Elixir Class, Survive : Siapa dia?

Start from the beginning
                                        

"Sisanya mati karena ditusuk atau dipukul benda tajam."

Mereka semua meringis ngeri mendengar nya, benar-benar sadis!

"Revano .. dada lo bakal ditusuk gergaji kalo lo buka pintu itu." kata Haikal.

Revano reflek mundur beberapa langkah, ia tak bisa membayangkan jika ia membuka pintu perpustakaan ini.

"Gimana kalo sosok itu masuk lewat jendela?" bisik  Getsy.

"Jendela perpus semua kehalang sama Rak." jawab Lianz juga ikut berbisik.

"Bayangan nya masing ada!" bisik Altharel, ia mengintip dari sela-sela bawah pintu.

"Gak ada yang bisa kita lakuin, kita tunggu aja." ucap Lianz.

"Gue belum siap mati."

Tak ada yang menyahut lagi, lagi pula siapa yang mau mati?

Selama delapan menit, mereka menunggu ketukan itu, namun tak kunjung lagi terdengar. Bayangan di bawah pintu juga sudah tidak ada, atau mungkin sosok itu telah pergi?

"Sumpah dah, jantung gue masih deg-degan parah ini." kata Arka.

"Iya, masa kita mati terus kepala kita diputusin?" sahut Deano.

"Udah kayak hubungan aja." celetuk Prevan.

Lihat, bahkan disituasi seperti ini, Prevan masih sempet-sempetnya melucu?

Bohong kalo mereka semua tidak waspada, situasi sekarang mencengkam, hawa dingin mulai menyelimuti kulit mereka.

Gelap, penerangan di gedung ini sangat minim. Hanya ada senter yang diberikan Reihan tadi yang menjadi tumpuan pencahayaan mereka sekarang.

"Ketukan nya udah gak ada, kayaknya dia udah pergi." ucap Syakara pelan.

"Kita boleh istirahat sebentar gak? aku ngantuk berat." itu suara Shaza, wajahnya sangat terlihat lelah.

"Iya nih, gue juga udah cape." timpal Mia.

"Sorry nih, apa cuman gue yang belum cape? kalian jadi cewe kok lemah banget." ceplos Sonie dengan mimik angkuh, perkataannya barusan berhasil membuat Ryula jengkel.

"Iya, cuman lo doang! Awas lo ya tidur."

"Ya elah, pick me nya nambah satu." batin Mora.

"Ryu .." panggil Lianz, ia menarik Ryula sedikit menjauh dari Sonie.

"Sebel gue, tuh orang ngeselin banget." jawab Ryula, ia merotasikan bole matanya lalu dibalas senyuman oleh Lianz.

"Lo gak tidur, Ryu?" tanya Lianz.

Ryula menggeleng, "Gue gak bisa tidur di situasi kayak gini, kalo lo?

Jawaban Ryula membuat Lianz menghela nafas panjang, sepertinya ia akan mengurungkan niatnya untuk tidur.

"Gue juga sama, yaa walaupun ngantuk sih .. tapi gue takut ada sesuatu yang terjadi."

Ryula mengangguk, "Tapi ya Li, setelah dipikir-pikir ini gak masuk akal kan? dari awal Miss Tuti nge chat kita aja itu udah aneh."

"Betul, kita baru aja kelas sepuluh yang selesai MPLS delapan bulan yang lalu. Masa udah dikasih kelas tambahan buat masuk ke Universitas sih? kecuali kita udah kelas sebelas atau dua belas." jawab Lianz.

"Ini mah beneran kita dijebak."

Kini Lianz yang mengangguk.

"Oyaa, lo tadi bilang ngantuk kan? gapapa," Ryula melepas tasnya untuk dijadikan bantalan tidur temannya itu, "Lo tidur aja, gue yang bakal jaga lo, gue janji."

[1]  Elixir Class : Survive  ❪ ✔️ ❫Where stories live. Discover now