❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞
⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹
26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
"Ini udah basi, Van. Rotinya udah jamuran." kata Getsy, memperlihatkan sisi roti yang sudah berjamur.
"Hah masa sih? duh, sorry banget ya." ucap Revano tak enak hati.
"Duh bangsat, perasaan tadi pagi udah dicek tanggal expired nya masih lama deh." batin Revano.
"Gapapa kok,"
"Itu minuman nya jangan diminum, takut udah basi juga." kata Revano memperingati, "Sebentar, lo tunggu disini."
Revano beranjak berdiri, berniat ke suatu tempat.
"No," panggil Altharel ketika melihat Revano memegang knop pintu.
"Mau ngapain lo?" lanjut Altharel.
"Mau keluar sebentar, ada sesuatu yang mau gue ambil." Revano langsung bergegas keluar kelas, padahal Altharel belum selesai bicara.
Semua menatap Revano bingung,
"Anjir nih anak, diluar kan bahaya." Altharel menoleh ke arah Getsy seolah-olah mempertanyakan mau kemana Revano.
"Aku gak tau, tiba-tiba dia mau keluar." jawab Getsy ketika paham tatapan Altharel.
"Sebentar dah, gue susul Vano dulu." kata Altharel, namun dicegah oleh Ryula, "Jangan, nanti malah lo yang kenapa-kenapa lagi. Mungkin si Vano mau buang air kecil dikelas sebelah." cegah Ryula.
"Nanti juga dia balik."
"Kalo gak balik-balik gimana?"
Kali ini Ryula terdiam, mereka semua sibuk dengan pikiran nya masing-masing sekarang sembari menatap cemas temannya itu. didepan pintu.
Sepuluh menit kemudian pintu kelas kembali terbuka, membuat Altharel, Ryula dan Getsy terperanjat kaget.
"Jantung gue hampir mau copot .. gue kira sosok berjubah itu .. hhh .." Ryula memegang dadanya.
"Lo .. bertiga ngapain berdiri depan pintu?" ucap Revano tiba-tiba, sembari menenteng plastik berisi makanan.
"Yaaa nungguiiin loo laah." balas Altharel, ia hampir berteriak.
"Ya elah, ngapain ditungguin? kan gue bilang cuman sebentar doang keluarnya."
"Lo abis dari mana?" tanya Ryula penasaran, "Yang lo bawa itu apa?"
"Gue abis dari kelas kita, ngambil makanan dikolong meja gue." jawab Revano,
"Gila lo ya? itu kan kela–"
"Lo bertiga tau gak? kelas kita gak jauh dari sini, lo keluar dari kelas ini terus belok kanan, lurus dikit lorong kelas kita." sela Revano.
"Kita tuh cuman muter-muter aja dari awal permainan, ujung-ujung nya kita balik lagi ke daerah kelas kita." lanjut Revano, ia mengambil beberapa makanan lalu memberikan nya kepada Altharel dan Ryula.
"Makan tuh, gue tau kalian berdua laper." kata Revano, lalu ia berjalan menghampiri Getsy.
"Nah, kali ini gak basi, udah gue cek berkali-kali soalnya." kata Revano.
"Kalo aku makan ini, terus kamu gimana?" tanya Getsy.
"Ternyata kamu kalo kesekolah sering bawa bekel ya? padahal, jarang-jarang loh cowok bawa bekal."
Revano menggeleng, "Gue gak pernah bawa bekal, ini semua makanan dari fans gue. Makanan nya gak pernah gue bawa pulang, selalu gue simpen di kolong meja."
"Ooh, pantes tadi ada yang basi."
"Get,"
"Iya?"
"Lo pacaran sama kak Fajash?" tanya Revano.
Getsy mengangguk, "Iya, belum lama sih, sekitar tiga bulanan. Kenapa, Van?"
Revano menggeleng, "Gapapa, cuman nanya aja."
"Yah, ternyata belum putus .." batinya, ia menghela nafas.
Jujur saja, Revano sudah lama menyukai Getsy, mungkin terhitung sejak awal MPLS? namun saat dirinya sudah bertekad ingin mengajak Getsy pdkt, ia malah sudah tertikung duluan.
Kejadian hari ini membuat Revano bingung harus bersyukur atau apa, disatu sisi ia senang karena berkat survive gila ini atau apalah itu, ia bisa mencuri kesempatan untuk dekat dengan Getsy,
"Kenal, dulu dia temen main gue. Kita satu komplek perumahan, dari gue SD udah kenal dia." kata Revano.
"Satu SMP juga sama gue, kita beda dua tahun." lanjutnya.
Getsy mengangguk sambil mendengarkan.
"Tapi dua tahun lalu, dia pindah rumah. Gue gak tau pindah kemana. Kirain udah gak bakal ketemu lagi, eh ternyata malah satu SMA," kata Revano, menjeda kalimat nya.
"Dia anak IPS kan?" tanya nya pada Getsy.
"Iya, 12 IPS-2."
"Padahal waktu kita masih SMP, dia selalu bilang mau masuk kelas IPA biar bisa jadi dokter, tapi sekarang malah masuk IPS." kata Revano sambil tertawa kecil.
Getsy juga ikut tertawa, "Tapi angkatan nya kak Fajash emang gak punya kelas IPA."
Revano berhenti tertawa, "Lah, emang iya?" tanya nya tak percaya.