5 | Kekhawatiran

715 76 20
                                    

Tika terus menyetir, sementara Manda mengarahkan pada alamat Sasmita yang didapatnya dari data kependudukan yang dikirim oleh salah satu temannya. Zian duduk di kursi depan dan terus memperhatikan Tika. Ia sangat takut kalau wanita itu akan lepas kendali saat bertemu dengan Sasmita nanti, maka dari itu ia memutuskan untuk ikut. Jojo dan Aris duduk di kursi paling belakang, Lili duduk di kursi tengah bersama Manda. Sesekali Aris menepuk-nepuk pundak Lili untuk membuatnya bersabar atas apa yang menimpa Yvanna. Hal itu membuat Lili menjadi jauh lebih tenang ketimbang Manda ataupun Tika.


"Oke, sekarang lurus terus dan di depan sana nanti kita akan menemukan rumahnya," ujar Manda.

Tika pun terus melajukan mobilnya hingga tiba pada satu titik yang sesuai dengan alamat tujuan serta GPS. Namun, tempat yang mereka tuju saat itu ternyata bukanlah sebuah rumah, melainkan sebuah tanah kosong yang dipenuhi oleh alang-alang serta rumput liar. Mereka semua turun dari mobil dan mulai bertanya pada orang-orang di sekitaran lokasi alamat tersebut.

"Assalamu'alaikum, permisi Bu," sapa Tika.

"Wa'alaikumsalam. Silakan Neng, ada perlu apa?" balas seorang Ibu yang tampak tengah menjemur gabah di pelataran rumahnya.

"Begini, Bu. Saya mau bertanya tentang lokasi di sebelah. Bukankah seharusnya di sana ada rumah ya Bu, dan ditempati oleh seseorang bernama Sasmita Rusdiharjo?" tanya Tika.

Wajah Ibu tersebut mendadak memucat dan tampak sedikit takut. Tika, Manda, dan Lili bisa melihat hal tersebut dengan jelas.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada kalian? Apakah kalian juga disakiti sama Bu Mita?" tanya Ibu tersebut.

"Bi--bisa dibilang begitu, Bu," Manda menjawab pertanyaan tersebut, mewakili Tika.

"Ya Allah ... kejadian lagi," ujar Ibu tersebut tampak sangat shock.

"Kejadian lagi? Maksud Ibu apa ya? Bisa jelaskan pada kami, Bu?" pinta Lili.

Aris, Jojo, dan Zian hanya bisa mendengarkan tanpa berani menyela. Mereka bertiga hanya ingin menemani ketiga wanita itu, bukan mencampuri urusan yang mereka tangani.

"Siapa di antara kalian yang janinnya diambil kali ini oleh Bu Mita? Dia itu terkenal sekali di sini sebagai orang yang suka menumbalkan janin perempuan yang sedang hamil muda, untuk membuat dirinya awet muda dan kaya raya. Intinya, dia adalah pelaku pesugihan meteng tembean. Sudah banyak orang di sekitar sini yang jadi korbannya dan kebanyakan yang sudah menjadi korbannya tidak akan lagi bisa punya anak," jelas Ibu tersebut.

Manda dan Lili serempak menutup mulut mereka usai mendengar hal tersebut. Tika sendiri kini terlihat meremas kunci mobilnya kuat-kuat, hingga membuat Zian segera mendekat ke arahnya dan berdiri di sampingnya.

"Lalu kalau boleh tahu, di mana perempuan itu berada sekarang, Bu?" tanya Zian, mewakili Tika yang sudah kepalang emosi di dalam diamnya.

"Sekitar tiga tahun yang lalu akhirnya apa yang Bu Mita lakukan itu terbongkar oleh warga yang merasa curiga dengan gelagatnya. Dia selalu akrab dengan perempuan yang sedang hamil muda, tapi setelah perempuan itu dinyatakan keguguran atau dinyatakan hamil kosong karena janinnya tiba-tiba hilang, dia juga mulai menjauh dari perempuan-perempuan itu. Dari sanalah dia dicurigai oleh warga sini. Dia akhirnya digerebek, tempat ritualnya dihancurkan beserta rumahnya. Tapi sayangnya dia ternyata sudah enggak ada di tempat ketika penggerebekan terjadi. Sepertinya dia sudah tahu kalau dirinya ketahuan, makanya dia sudah lari lebih dulu sebelum warga berdatangan. Itu dibalik rumput-rumput yang tinggi masih ada tersisa puing-puing rumahnya. Tapi saran saya mah lebih baik enggak usah ada yang ke situ. Di situ hawanya beda dengan hawa di tempat-tempat lain di kampung ini," saran Ibu tersebut.

"Beda bagaimana maksudnya, Bu?" tanya Jojo.

"Pokoknya beda. Kalau di sini rasanya adem dan biasa saja, kalau masuk ke situ rasanya langsung lain. Hawanya panas, seperti enggak ada oksigen. Pokoknya sebaiknya jangan masuk ke wilayah bekas rumah Bu Mita. Bahaya. Oh ya, siapa di antara kalian yang janinnya diambil sama Bu Mita?" tanya Ibu tersebut sekali lagi.

"Adik kami sebenarnya yang hampir jadi korban, Bu. Janinnya hampir diambil. Namun karena salah satu Kakak kami menyelamatkannya, jadinya Bu Mita itu salah sasaran dan menyerang Kakak kami yang tidak hamil. Sekarang, Kakak kami itu sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dia mengalami koma," jawab Manda.

"Wah, kasusnya agak berbeda kalau begitu. Saya belum pernah dengar dia salah sasaran. Selama ini yang selalu terjadi, dia itu selalu tepat sasaran dan berhasil mengambil janin dari perempuan yang hamil muda."

Mereka pun terdiam selama beberapa saat.

"Baiklah kalau begitu, Bu, kami permisi dulu. Terima kasih atas waktu dan penjelasannya," ucap Zian sekaligus berpamitan.

"Iya, Nak. Sama-sama. Semoga Kakak kalian yang saat ini sedang koma bisa cepat kembali sehat seperti sediakala," balas Ibu tersebut dengan tulus.

"Aamiin yaa rabbal 'alamiin!!!" jawab mereka, serempak.

"Mari Bu, assalamu'alaikum," ujar Lili.

"Wa'alaikumsalam."

Mereka pun berjalan kembali ke tempat mobil sedang diparkir. Mereka masuk ke mobil, namun Tika tidak segera menyalakan mesin mobilnya seperti biasa. Wanita itu diam saja dan tampak sangat marah.

BRAKKK!!! BRAKKK!!! BRAKKK!!!

Tika pun memukuli kemudi yang ada di hadapannya dengan penuh emosi. Zian segera menahannya bersama Manda dan  Lili. Sesaat kemudian Tika pun menangis keras tanpa peduli siapa yang sedang melihatnya saat itu.

"Bagaimana nasib Yvanna nantinya, jika korban-korban lain tidak bisa lagi memiliki anak??? Bagaimana masa depan Yvanna jika dia nanti tidak bisa punya anak??? Siapa yang akan menikahi wanita yang tidak bisa punya anak??? Bagaimana nanti nasibnya???" Tika benar-benar meluapkan emosinya dari apa yang terus dipikirkannya sejak tadi.

"Sabar, Tika. Sabar. Itu 'kan penjelasan berdasarkan korban yang janinnya berhasil diambil. Yvanna 'kan sedang tidak hamil dan dia bahkan masih perawan karena belum menikah. Pastinya akan beda dengan korban-korban Bu Mita yang lainnya," Zian berupaya menenangkan perasaan Tika.

"Betul apa kata Kak Zian, Kak. Itu adalah hal yang terjadi pada korban yang janinnya berhasil diambil. Jelas pasti beda kasusnya dengan yang menimpa Kak Yvanna," Lili juga berpikiran hal yang sama.

"Begini saja, kalau Kak Tika merasa ragu dan sangat khawatir, mari kita sama-sama konsultasikan pada Kakek. Kakek pasti tahu mengenai hal ini dan mungkin Beliau bisa memberikan kita jawaban atas kekhawatiran yang Kak Tika rasakan sekarang," saran Manda.

"Ya, kami setuju dengan usulan dari Manda. Sebaiknya tanya saja langsung pada Kakek, agar tidak ada lagi yang perlu kita takutkan," tambah Jojo yang sebenarnya juga merasa sangat khawatir akan keadaan Yvanna.

* * *

TUMBAL JANINWhere stories live. Discover now