-T: malam tangis.

54 6 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya bestie!

H A P P Y  R E A D I N G!!

︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽︽

Sambil mengusak rambutnya, seorang pemuda berjalan ke arah dapur, pemuda itu berusaha membuka kedua matanya yang masih menyipit tatkala ia baru saja bangun tidur.

Rasa kering yang melanda tenggorokannya membuat peran penting segelas air putih penghilang dahaga yang begitu menyerangnya.

“Oh, Sejeong? kenapa kau baru pulang? Bukannya tak ada kelas malam?” tanya Taehyung heran.

Sejeong memandang tajam ke arah Taehyung sebelum menampar kakak kandungnya tersebut, sambil menahan kesal ia berjalan menuju kamar sang kakak mencari sebuah benda yang ia inginkan.

“Hei, ada apa denganmu?” tanya Taehyung yang baru tersadar akan tamparan tiba-tiba dari adiknya. Kini pria bermarga Kim itu menyusul kepergian Sejeong ke dalam kamarnya.

Tak menjawab, Sejeong melempar benda pipih milik Taehyung dengan keras membentur lantai, membuat sang empunya benda itu mengganga tak percaya.

PABBO! TAK BISAKAH KAU ADA DISAAT AKU MEMBUTUHKANMU?!” teriak Sejeong menggebu-gebu.

Taehyung mengusak rambutnya frustasi. “Setidaknya jelaskan dulu apa masalahmu, kenapa tiba-tiba kau datang marah-marah?” tanya Taehyung kesal.

“MATAMU SEPERTINYA BERFUNGSI TIDAK NORMAL, SHIB*L!!!!”

Sejeong berlalu pergi, dengan sengaja menubrukkan dirinya pada bahu Taehyung sebelum berlalu pergi meninggalkan kakaknya.

Pria bermarga Kim itu menatap binggung atas kepergian Sejeong. Sambil memungguti beberapa bagian handphonenya yang hampir tak berbentuk, Taehyung terus bersumpah serapah atas tindakan aneh adiknya.

“Semua perempuan sulit untuk di mengerti,” jelasnya terus menggerutu.

“Sayang, ayo makan, ramyeon kesukaanmu sudah eomma siapkan,” jelasnya tersenyum lembut dari ambang pintu kamar.

Eomma?” panggil Taehyung setelah menyelesaikan kegiatannya.

“Ya, Jin?”

Senyum Taehyung luntur detik itu juga. “Eomma, pergilah. Jangan lupa minum obatmu.”

“Tidak, eomma ingin melihatmu memakan makananmu, eomma bahagia melihatmu makan dengan lahap, Jin.” jelas Nyonya Kim tersenyum lebar.

Eomma? Kumohon, bisakah kau memberikan waktu untukku sendiri?”

Wanita itu mengangguk. “Baiklah, aku akan mengunjungi ruangan belajar Namjoon, anak itu selalu lupa jadwal makan.”

Taehyung tak menjawab memilih menatap langit-langit kamar menahan genangan air matanya yang siap tumpah. “Eomma, mereka sudah pergi. Mereka sudah pergi bersama kewarasanmu yang memudar.”

“Ah, sialan!” umpat Taehyung frustasi.  “Apa cuma aku dirumah ini yang masih waras?”

Tak lama suara pukulan terdengar. Taehyung memukul tembok kamarnya, memandang kesal ke arah dua kasur kosong milik hyungnya. “Sial, kepergian mereka malah menjadi neraka untukku!”

K I M Where stories live. Discover now