45. Insiden__

Depuis le début
                                    

Namun tetap mendapat penolakan dari Aletta, gadis itu mengulurkan satu tangannya "B-oleh aku peluk abang?" tanya Aletta yang langsung mendapat pelukan hangat dari Rigel, pelukan yang selama ini dia impikan.

"Mulai sekarang abang janji akan menuruti semua permintaan kamu, semua yang kamu inginkan dek" ujar Rigel mengeratkan pelukannya pada Aletta.

"Janji" sahut Aletta lirih, suaranya teredam akibat pelukan Rigel.

"Abang berjanji" jawab Rigel sembari mencium kepala Aletta.

"Aku sayang abang" ucap Aletta semakin lirih.

"Abang lebih menyayangimu" ucap Rigel, lalu tak lama merasakan tubuh Aletta memberat dipelukannya. Rigel lantas mengurai pelukannya lalu melihat sang adik yang ternyata sudah tak sadarkan diri.

"Aletta bangun, dek!!!" Panik Rigel lalu mengangkat Aletta kedalam mobilnya, mendudukkan sang adik disamping kursi kemudi.

Satu kali percobaan mobil itu tak kunjung menyala begitu pun percobaan kesekian kalinya.

"Bangsat, nyalah bodoh nyala!!!!" marah Rigel namun mobil tersebut tampaknya sudah benar-benar rusak.

"Shittt" umpatnya lalu mengangkat tubuh Aletta keluar mobil, berlari mencari kendaraan yang bisa ia tumpangi untuk membawa mereka kerumah sakit.

"Tahan yah dek, abang lagi cari tumpangan buat kita kerumah sakit" lirih Rigel disela larinya, sesekali mencium kening Aletta.

Menengok kanan dan kiri tak ada kendaraan yang melintas mengingat jalur ini memang jarang dilalui oleh kendaraan. Rigel meggeram, lalu berlari menyusuri jalanan yang sunyi itu. Rasa takut dan khawatir memenuhi rongga dadanya, takut jika terjadi sesuatu pada Aletta.

"Tuhan gue tau gue orang kejam dan penuh dosa, tapi pliss jangan seperti ini, adik gue butuh pertolongan" batin Rigel memohon.

Dan seakan ada harapan kecil, sebuah sorot lampu kendaranaan tampak dari ujung jalan. Rigel menoleh dan merasa sedikit lega. Dengan cepat, pria itu berdiri ditengah-tengah jalan guna menghentikan mobil tersebut.

Citttt

Suara decitan ban dan aspal terdengar, mobil hitam tersebut terhenti tiba-tiba karna aksi Rogel yang kurang waras itu.

"Woi kamu mau mati hah" teriak si pengendara menuruni mobilnya, menatap Rigel dengan tajam.

"Pak saya mohon bantu saya kerumah sakit, adik saya butuh pertolongan" ucap Rigel memohon.

Pengendaran tersebut langsung menatap kearah Aletta yang berada di gendongan Rigel. Matanya membola saat melihat keadaan gadis itu sudah sangat parah.

"Yasudah cepat kalian masuk kemobil saya!!" titahnya yang langsung diturut oleh Rigel.

Setelah masuk, Rigel lalu memposisikan kepala Aletta di pangkuannya, mengusap rambut lembut sang adik yang sudah bercampur darah. Ditatapnya wajah cantik itu dengan lekat, membuat air mata Rigel lagi-lagi tak bisa dibendung.

Cup

"Bertahan dek, abang mohon hikss" isaknya lalu mendekap kepala Aletta dipelukannya.

"Pak cepat, adik saya butuh pertolongan" ucap Rigel semakin khawatir.

"Iyya, ini saya sudah cepat"

🌻🌻🌻

Sedangkan disalah satu cafe terbesar, seorang pria paruh baya dengan stelan jas fotmalnya tampak duduk diruang VIP, sesekali melihat jam mahal yang melingkar dipergelangan tangannya. Ia menoleh pada sang asisten yang berdiri disampungnya.

SKALETTA [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant