Jahat, kata terakhir yang diucapkan Syakara mampu membuat Lianz, Shaza, Arka, Erik dan Prevan merasa bersalah.
Andai saja, jika mereka tadi membantu Kara untuk melawan hewan itu sama-sama, mungkin sekarang Kara selamat.
Walau tangan nya harus putus satu.
Setelah puas memakan tubuh Syakara, keenam hewan aneh tersebut berpindah atensi,
Bersiap mengejar Lianz, Shaza, Mora, Arka, Prevan, Raka dan Erik yang masih mematung menyaksikan bagaimana temannya meninggal dalam keadaan yang mengenaskan.
"WOI, LARI!!" seru Arka.
Mereka berlari dengan sekuat tenaga, mengikuti Erik yang berada paling depan.
"Gue .. hhh .. guee udah gak kuat kalo lari terus .. hhh .." ucap Prevan dengan nafas tersenggal-senggal.
"Tahan, pasti lo bisa." sahut Arka.
Prevan menggeleng, langkahnya semakin pelan membuat keenam temannya yang lain bingung.
Kini Prevan benar-benar menghentikan langkahnya, keenam temannya juga melakukan hal yang sama, hewan buas itu jaraknya sudah semakin mendekat.
Mereka bisa mendengar desisan nya.
"Gue yang bakal nanganin monster-monster jelek itu, kalian pergi aja duluan!" ucap Prevan mantap.
Ia membuka seragamnya, tangan kirinya mengeluarkan korek api berukuran kecil, lalu seragam tersebut dibakar.
Tepat ketika kobaran api semakin besar, keenam hewan tersebut datang dengan geraman sekaligus desisan nya.
GRRHHHH
"CEPET LARI!" teriak Prevan ketika menyadari salah satu hewan aneh tersebut akan melompat kearah dirinya.
"Tapi lo gimana?" Lianz berkata panik, pipinya sudah basah karena air mata dan juga keringat.
"Udah kalian pergi aja, gue bisa lawan monster aneh ini sendirian kok." jawab Prevan masih sibuk memukul hewan itu dengan pot tanaman yang kebetulan ada disamping nya.
"Gak! lo apa-apaan sih, Van? jangan sok kuat deh." ucap Arka, ia maju mendekati Prevan, berniat ingin membantu temannya itu.
Namun Prevan malah mendorong nya untuk menjauh, Arka tersungkur akibat dorongan Prevan.
"Nih anak dibilangin masuk kuping kanan keluar beli cilok ya? kan udah gue bilang, gue bisa sendiri." kata Prevan, berusaha meyakinkan Arka bahwa dirinya bisa mengatasi ini dengan menyelipkan sedikit candaan.
Lihat, bahkan dari mimik wajah Prevan pun ia tak sedikit pun terlihat takut,
"Yaa seenggaknya, sebelum gue mati, gue bisa ngelucu dulu. Biar gak garing banget masa muda kita."
Arka langsung teringat kata-kata Prevan di perpustakaan waktu itu.
"Van .."
"Buruan pergi, percuma tolong dia. Ujung-ujungnya juga nasib Prevan sama kayak Kara." kata Raka menarik baju Arka agar menjauh dari Prevan beberapa langkah.
"Lepas bangsat! apaan sih lo, punya mata gak lo? itu temen kita lagi dalam bahaya." ucap Arka emosi.
"Mau cari mati lo? lagian kan si Prevan yang mau kayak gitu, kalo dia mati ya berarti salah dia." balas Raka.
"Rak, egois banget lo." Lianz bersuara.
"Eh bangsat, harus nya lo bantu tolon–" ucapan Arka terpotong,
"Lah, si monyet-monyet ini malah berantem, bukannya pergi, udah sana lari! Gue lagi berusaha menjinakan hewan jelek ini." kata Prevan, sungguh, nada bicara terlihat santai seakan sedang bermain dengan hewan peliharaan sendiri.
YOU ARE READING
[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫
Mystery / Thriller❝ Harusnya lo semua ikut saran gue tadi, kita cabut sekelas.❞ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ ⊹ 26 Siswa yang berjuang untuk tetap hidup di lingkungan yang mereka tidak ketahui mengapa mereka bisa ada disana. Mereka disis...
Elixir Class, Survive : Hewan aneh
Start from the beginning
![[1] Elixir Class : Survive ❪ ✔️ ❫](https://img.wattpad.com/cover/328658256-64-k111172.jpg)