Pilu

98 52 24
                                    

Hallo, sebelumnya terima kasih karena mau mampir dan membaca cerita saya. Saya harap, kalian juga mau untuk memberikan vote dan komentar.

Apabila ada kesalahan di penulisan saya, saya meminta maaf atas kesalahan tersebut. Sebenarnya sudah saya perbaiki, hanya saja ... Saya memperbaiki di aplikasi Ms Word, bukan di Wattpad. Karena jika saya perbaiki di Wattpad, komentarnya akan hilang.

Terima kasih atas perhatiannya.
Selamat membaca (◠‿・)












Tepat hari ini, dua hari sebelum Deka berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Berbagai persiapan telah ia siapkan. Tidak lupa juga ia membawa beras dari rumah, katanya sih, "biar di sana ga banyak beli makanan, biar hemat masak sendiri. Lagian hidup sendiri, pasti hemat lah."

Temannya Deka sudah berada di teras rumah, menunggu Deka keluar. Mereka sengaja datang untuk berkumpul sebelum Deka benar-benar pergi ke Jakarta, dalam waktu dekat ini. Meski mereka masih bisa bertemu melalui media sosial, tentu rasanya akan jauh berbeda bila berkomunikasi secara langsung. Bercanda, belajar bersama, maupun hanya berkumpul dan saling diam.

"Ah, Deka lama banget. Kayak cewek kalau mandi, padahal dia cowok," gumam Kalil yang sudah merebahkan dirinya di atas tikar.

"Kayak kamu gak aja, Lil," balas Gallen ikut merebahkan dirinya di samping Kalil.

"Ikutan ah, rebahan enak," ujar Fathir, lalu menyusul kedua temannya untuk tiduran di atas tikar.

Hanya 3 orang saja yang rebahan. Tapi selembar tikar bergambar karakter kartun terkenal, yakni Hello Kitty itu sudah penuh. Padahal posisi Gallen miring ke kiri, berhadapan dengan lincakbangku panjang dari kayu/bambu.

"Yang cewek gak usah ikut rebahan ya. Walaupun aku tahu, kalian hobinya suka rebahan. Tapi, tikarnya ga muat. Silakan kalau mau rebahan, itu rumput dekat pohon mangga masih luas," celetuk Kalil dengan tangannya yang ia gunakan untuk bantalan.

"Dih, sok tahu kamu!" Sinis Clara melirik Kalil yang diam-diam menertawakannya.

"Emang bener kok, kalau di chat aja pasti bilangnya lagi rebahan. Bener apa betul?" Goda Kalil. Ia tahu karena setiap ia mengirim pesan pada Clara, pasti jawabannya tidak jauh dari kata "mager, malas, lagi rebahan."

"Oh, jadi, si Kalil suka chattan sama si Clara nih yaa..." Fathir duduk, ia tersenyum jahil ke arah Kalil dan Clara.

"Dih, emang Kalilnya aja yang ngirim pesan ga jelas dan ga penting!" Tangkis Clara, ia duduk di salah satu kursi yang ada di teras. Tidak jauh dari tikar yang masih ditempati oleh Fathir, Gallen, dan Kalil.

Power Actuator (Deka) | Segera Terbit ✔️Where stories live. Discover now