❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞
⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹
26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
Lianz mengangguk, "Gue liat sendiri kepalanya di gorok sampai putus, Van."
"Iya sih, waktu kita dikejar sosok berjubah bertopeng itu, Gavin malah misahin diri dari kita, gue gak tau dia berniat baik jadiin dirinya sebagai pancingan atau mungkin malah mau egois biar bisa selamat sendiri." ucap Altharel.
"Jadi sekarang tinggal nasib Teo, Mia, Wonia, Raka sama Mora yang belum tau masih hidup atau enggak." sahut Arka.
Mereka semua menghela nafas gusarnya, memikirkan nasib kelima temannya itu, tanpa tahu bahwa mereka berlima sudah mati dan nasibnya persis seperti Gavin dan Teza.
"Yaudah, tunggu apalagi? ayo kita jemput Erik sama Shaza, kita harus cepet-cepet cari jalan keluarnya," kata Ryula.
"Gue jadi parno," Arka bersuara.
"Kira-kira, setelah ini siapa lagi yang akan mati ya?"
。。。
"Jangan buat kegaduhan ya, pokoknya kita gak boleh buat suara yang bisa mancing monster-monster aneh itu dan sosok berjubah topeng buat dateng kesini." bisik Erik.
Kini mereka berdelapan berjalan dengan formasi Erik, Revano berada paling depan lalu dibarisan kedua ada Shaza, Getsy, dibarisan ketiga ada Lianz, Ryula dan barisan akhir ada Altharel dan Arka.
"Tunggu, sejak kapan sekolah kita punya Elevator?" ucap Ryula, langkah ke tujuh temannya ikut terhenti.
"Kata siapa, Ryu?" tanya Shaza, lalu Ryula menunjuk denah yang ia baca,
"Sebentar, gue cek peta yang gue bawa ya." lalu Lianz membuka lipatan kertas itu, dan nampak nya sama saja dengan peta yang Ryula pegang.
"Ini bukannya area yang meledak itu ya?" tanya Getsy.
"Iya betul, padahal waktu gue di perpustakaan, gue gak gak pernah liat bagian ini di denah." jawab Ryula.
"Maksud lo, secara tiba-tiba aja denah ini berubah sendiri nya?" tanya Erik lalu Ryula mengangguk.
" .. tapi gak masuk akal, Ryu." kata Altharel.
"Ya masuk akal aja sih, selama kita ada di gedung aneh ini." sahut Revano.
"Apa gak lebih baik kita cek sama-sama aja?" Getsy memberi saran
Semua mengangguk setuju, mereka melanjutkan perjalanan, kini Ryula yang memandu perjalanan sesuai petunjuk denah.
"Waah .."
Betapa kagetnya mereka ketika ledakan sewaktu awal permainan yang mengakibatkan reruntuhan sampai menutupi tangga, kini berubah menjadi Elevator dengan sisi kanan kirinya bersih tanpa bekas reruntuhan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mereka berdelapan sontak masuk kedalam Elevator dengan hati riang, akan kah ini adalah akhir dari semuanya?
"Selamat datang di Elevator!"
"Oh tidak, Elevator tidak dapat naik keatas, muatan hanya cukup untuk 7 orang saja!"
"Kalian punya waktu 1 jam dari sekarang, jika Elevator ini tidak digunakan, maka kalian semua tidak akan pernah bisa keluar dari permainan ini dan terjebak selama-lamanya."
Suara itu menggema disepanjang lorong yang gelap, lantas mereka semua saling berpandangan, menghitung jumlah mereka sekarang.
"Jumlah kita ada delapan orang .." ucap Ryula pelan, lebih tepatnya seperti orang yang sudah putus asa.