BAB 31# BERTEMU IBU.

12 0 0
                                    

"Baik nona, saya akan coba lakukan yang terbaik."

"Pak, tolong di percepat yah." Harapnya lagi.

Pengacara itu mematikan ponselnya, dan Riana sendiri menatap cermin tempat cuci tangan. Ia terus berharap semoga pengacara itu bisa membantunya, karena sebentar lagi ia dan Vano akan menikah. Ia tidak mau sampai pernikahannya dengan Vano di persulit, terlebih lagi ia harus sembunyikan status latar belakang masa lalunya dulu, dan hidup bahagia bersama Vano dan keluarganya.

Tok! Tok! Tok!

"Riana, apa kau sudah selesai?" panggil Vano dari luar.

Vanya cepat-cepat memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, dan bergegas keluar. "Oh, maaf sudah menunggumu Van," ucapnya merasa bersalah.

"Oh, tidak apa-apa Riana. Lagian acaranya juga sudah habis. Ayo, aku antar kau kesupermarket!"

*
*
*

"Ibu, kau ingin masak apa hari ini?" tanya Lukky mendorong kereta belanjaan.

"Hmm ... Ibu kayaknya mau masak sapi lada hitam." Puspa memilih bawang bombai merah.

"Buat yang enak yah, Bu!" Senyum Lukky membantu ibunya memilih bumbu dapur sebagai masakan nanti.

Di tempat yang sama, Vano dan Riana mengambil beberapa ayam potong yang sudah di kemas di dalam Frozen.

Vano mengambilkan ayam itu untuk di masukkan kedalam kerajaan belanja. "Aku juga sudah lama enggak makan ayam. Pembantu di rumah sering selalu memasak daging dan ikan setiap harinya."

Riana membantu Vano mendorong keretanya. "Kok, begitu?"

Vano mengusap tengkuk lehernya. "Entahlah, yang belanja kan, mereka. Aku dan keluargaku yang lain hanya bisa makan saja."

Riana tersenyum mendengarnya.

"Riana ..."

Riana menaikkan kepalanya yang menunduk, sambil memilih tomat merah dan juga terlihat masih segar. "Ada apa?"

Vano malu-malu ungkapkan. "Kalau kita sudah menikah, kau mau kan, masakkin aku setiap harinya?" Cengir Vano sampai gigi rapinya terlihat.

"Tentu saja, itu kan harus." Riana memang ingin menunjukkan bahwa ia harus menjadi istri yang tunduk dan taat suami. Yah, walaupun dia sendiri masih belum menyukai Vano, setidak ia harus berusaha. Pikir Riana.

"Duh, aku sepertinya ketinggalan dompet di mobil Riana, kau tinggal sini dulu yah! Nanti aku yang bayarkan semua belanjaanmu," teriak Vano sambil berlari menuju parkiran.

Riana hanya menggeleng kepala melihat tingkah lucu Vano yang dulunya selalu bersikap dingin padanya di kampus, dan ternyata aslinya ia adalah pria supel riang dan ramah. Vano selalu saja membuatnya tertawa dan banyak bertanya padanya.

Riana yang masih memilih tomat, tiba-tiba sangat terkejut melihat ibunya tepat di hadapannya memilih tomat. Bahkan tomat yang berada di tangan Riana sampai jatuh bergelinding di lantai.

Puspa yang tadinya mencari keberadaan Lukky langsung melihat Riana ada di hadapannya, dan berkata, "Riana ..."

Riana langsung berlari untuk pergi dari sana.

Love Is Killing Me ✓Where stories live. Discover now