Cepat Sembuh

7 3 0
                                    

Piw, piw. Up lagii!!

Kalau ada yang salah, mohon diingatkan, ya!

-Selamat Membaca-
Salam ceria dari Matcha
(◍•ᴗ•◍)❤




Kumpulan bintang turut meramaikan tahun baru, tidak lupa sang rembulan yang mencolok di tengahnya. Lampu-lampu dihias sedemikian rupa, dijajarkan sampai tampak menarik dilihatnya.

Malam ini malam tahun baru. Deka dan teman-temannya ingin merayakan bersama. Beberapa dari mereka ada yang membawa pasangannya, termasuk Deka. Sedangkan yang lain memojok dan bersenda gurau bersama.

"Deka, minta tolong ambilkan kecap, dong!" pinta Kalil di ujung bangku panjang.

Deka yang asik mengupas kentang bersama Arisha merasa sedikit tergganggu, padahal ia sedang mendengarkan cerita Arisha. Tapi, mau tak mau Deka menurutinya karena cowok itu melihat bahwa Kalil benar-benar sedang kesulitan. Tangan Kalil nampak kotor karena terkena arang pembakaran yang tidak sengaja ia sentuh.

Sebenarnya Deka ingin tertawa, tapi takutnya jika Kalil akan meninggalkan itu dan memilih untuk mengerjakan yang lain. Kan, jadi agak repot.

"Nih!" ucap Deka menyerahkan sebotol kecap pada Kalil.

"Minta tolong, dituangkan juga ke jagungnya," pinta Kalil lagi.

"Jagung bakar pakai kecap?" tanya Deka.

Cowok itu heran. Dia belum pernah melihat ada orang membakar jagung dengan kecap. Hanya margarin atau saos.

"Buat aku sendiri, bukan buat kamu atau yang lain. Kalau mau, ya, bakar sendiri!" balas Kalil santai. Ia membolak-balik jagungnya.

Deka menurut lagi, mulai menuangkan kecap ke jagung yang sedang dibakar oleh Kalil. Jagung itu belum matang karena Kalil baru saja mengupasnya. Tapi, mengapa tangan Kalil kotor? Itu karena arang pembakaran yang tidak sengaja disentuh saat ia sedang membenarkan posisi pembakaran.

Beberapa saat Deka menunggu, mengabaikan Arisha yang mengupas kentang sendirian. Hanya sebentar, tidak akan lama. Setelah jagung ini matang, ia akan membantu Arisha lagi.

Namun, Devi menghampiri Arisha, kemudian bertanya. "Kok, sendirian, Sha. Deka ke mana? Perasaan tadi di sini deh."

"Kak Deka? Itu lagi bantu Kak Kalil bakar jagung, tangannya kak Kalil hangus," jawab Arisha menunjuk punggung Deka yang membelakanginya.

"Hah, hangus? Kok bisa?" Devi mendelik. Panik setengah heran yang ia ekspresikan.

"Eh, maksudku tuh tangannya kotor semua karena arang. Bukan hangus beneran, kalau beneran hangus apa ga heboh itu kak Kalilnya," ucap Arisha memperbaiki perkataannya tadi, takut salah paham.

Devi hanya membulatkan bibirnya sembari mengangguk paham. Sudah biasa kalau seperti itu. Jangan ditanya lagi. Petingkah kalau kata Clara.

Ngomong-ngomong soal Clara, gadis itu sedang menata makanan dan minuman di atas tikar. Acara malam tahun baruan ini digelar di tikar, di halaman rumah Gallen. Memang, Gallen sendiri yang mempersilakan dan mengusulkan. Jadi, semuanya pun sepakat.

Gallen dan Fathir sendiri menghilang entah ke mana. Tadi, sih, katanya pamit mau beli jajanan di supermarket. Tapi, lamanya seperti menunggu seseorang yang akan menjemput, lalu membatalkan jemputannya.

Power Actuator (Deka) | Segera Terbit ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ