuatnya malu. Hardi benar-benar tak habis pikir dengan apa yang Yvanna putuskan mengenai Ben. Padahal seharusnya wanita itu bisa saja membuat Ben menderita jika mengutarakan ingin kembali menjalin sesuatu dengannya. Yvanna seharusnya membalas dendam karena pernah dipermalukan. Tapi nyatanya, Yvanna tak pernah melakukan itu dan justru terlihat memberikan kesempatan kepada Ben untuk mendekat kepadanya.

"Apa yang ada di dalam pikiranmu, Yvanna? Bukankah seharusnya kamu membenci dia, karena dia pernah menyakitimu? Kamu bukan wanita yang bodoh, aku tahu benar akan hal itu. Seharusnya kamu membuat dia menderita dan membuat dia mengemis permintaan maaf di kakimu. Bukannya malah menerima lagi kehadirannya dan memberinya kesempatan kedua setelah dia berhasil membuatmu terluka lima tahun yang lalu," batin Hardi, mulai tak terkontrol akibat amarah.

* * *

TUMBAL JANINWhere stories live. Discover now