29. Destiny

1.8K 122 54
                                    

Lampu operasi dinyalakan. Seokjin masih tersadar. Obat biusnya baru masuk ketubuhnya dan dia masih bisa melihat bayangan dan gerakan dari kanan kirinya. Para dokter dan perawat menyiapkan peralatan medis untuk operasinya.

"Jin, apa kau siap?" tanya sang dokter bedah jantung,

Seokjin hanya menjawab dengan kedipan matanya.

Lalu dia menutup matanya perlahan.

Seokjin bisa mendengar suara dua anak kecil. Di salah satu ruangan, di salah satu sudut memorinya. Mereka berlarian kesana kesini dengan bahagia. Tawa mereka bebas, bahagia dan lepas. Tidak ada beban di balik tawa itu.

"Jin, Jin," salah satu anak laki-laki itu memanggil yang satunya.

Anak kecil yang dipanggil tertawa terbahak, melempar bola dengan senyum secerah mentari.

"Tangkap itu Jungkook,"

Seokjin kembali mendengar, suara-suara yang lain. Suara hangat kedua orang tuanya. Neneknya. Soobin. Kakak sepupunya Kim Haru yang baik hati. Lalu, Jungkook lagi. Dan wajah teman-temannya berhaburan muncul di benaknya.

Seokjin kembali masuk ke perjalanan awal hidupnya. Kembali ke masa kecil dan sampai dia sebesar ini.

"Aku ingin kembali dan hidup bersama mereka Tuhan,"

.

.

Tiga bulan kemudian,

Seokjin mengeratkan tas sekolahnya. Isinya berat dan selalu berat. Ibunya sudah membawakan bekal lebih banyak dari sebelumnya. Bekal itu tidak hanya untuknya saja tapi nanti itu untuk teman-teman yang lainnya juga.

"Ah sial!" Seokjin terkejut karena seseorang tiba-tiba muncul dari balik tembok, pada saat Seokjin berbelok untuk masuk koridor menuju kelas paginya.

Park Jimin.

Seokjin mengelus dada kirinya dengan sayang. Sialan memang anak ini, tidak ada hentinya membuat masalah dengannya. Kalau Seokjin jantungan lagi bagaimana?

Operasinya saja memakan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Seokjin sepertinya harus menghindari anak ini kedepannya.

Tapi Jimin tidak melihat ke arahnya dan menatap Seokjin, dia mencari seseorang yang dia pikir datang bersama Seokjin.

"Di mana Jeon Jungkook?" tanyanya, bingung.

"Sudah di bilang Jungkook pindah sekolah," saut Seokjin ketus.

"Ah, benarkah?" Jimin mengernyit tidak terima,

Setelah banyak hal yang Seokjin lalui beberapa bulan ini. Dari dia melakukan operasi jantung kedua kalinya yang terbilang sukses, lalu proses panjang dia rehat pasca operasi. Tiga bulan ini, akhirnya dia bisa kembali bersekolah lagi. Itupun dia harus mendengar banyak nasehat dari ibu dan ayahnya.

Jungkook dan teman-temannya selalu menyemangatinya, tapi beberapa hari ini Jungkook tidak muncul di rumahnya. Sudah pasti karena urusan kepindahan Jungkook yang berbelit-belit. Seokjin tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga Jungkook dan Jungkook sendiri.

Setiap Seokjin bertanya pada Jungkook perihal kepindahannya, Jungkook selalu bungkam. Seokjin penasaran bagaimana Jungkook hampir empat bulan tetap bersamanya dan tidak pergi ke sekolah, padahal harusnya Jungkook sudah masuk ke sekolah barunya kan.

Tapi kata Jungkook, ada sesuatu yang menahannya untuk pergi ke sekolah. Seokjin sudah menjelaskan, kalau dirinya tidak ingin jadi alasan itu. Jungkook menampik. Katanya, itu tidak ada hubungannya dengan Seokjin. Itu urusan keluarga Jeon.

My Rival Where stories live. Discover now