Elixir Class, Survive : Lose 4

Começar do início
                                        

DUG DUG

"Keras banget gila," keluh Erik.

"Rik, coba pukul pake kayu itu." kata Reihan, Erik segera melakukan nya.

DUG DUG

"Nah, udah bolong dikit nih."

"Ck, kurang besar. Tubuh kita gak bakal bisa masuk kedalam sana, coba lebih gede. Gue capek nih nahan terus."

PRAAANG

Tiba-tiba kaca disamping pintu pecah, salah satu jari dari tangan raksasa itu yang memecahkan nya.

Kuku nya yang sangat panjang itu mulai menelisik ke seluruh ruangan, untung saja belum bisa menjangkau Erik yang berada di pojok kanan.

Reihan dan Erik menahan nafas nya, detak jantungnya lima kali lebih cepat.

Jari itu kembali tertarik keluar, lima belas detik lagi tangan raksasa itu akan kembali, mungkin akan memecahkan seluruh jendela di kelas ini.

"Han, udah jebol nih, ayoo kita naik." titah Erik.

"Duluan aja, sepuluh detik lagi tangan item itu bakal balik kesini, gak ada waktu buat naik sama-sama ternyata," ucap Reihan, pasrah.

"Maksud lo? gue keatas sana, terus pergi ke perpus ninggalin lo disini?" Erik meninggikan intonasi suaranya, berjalan ke arah Reihan yang masih setia menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk menahan pintu.

"Iya, lebih baik mati satu dari pada dua kan?"

"Gak, gila lo ya?! gue gak bakal ninggalin lo disini, gue juga udah janji ke mereka semua kita bakal nyusul kesana, kita! berarti lo dan gue," telunjuk Erik mengarah persis ke depan wajah Reihan.

"Bukan gue doang sendiri." lanjutnya protes sekaligus penuh penekanan.

BUGH .. BUGH

Tangan raksasa itu kembali, kali ini berusaha mendobrak pintu lebih kuat lagi.

"Denger gue Erik Rasyid! lo lebih dibutuhin disana, sesekali lo harus egois atau kita berdua yang sama-sama mati disini!" jawab Reihan sedikit berteriak.

"Tapi lo sendiri yang bilang ke gue kalo lo takut mati, Han." Erik masih kukuh meyakinkan Reihan untuk ikut dengannya.

"Tapi sekarang beda! setidaknya gue mati dengan cara yang terhormat," ucap Reihan gemetar, matanya sudah memanas.

Bohong kalau dia tidak takut akan kematian, jelas-jelas ia melihat sendiri bagaimana kedua temannya, Zaki dan Galan mati mengenaskan karena tangan raksasa hitam itu.

Sementara, Erik masih terlihat menimang-nimang keputusan apa yang akan ia ambil.

"CEPET ERIK! GUE UDAH GAK KUAT LAGI NAHAN NYA." teriak Reihan ketika tangan raksasa itu mendobrak lebih kencang dari sebelumnya.

Akhirnya dengan berat hati, Erik mengikuti perintah temannya itu. Ia segera menaiki susunan kursi dan meja yang telah ia susun tadi untuk segera naik keatas loteng.

BUGH .. PRAAAANG

Erik memejamkan matanya kuat-kuat, tanpa menoleh lagi kearah bawah, ia berusaha secepat mungkin merangkak menyusuri loteng menuju perpustakaan.

Tak lama dari itu, suara erangan terdengar kencang, suara itu sungguh menyakitkan bagi siapa saja yang mendengar.

Suara erangan yang sudah dipastikan adalah suara teriakan Reihan.

Erik menitihkan air matanya, "Maaf, maafin gue .."

"Kematian lo bakal jadi penyesalan yang gue bawa."

Sayangnya, saat Erik memutuskan untuk menjadi superhero bagi teman-teman nya karena menjadikan dirinya sebagai pancingan, ia malah membawa Reihan ikut bersamanya.

Dan hari ini, adalah pertama kali nya ia sebagai ketua OSIS tidak bisa memegang amanah.

Dan hari ini, adalah pertama kali nya ia sebagai ketua OSIS tidak bisa memegang amanah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


TO BE CONTINUED . .

[1]  Elixir Class : Survive  ❪ ✔️ ❫Onde histórias criam vida. Descubra agora