Dia, Nana

39 9 17
                                    

Hallo, sebelumnya terima kasih karena mau mampir dan membaca cerita saya. Saya harap, kalian juga mau untuk memberikan vote dan komentar.

Apabila ada kesalahan di penulisan saya, saya meminta maaf atas kesalahan tersebut. Sebenarnya sudah saya perbaiki, hanya saja ... Saya memperbaiki di aplikasi Ms Word, bukan di Wattpad. Karena jika saya perbaiki di Wattpad, komentarnya akan hilang.


Terima kasih atas perhatiannya.
Selamat membaca (◠‿・)









"Kisah ini akan dimulai, dari masa sekolah hingga ke masa depan. Masa dimana Deka akan menemukan sahabat sekaligus cinta sejatinya, yang akan selalu menemaninya hingga takdir memisahkan."

"She is your first love, right?"–Gallen.




part panjang, uhuyy. 3,5k kata. Votmennya, guys!


Pagi ini, Deka benar-benar pergi ke sekolah dengan menggunakan seragam yang terbilang cukup rapi. Jam masih menunjukkan pukul 05.57 PM. Tapi Deka sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Sementara di ruang kamar 152. Gallen dan Kalil terlihat masih sibuk berdebat hanya karena suatu hal yang sepele. Mereka meributkan kaos kaki yang hilang sebelah. Gallen berpendapat bahwa kaos kaki yang hilang itu miliknya, sama dengan Kalil yang mengungkapkan bahwa kaos kakinya yang hilang.

Fathir yang mendengar keributan di pagi hari itu, hanya bisa diam menyaksikan sembari memijat pelipisnya. Ia cukup pusing juga selama tinggal bersama Gallen dan Kalil yang terlihat jarang sekali akurnya.

"YANG HILANG TU PUNYAKU! BUKAN PUNYAMU!" Kalil memekik, masih mengelak bahwa kaos kakinya lah yang hilang. Bukan kaos kaki milik Gallen.

"PUNYAKU YANG HILANG. LIHAT INI! MASA KAOS KAKIKU HANYA TERSISA SEBELAH KANAN DOANG!" balas Gallen masih dengan suaranya yang keras.

"KAOS KAKIKU PULA HILANG SEBELAH, INI YANG SEBELAH KIRI. MANA SEBELAH KANANNYA!!"

"YA, MANA AKU TAHU. KAMU MELETAKKANNYA DI MANA?! ARGHH!" Gallen mengerang. Ia meremas rambut kepalanya. Padahal rambutnya sudah rapi.

"STOP! SALAH SATU NGALAH!" Fathir menyela, menghentikan perdebatan antara Gallen dan Kalil yang tidak kunjung selesai dari pagi.

Gallen dan Kalil yang masih ribut, hendak baku hantam dan masih membawa satu kaos kakinya di tangan. Mereka segera menoleh ke Fathir yang beranjak menghampiri mereka.

"Punyamu hilang sebelah kiri?" tanyanya pada Gallen. Gallen mengangguk.

"Dan punyamu hilang sebelah kanan?" Fathir beralih ke Kalil. Kalil juga mengangguk.

Power Actuator (Deka) | Segera Terbit ✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя