Sup Daging

6 3 0
                                    

Hey, hey. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen!

-Selamat Membaca-
Salam ceria dari Matcha
(◍•ᴗ•◍)❤






Waktu terus berputar, entah benar-benar berjalan sesuai rencana atau tidak, tidak ada yang tahu. Seperti hari ini. Hari yang telah berganti tahun. Terakhir kali beberapa jam yang lalu menyambutnya dengan pesta. Beberapa kembang api, mercon dinyalakan hingga menghiasi langit malam bersama bintang. Suka cita bersama berkumpul bersama keluarga, teman, atau saudara. Menikmati hidangan yang ada, meski terasa hambar rasanya.

Pagi ini, hanya Deka yang terbangun. Ia melirik jam dinding di ruang tengah yang menunjukkan pukul 08.43. Sebenarnya masih mengantuk, ia baru saja tidur jam 3, kemudian bangun untuk shalat subuh dan setelahnya tidur lagi. Sekarang bangun lagi.

Deka beranjak dari sofa yang ia singgahi, kemudian berjalan ke arah dapur untuk meneguk air bening. Dahaganya yang membuatnya melangkah menganbil air di kulkas. Dapur terasa sepi, biasanya ada Clara atau Devi yang sibuk bergulat dengan panci atau wajan. Namun sekarang, dapur ini kosong tak berpenghuni. Hanya ada Deka. Mungkin yang lain belum bangun.

Setelah dirasa hausnya berkurang, Deka segera naik ke lantai dua. Melihat keadaan teman-teman dan kekasihnya. Memang Deka sendiri yang tidur di luar, tidak tidur di dalam kamarnya karena ada Arisha.

Deka membuka pintu bertuliskan "Hey" dengan gambar lumba-lumba warna biru dan fotonya di sana. Pintu berwarna coklat tua itu terbuka, lalu Deka semakin membukanya agar melebar. Deka melenggang masuk tanpa permisi, lalu berjalan ke kasur, tepat di mana Arisha yang masih terpejam di bawah selimutnya.

Cowok itu menempelkan punggung tangannya ke dahi Arisha. Panasnya turun, tapi masih hangat. Deka tidak berniat membangunkan, apalagi mengganggunya. Hanya menghembuskan napas panjang.

"Cepat sembuh, ya, Na. Kamu harus sehat, jangan sakit ..." Begitu gumamnya.

Tidak ada balasan atau respon dalam bentuk apapun. Sebab, gadis yang tengah berbaring itu masih terlelap. Badannya lemas dan hangat.

Deka kembali ke luar, menutup pintu kamarnya rapat-rapat. Saat ingin menuruni tangga, ada sebuah tangan yang bertengger di bahunya. Hal itu membuatnya terkejut, ia sempat berpikir jika ada hantu pagi yang menyapanya. Akan tetapi, itu adalah Fathir yang baru saja bangun.

"Kamu ini, ngagetin orang aja, untung ga jantungan!" tutur Deka, melanjutkan langkah kakinya. Sedangkan Fathir hanya nyengir tanpa rasa berdosa.

"Ka, laper ..." cicitnya sambil berbisik di samping Deka.

"Iya, sabar, ini mau masak," balas Deka sembari mengambil daging di kulkas.

Semalam saat Arisha tidur, ia sempat ke minimarket dan kebetulan bertemu Fathir dan Gallen yang hendak pulang. Lalu, Deka mengatakan bahwa ia ingin membeli daging dan sayuran, atau lauk apapun untuk besok.

Daging sapi yang masih terlihat segar itu direndam di air. Sambil menunggu agar daging tidak keras, Deka menyiapkan bahan lainnya, seperti bumbu, sayuran, dll. Terbesit di pikirannya untuk membuat sop daging, sepertinya enak. Apalagi untuk Arisha yang sedang sakit.

"Thir, masak sop daging aja, ya?" tanyanya meminta persetujuan. Padahal tidak perlu bertanya pun semuanya setuju, asal yang masak Deka pasti enak.

Power Actuator (Deka) | Segera Terbit ✔️Where stories live. Discover now